https://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/issue/feed Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product 2024-03-31T00:00:00+00:00 Melati Aprilliana Ramadhani melatiaprilliana@unw.ac.id Open Journal Systems <div class="body"> <div class="description"> <div style="border: 2px #444F71 solid; padding: 3px; background-color: #f0ffff; text-align: left;"> <ol> <li class="show">Nama Jurnal: Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product</li> <li class="show">Singkatan: IJPNP</li> <li class="show">Frekuensi: Maret &amp; September</li> <li class="show">ISSN: Print 2656-3215 | Online 2615-6903</li> <li class="show">Editor in Chief: Melati Apriliana Ramadhani</li> <li class="show">DOI: 10.35473/ijpnp</li> <li class="show">Akreditasi : Sinta 5</li> <li class="show">Penerbit: Universitas Ngudi Waluyo Program Studi Farmasi</li> </ol> </div> <p>Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product [P-ISSN 2656-3215 | E-ISSN 2615-6903 is aimed as promoting principled approach to research on pharmacy that covers a broad range of topics engaging a good relationship in theoretical and practical.</p> </div> </div> https://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/article/view/2964 Uji Stabilitas Fisik Formula Essence pada Sediaan Sheet Mask Ekstrak Kulit Buah Jeruk Purut (Citrus hystrix DC.) 2024-01-24T02:19:50+00:00 Prisci Permanasari prisci.permanasari@gmail.com Hernanda Ayu Maulida P hernandaayyu40@gmail.com <p><em>Kaffir lime peel (Citrus hystrix DC.) has been used in several cosmetic formulations because it has ingredients that are beneficial for skin health, such as antioxidants, anti-inflammatories, skin hydration, and brightening. Sheet masks are one of the most popular and widely used skin care products. This study aims to determine the optimal formula for kaffir lime peel extract essence in sheet masks product that meet the physical quality requirements. This research is a laboratory experiment using kaffir lime peel extract which is formulated in three different concentrations, 3%, 5%, and 7%. The formula was tested for stability using the cycling test method with observed parameters including organoleptic, homogeneity, pH and viscosity. Research shows that kaffir lime peel extract which is formulated in sheet mask preparations produces good homogeneity, does not change color, and pH before and after testing. The viscosity was not statistically difference in preparations before and after the cycling test, indicating that the two formulas are stable. </em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kulit jeruk purut (<em>Citrus hystrix</em> DC.) telah digunakan dalam beberapa formula sediaan kosmetik karena memiliki kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan kulit, seperti antioksidan, anti-inflamasi, hidratasi, dan pencerahan kulit. <em>Sheet mask</em> adalah salah satu produk perawatan kulit yang sedang populer dan banyak digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula optimal <em>essence</em> pada sediaan <em>sheet mask</em> ekstrak kulit jeruk purut yang memenuhi syarat mutu fisik. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan menggunakan ekstrak kulit jeruk purut yang diformulasikan dalam tiga konsentrasi yang berbeda yaitu 3%, 5%, dan 7%. Formula tersebut kemudian dilakukan pengujian stabilitas menggunakan metode <em>cycling test</em> dengan parameter pengamatan meliputi organoleptis, homogenitas, pH dan viskositas. Penelitian menunjukan bahwa ekstrak kulit jeruk purut yang diformulasikan dalam sediaan <em>sheet mask</em> menghasilkan sifat homogenitas yang baik, tidak terjadi perubahan warna, dan pH sebelum dan sesudah pengujian. Perbedaan tidak bermakna secara statistik pada pengujian viskositas sediaan sebelum dan sesudah <em>cycling test</em>, menunjukkan bahwa kedua formula tersebut dapat dinyatakan stabil.</p> 2024-04-02T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product https://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/article/view/2619 Aktivitas Antibakteri Buah Laban (Vitex pubescens V) yang Tumbuh di Dalam dan di Luar Kawasan Geothermal Ie Seum Aceh Besar terhadap Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis 2023-10-10T03:34:43+00:00 Rasidah rasidah@poltekkesaceh.ac.id Jeni Windiyasari rasidah@poltekkesaceh.ac.id Vonna Aulianshah rasidah@poltekkesaceh.ac.id Munira rasidah@poltekkesaceh.ac.id Noni Zakiah rasidah@poltekkesaceh.ac.id Rini Handayani rasidah@poltekkesaceh.ac.id <p><em>Acne can be caused by clogged skin pores causing red spots, inflammation and infection. Infections of the skin can be caused by the bacteria Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. One plant that has antibacterial potential