Karakteristik Pola Haid Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Authors

  • Nurul Hikmah Annisa STIKES YARSI Mataram
  • Zurriyatun Thoyibah STIKES YARSI Mataram
  • Haryani STIKES YARSI Mataram
  • Sri Hardiani STIKES YARSI Mataram

DOI:

https://doi.org/10.35473/ijm.v4i2.1096

Abstract

The IDHS shows a decrease in the percentage of unmet need for women aged 15-49 years who need family planning services, from 12.7% in 1991 to 8.5% in 2012. However, this percentage has not been able to reach the target of unmet need in the 2014 RPJMN of 6. 5%. According to the 2014 Indonesian Health Profile, the use of the IUD as a contraceptive device in Indonesia is still relatively low at 11.07% of all contraceptive use. Contraception is one method to reduce AKI. Data from the Indonesian Demographic Health Survey in 2012 shows that the trend in the use of contraceptives or the contraceptive prevalence rate (CPR) in Indonesia from 1991 to 2012 tends to increase, while the trend of the total fertility rate (TFR) tends to decrease. An Intrauterine Contraceptive Device (IUD) is a device made of a safe material (plastic which is sometimes wrapped in copper) and is inserted into the uterus by a trained midwife or doctor. Intrauterine contraception is a long-term contraceptive (10 years) and has a high effectiveness to space the birth of children. Intrauterine contraception (IUD) type CuT-380A is a long-term contraceptive that has a high effectiveness for spacing the births of children which has side effects such as heavier and longer menstrual bleeding patterns. The purpose of the study was to determine the characteristics of the menstrual pattern of mothers using intrauterine devices in the Lingkar Asri Housing, West Lombok in 2020. This study was a descriptive research design with a cross sectional survey approach. or data collection all at once. The population and sample in this study were mothers who used Cu-T 380A intrauterine devices after 3 months of use, which were recorded in the register book, amounting to 30 respondents. Sampling was done with a total sampling approach. The results showed that after 3 months of using contraceptives, 50% of respondents experienced heavy menstruation, 66.7% of respondents experienced bleeding for 1 week, 43.3% of respondents experienced spotting, 43.4% of respondents experienced blood such as spotting. . Based on these results, it can be concluded that there are side effects that often occur in the use of copper-type intrauterine devices such as menstrual patterns in the form of a large number of menstruation and using 2-4 sanitary napkins / day, the duration of the blood for 1 week, the color of the blood is red, and the shape of the blood is red. blood such as spots or spots. Suggestions for health workers, must explain to prospective contraceptive acceptors that there are side effects from using intrauterine contraceptives related to menstrual patterns.

 

Abstrak

SDKI menunjukkan adanya penurunan persentase unmet need pada wanita usia 15-49 tahun yang membutuhkan pelayanan KB, yaitu 12,7% pada 1991 menjadi 8,5% pada 2012. Walaupun demikian persentase ini belum dapat mencapai target unmet need pada RPJMN 2014 sebesar 6,5%. Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014, penggunaan IUD sebagai alat kontrasepsi di Indonesia relatif masih sangat rendah yakni 11,07% dari seluruh pemakaian alat kontrasepsi.  Kontrasepsi merupakan salah satu metode untuk menurunkan AKI. Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012 menunjukkan tren prevalensi penggunaan kontrasepsi atau contraceptive prevalence rate (CPR) di Indonesia tahun 1991-2012 cenderung meningkat, sementara tren angka fertilitas total atau total fertility rate (TFR) cenderung menurun. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim  (AKDR) adalah suatu alat yang terbuat dari bahan yang aman (plastik yang kadang dililit oleh tembaga) dan dimasukkan kedalam rahim oleh bidan atau dokter yang terlatih. Alat kontrasepsi dalam rahim merupakan alat kontrasepsi jangka panjang (10 tahun) dan memiliki evektifitas tinggi untuk menjarangkan kelahiran anak. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) jenis CuT-380A merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang memiliki efektifitas tinggi untuk menjarangkan kelahiran anak yang memiliki efek samping seperti pola perdarahan menstruasi lebih banyak dan lebih lama. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim di Perumahan Lingkar Asri Lombok Barat Tahun 2020.  Penelitian ini merupakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan survey cross sectional bertujuan untuk mengetahuai karakteristik pola haid ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah ibu pengguna alat kontrasepsi dalam rahim jenis Cu-T 380A setelah 3 bulan pemakaian yang tercatat dalam buku register berjumlah 30 responden. Pengumpulan sampel dilakukan dengan pendekatan  total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah 3 bulan pemakaian alat konrasepsi 50% responden mengalami haid menjadi banyak, 66,7% responden mengalami perdarahan selama 1 minggu, 43,3% responden mengalami bercak / spotting, 43,4% responden mengalami darah seperti bercak / spotting. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada efek samping yang sering terjadi pada pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim jenis tembaga seperti pola haid berupa jumlah haid menjadi banyak dan menggunakan 2-4 pembalut / hari, lamanya darah terjadi selama 1 minggu, warna darah merah, dan bentuk darah seperti bercak atau spotting. Saran bagi petugas kesehatan, harus menjelaskan kepada calon aseptor kontrasepsi bahwa ada efek samping dari pemakaian kontrasepsi dalam rahim terkait dengan pola haid.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arum, D., & Sujiyatini. (2009). Panduan Lengkap Pelayanan KB terkini. Jogjakarta. Mitra Medika.