is laban. Laban plants usually live freely scattered in terrestrial and hilly areas, one of which is in the Ie Seum area in Aceh Besar Regency which is a geothermal area in Aceh. The Ie Seum area has a higher soil pH and temperature compared to other areas (non-geothermal). This study was conducted to determine the difference in antibacterial activity between laban fruit extract (Vitex pubescens V) growing inside and outside the geothermal area of Ie Seum Aceh Besar in inhibiting the growth of Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis using disc diffusion method. Microbiological test results obtained the diameter of the inhibitory zone against Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis respectively geothermal laban fruit extract (14.33±1.21 mm and 12.66±1.69 mm) and laban fruit extract outside geothermal (14.83±1.69 mm and 11.41±2.28 mm) and chloramphenicol (19.66±1.88 mm and 22.00±2.50 mm). Anova test results are known to be very influential laban fruit extract (P = 0.000) on the growth of Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Duncan's further test results found that laban fruit extracts inside and outside the geothermal region had no real difference in inhibiting the growth of Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. The difference in growing place did not provide a difference in antibacterial activity from laban fruit extract (P&lt;0.005).</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Jerawat dapat disebabkan karena tersumbatnya pori-pori kulit sehingga menimbulkan bintik merah, peradangan dan infeksi. Infeksi pada kulit dapat disebabkan oleh bakteri <em>Propionibacterium acnes</em> dan <em>Staphylococcus</em> <em>epidermidis. </em>Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai antibakteri adalah laban. Tanaman laban biasanya hidup tersebar secara bebas di daerah teresterial dan perbukitan, salah satunya pada kawasan Ie Seum di Kabupaten Aceh Besar yang merupakan daerah geothermal di Aceh. Kawasan Ie Seum memiliki pH tanah dan suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya (non geothermal). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri antara ekstrak buah laban (<em>Vitex pubescens </em>V) yang tumbuh di dalam dan di luar kawasan geothermal Ie Seum Aceh Besar dalam menghambat pertumbuhan <em>Propionibacterium acnes </em>dan <em>Staphylococcus epidermidis </em>menggunakan metode difusi cakram<em>.</em> Hasil uji mikrobiologi diperoleh diameter zona hambat terhadap <em>Propionibacterium acnes</em> dan <em>Staphylococcus epidermidis </em>berturut-turut ekstrak buah laban geothermal (14,33±1,21 mm dan 12,66±1,69 mm); ekstrak buah laban di luar geothermal (14,83±1,69 mm dan 11,41±2,28 mm) serta kloramfenikol(19,66±1,88 mm dan 22,00±2,50 mm). Hasil uji Anova diketahui ekstrak buah laban sangat berpengaruh (P=0,000) terhadap pertumbuhan <em>Propionibacterium acnes </em>dan <em>Staphylococcus epidermidis</em>. Hasil uji lanjut Duncan diperoleh bahwa ekstrak buah laban di dalam dan di luar kawasan geothermal tidak memiliki perbedaan nyata dalam menghambat pertumbuhan <em>Propionibacterium acnes </em>dan<em> Staphylococcus epidermidis</em>. Perbedaan tempat tumbuh tidak memberikan perbedaan aktivitas antibakteri dari ekstrak buah laban (P&lt;0,005).</p> 2024-04-02T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product https://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/article/view/2655 Analisis Perbandingan Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Parameter Asam Lemak Bebas 2024-01-29T02:47:05+00:00 Nurul Jannah nurul@upy.ac.id Yuniar La Daiba yuniarladaiba@gmail.com <p><em>Palm cooking oil is a basic need for people in Indonesia. Heating the palm cooking oil for a long time can decreased the quality of the oil, one of them is free fatty acid parameter. This study aims to determine the free fatty acids in samples of new cooking oil and cooking oil after used. Analysis of oil quality was observed based on organoleptic and free fatty acid (FFA) parameters. The FFA value in cooking oil was carried out using the titration method, while organolepic was obtained by sensory observation. The samples were new cooking oil (A), cooking oil used twice ( B) and cooking oil used more than twice (C). The results showed that the free fatty acid value in sample A met the SNI standard (&lt; 0.3), namely 0.0799, while the free fatty acid value in samples B and C was higher than the SNI standard, namely 0.3062 and 0.3915. Statistical analysis showed that there was a significant difference in the free fatty acid values in sample A compared to samples B and C (p&lt;0.05). Based on this research, it can be concluded that repeated heating of cooking oil can increase the free fatty acid value significantly. </em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Minyak goreng menjadi kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia. Pemanasan minyak goreng dalam waktu lama dapat menyebabkan penurunan kualitas minyak, salah satunya di parameter asam lemak bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asam lemak bebas dalam sampel minyak goreng baru dan minyak goreng setelah digunakan. Analisis kualitas minyak diamati berdasarkan organoleptik dan parameter asam lemak bebas (ALB). Nilai ALB dalam minyak goreng dilakukan dengan metode titrasi, sedangkan organolepik diperoleh dengan pengamatan indera. Sampel berupa minyak goreng baru (sampel A), minyak goreng 2 kali pakai (sampel B) dan minyak goreng lebih dari 2 kali pakai (sampel C). Hasil penelitian menunjukan nilai asam lemak bebas pada sampel A memenuhi standar SNI (&lt; 0,3) yaitu 0,0799, sedangkan asam lemak bebas pada sampel B dan C lebih tinggi dari standar SNI, yaitu 0,3062 dan 0,3915. Analisis statistik menunjukan adanya perbedaan bermakna nilai asam lemak bebas pada sampel A dibandingkan dengan sampel B dan C (p&lt;0,05). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemanasan berulang pada minyak goreng dapat meningkatkan nilai asam lemak bebas secara signifikan.</p> 2024-04-02T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product https://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/article/view/2682 Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Antibiotik Cefoperazone dan Levofloxacin pada Penyakit Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit Islam Sultan Agung 2024-02-05T04:25:58+00:00 Timur Willi Wahyu willi_wahyu@yahoo.com Aoralia Serlin willi_wahyu@yahoo.com Pratiwi Agnes Febriyanti willi_wahyu@yahoo.com <p><em>An infectious condition called UTI occurs when there are more than 100,000 bacteriuria per milliliter of urine in a urine culture. The aim of this study was to assess the cost effectiveness of the antibiotics Levofloxacin and Cefoperazone at RSI Sultan Agung Semarang. Retrospective data collection was carried out from the Finance Department, Pharmacy Installation, and Patient Medical Records. The study was conducted in July and August 2023. Overall hospital medical costs were included in the cost statistics, which also included costs for prescription drugs, in-patient rooms, doctor visits and laboratory work. This research shows that the length of stay in hospital in general for UTI sufferers who use the antibiotic drug Levofloxacin is 1.6/day with a total cost of IDR 6,649,295 with an ACER value of IDR 985,831/day while the average hospitalization for UTI who use The antibiotic drug Cefoperazone is 2.00 days with a total cost of IDR 5,901,038 with an ACER value of IDR 949,694/day. Compared with the antibiotic levofloxacin, UTI treatment studies using Cefoperazone antibiotic therapy have proven to be more cost-effective.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kondisi menular yang disebut ISK terjadi ketika ada lebih banyak 100.000 bakteriuria per mililiter urin dalam kultur urin. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas biaya antibiotik <em>Levofloxacin</em> dan <em>Cefoperazone</em> di RSI Sultan Agung Semarang. Pengumpulan data secara retrospektif dilakukan dari Bagian Keuangan, Instalasi Farmasi, dan Rekam Medis Pasien. Penelitian dilakukan pada bulan Juli dan Agustus 2023. Keseluruhan biaya pengobatan rumah sakit dimasukkan dalam statistik biaya, yang juga mencakup biaya obat resep, kamar rawat inap, kunjungan dokter, dan pekerjaan laboratorium. Penelitian ini menunjukkan durasi lamanya tinggal di rumah sakit pada umumnya bagi penderita ISK yang menggunakan obat antibiotik <em>Levofloxacin</em> yaitu 1,6/hari total biaya Rp6.649.295 dengan nilai ACER Rp985.831/hari sedangkan rata-rata rawat inap pada ISK yang menggunakan obat antibiotik <em>Cefoperazone</em> adalah 2,00 hari total biaya Rp5.901.038 dengan nilai ACER Rp949.694/hari. Dibandingkan dengan antibiotik <em>Levofloxacin</em>, penelitian pengobatan ISK menggunakan terapi antibiotik <em>Cefoperazone</em> terbukti lebih hemat biaya.</p> 2024-04-02T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product https://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/article/view/2997 Efektivitas Antibakteri Kurkumin dan Asam Tanat terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli in vitro 2024-02-06T03:07:27+00:00 Sardjiman djiman@gmail.com Rolando Rahardjoputro rolan.farmasi@gmail.com Joko Santoso tosjo@gmail.com Ernawati nanaer@gmail.com Nova Rahma Widyaningrum ningning@gmail.com <p><em>Some bioactive</em><em> compounds</em> <em>were</em><em> isolated</em> <em>and identified</em><em> from medicinal </em><em>herbs</em><em>. Some </em><em>of bioactive compounds </em><em>have been used for both health and science. Curcumin and tannic acid are active compounds </em><em>with</em><em> antibacterial activity against S</em><em>.