BKKBN. (2010). Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Kontrasepsi dan Pengendalian Lapangan KB Nasiona Sumatera Utara. Medan. BKKBN

BPS. (2016). Persentase Penduduk Miskin Maret 2016. Available at: http://www.bps.go.id/brs/view/id/1229.

.

Eroǧlu K, Akkuzu G, Vural G, Dilbaz B, Akin A, Taskin L, Haberal A. (2006). Comparison of Efficacy and Complications of IUD insertion in Immediate

Postplacental, Early Postpartum Period with Interval Period: 1 Year Follow-up. Contraception; 74(5): 376–381

Everett, S. (2007). Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta. EGC.

Glasier, A., & Gebble, A. (2005). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta. EGC.

Handayani, S. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta. Pustaka Rihama.

Hartanto, H. KB dan Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.(2004);Hal: 26-27;Hal:52-53.Hal:166171.Hal:206. Murdiyanti, Perbedaan Silkus Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di dusun Geneng Sentul Sidoagung Godean Sleman Yogyakarta. Dalam www.skripsistikes.wordpress.com diunduh tanggal 10 agustus 2013 pukul 11.35 WIB

Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.

Hubacher D, Cardenas C, Hernandez D, CM, Janowitz B. (2001).The costs and benefits of IUD follow-up visits in the Mexican Social Security Institute. International Family Planning Perspectives. Journal of Peer Reviewed Research.25(1):21.

Imbarwati. (2009). Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Penggunaan KB IUD pada Peserta KB Non IUD di Kelurahan Pedurungan Semarang, Skripsi, UNDIP

Manik, Murniati., Asnah, S., dan Asiah, N. (2008). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan. Program D-IV Bidan Pendidik FK USU.

Majid NK. (2013). Tentang kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) di desa Donoyudan kecamatan Kalijambe kabupaten Sragen [skripsi]. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Maryatun (2009). Analisis Faktor-Faktor Pada Ibu Yang berpengaruh Terhadap Pemakaian Metode Kontrasepsi IUD Di kabupaten Sukoharjo. Stikes Aisyiyah Surakarta

Primadi O, Hardhana B, Budijanto D, Sitohang V, Soenardi TA. (2013). Profil Kesehatan Indonesia 2012 P. Kementerian Kesehatan RI..

Ritonga, B. Perbedaan Siklus Menstruasi Antara Ibu yang Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD dengan Kontrasepsi Suntik di Desa Sabungan Sipa bangun Kecamatan Padangsimpuan Hutaim baru tahun 2008. Dalam akbid-sentral.ac.id diunduh tanggal 23 oktober 2013 pukul4:26.

Siswosudarmo R. (2011). Uji Coba IUD Pascasalin: Kemudahan dan Efek Samping.

Siswosudarmo R, Nugraha N, Kurniawan C, Erlina Y, Ikarumi D. (2015). Comparison of The Safety and Effectiveness of the CuT 380A IUD Inserted by The

New Inserter (R_Inserter) and Ring Forceps during Postpartum Period, Twelve Months Follow up a Randomized Clinical Trial. Universitas Gadjah Mada.

SDKI. (2013). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Sumarni (2009). Perbedaan siklus menstruasi antara ibu yang

menggunakan alat kontrasepsi IUD dengan kontrasepsi pil di Dusun Gergunung Gergunung Klaten Utara Klaten Jawa Tengah. Skripsi Stikes.

Varney, H., Kriebs, J., Gegor, C. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta. EGC

Downloads

Published

2021-09-30

How to Cite

Annisa, N. H., Thoyibah, Z., Haryani, & Hardiani, S. (2021). Karakteristik Pola Haid Ibu Pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Indonesian Journal of Midwifery (IJM), 4(2), 103–111. https://doi.org/10.35473/ijm.v4i2.1096