</em><em> aureus and E</em><em>. </em><em>coli. This research aims to determine the antibacterial effectiveness of curcumin and tannic acid against S</em><em>.</em><em> aureus and E</em><em>.</em><em> coli in vitro. This research is quantitative research with experimental research methods. The antibacterial sensitivity test was carried out in vitro using the Kirby-Bauer disc method. The positive control is the antibiotic ciprofloxacin 50 μg/ml, and the negative control is the DMSO </em><em>1% </em><em>solution. Data analysis used</em><em> Kruskal-Wallis Test</em><em>. The research showed that tannic acid 2% provides an average inhibitory zone of 25 mm compared to curcumin (19.67 mm) against S. aureus. Tannic acid 2% provides an average inhibitory zone of 15 mm compared to curcumin (7 mm) against Escherichia coli. Statistical analysis shows a difference in antibacterial effectiveness between tannic acid and curcumin</em><em> in S. aureus (p-value 0,034) and E. coli (p-value 0,025). The coclusion in this research is </em><em>tannic acid compounds had stronger bacterial activity against Staphylococcus aureus and Escherichia coli in vitro than curcumin compounds</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Senyawa aktif berhasil diisolasi dari tumbuhan obat sudah banyak ditemui sekarang ini. Beberapa diantaranya telah digunakan untuk kesehatan maupun pengembangan ilmu pengetahuan. Kurkumin dan asam tanat diketahui mempunyai aktivitas antibakteri terhadap <em>S. aureus</em> dan <em>E. coli</em>. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas antibakteri kurkumin dan asam tanat terhadap <em>S</em><em>.</em><em> aureus</em> dan <em>E</em><em>.</em><em> coli</em> secara <em>in vitro</em>. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimental. Uji sensitivitas antibakteri dilakukan secara <em>in vitro</em> dengan metode cakram <em>disc</em> <em>Kirby-Bauer</em>. Kontrol positif yaitu antibiotik siprofloksasin 50 μg/ml dan kontrol negatif larutan DMSO 1%. Analisa data menggunakan uji <em>Kruskal-Wallis</em>. Hasil penelitian menunjukkan asam tanat pada konsentrasi 2% memberikan daya hambat rata – rata 25 mm dibandingkan kurkumin yaitu 19,67 mm terhadap <em>S. aureus</em>. Asam tanat pada konsentrasi 2% memberikan daya hambat rata – rata 15 mm dibandingkan kurkumin yaitu 7 mm terhadap <em>E. coli</em>. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas antibakteri antara asam tanat dengan kurkumin pada <em>S. aureus</em> (<em>p-value</em> 0,034) dan <em>E. coli</em> (<em>p-value</em> 0,025). Kesimpulan penelitian ini adalah asam tanat mempunyai aktivitas bakteri yang lebih kuat terhadap bakteri <em>S. aureus</em> dan <em>E. coli</em> dibandingkan kurkumin secara <em>in vitro</em></p> 2024-04-02T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product https://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/article/view/3045 Potensi Interaksi Penggunaan Obat Antihipertensi di Klinik X Boyolali Tahun 2023 2024-03-04T03:59:03+00:00 Risma Sakti Pambudi rismasaktip@gmail.com Helviana Rista Rini rismasaktip@gmail.com <p><em>Interactions are events that can occur when two drugs are used together. Giving more than one antihypertensive drug can cause drug interactions which can affect the body's response to the treatment given and can have a therapeutic effect on the patient. The aim of this study was to look at the potential for antihypertensive drug interactions at Clinic X Boyolali. The research used a retrospective descriptive method using medical record data. The population in this study was all medical record data from hypertensive patients at Clinic The method used was purposive sampling by looking at the inclusion criteria, namely patients who used a combination of antihypertensive drugs. In this study, the sample size was 110 patients. The data obtained was then analyzed using drugs.com. The results of the study showed that the highest use of antihypertensive drugs, namely amlodipine and cadesartan, was 72.73% and the potential for drug interactions was 24.55% with a minor interaction level of 57.69%, moderate 38.46% and major 7.69%. The conclusion from this study is that there is potential for drug interactions when using antihypertensive drugs with the majority of interactions being minor.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Interaksi merupakan kejadian yang dapat terjadi bila dua obat digunakan bersama. Pemberian obat antihipertensi lebih dari satu dapat menimbulkan interaksi obat yang dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap pengobatan yang diberikan dan dapat memberikan efek terapi pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat potensi interaksi obat antihipertensi di Klinik X Boyolali. Penelitian menggunakan metode deskriptif retrospektif dengan menggunakan data rekam medis. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh data rekam medik pasien hipertensi di Klinik X Boyolali Tahun 2023 dan sampel dalam penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi yaitu menggunakan kombinasi obat antihipertensi. Metode yang digunakan yaitu <em>purposive sampling</em> dengan melihat kriteria inklusi yaitu pasien yang menggunakan kombinasi obat antihipertensi. Pada penelitian ini didapatkan jumlah sampel 110 pasien Data yang didapat kemudian di analisa menggunakan <em>drugs.com. </em>Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan obat antihipertensi tertinggi yaitu amlodipine dan cadesartan 72,73% dan potensi terjadinya interaksi obat yaitu 24,55% dengan tingkat inetraksi minor sebesar 57,69%, moderate 38,46% dan mayor 7,69%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat potensi interaksi obat pada penggunaan obat antihipertensi dengan mayoritas interaksi minor.</p> 2024-04-02T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product https://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/article/view/3058 Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat di Indonesia Tentang Vaksin Covid-19 2024-03-04T03:50:56+00:00 Dian Oktianti dianoktianti@unw.ac.id Sikni Retno Karminigtyas dianoktianti@unw.ac.id Nabila Hi Daud dianoktianti@unw.ac.id Rina Suryati dianoktianti@unw.ac.id <p><em>The new coronavirus, known as Covid-19, is a highly contagious virus. Vaccination can be done to prevent the transmission of vaccination. This study aims to determine the level of public knowledge about the Covid-19 Vaccine so that it can increase public awareness to participate in vaccination. This research is an analytic descriptive research. The location of this study was Teluk Wetan Village and Saketa Village. Sampling was done by purposive sampling. The results obtained were that there were 4 questions that had criteria for a sufficient level of knowledge including the purpose of administering the vaccine, recognizing the Covid-19 vaccine, vaccine safety and the dose of vaccine administration. The other 10 questions fall into the category of insufficient knowledge level, which is indicated by a correct answer value of less than 56%. And the lowest percentage is knowledge about Post-Immunization Adverse Events (AEFI), namely Teluk Wetan Village with a result of 34.22% and 38.04% in Saketa Village. The conclusion of this study is the average level of knowledge about the Covid-19 vaccine in Teluk Wetan Village 53.89% and in Saketa Village 51, 37%. The average level of knowledge about the Covid-19 vaccine is in the category of less than 56%</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Virus Corona baru yang dikenal dengan Covid-19 merupakan virus yang sangat mudah menyebar dan menular. Vaksinasi dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan vaksnasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai Vaksin Covid-19 sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengikuti vaksinasi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik. Lokasi penelitian ini adalah di Desa Teluk Wetan dan Desa Saketa. Pengambilan sampel dilakukan secara <em>purpossive</em> <em>sampling</em>. Jumlah responden yang ikut penelitian ini total adalah 160. Hasil penelitian yang diperoleh adalah terdapat 4 pertanyaan yang memiliki kriteria tingkat pengetahuan cukup meliputi tujuan pemberian vaksin, mengenal vaksin Covid-19, keamanan vaksin dan dosis pemberian vaksin. Untuk 10 pertanyaan lainnya masuk dalam kategori tingkat pengetahuan kurang, yang ditunjukkan dengan nilai jwaban benar kurang dari 56%.dan yang memiliki persentase paling rendah adalah pengetahuan mengenai Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI), yaitu Desa Teluk Wetan diperoleh hasil 34,22% dan 38,04% di Desa Saketa. Simpulan penelitian ini adalah rata-rata tingkat pengetahuan mengenai vaksin Covid-19 di Desa Teluk Wetan 53,89% dan Desa Saketa 51,37%. Rata-rata tingkat pengetahuan mengenai vaksin Covid-19 masuk dalam kategori kurang kurang dari 56%.</p> 2024-04-02T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product https://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/article/view/2282 Hubungan Tingkat Pengetahuan, Kepatuhan Minum Obat, dan Kadar Gula Darah Puasa Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas X Kabupaten Batang 2023-07-05T06:36:14+00:00 Asna Fania Ramadhani fania90@gmail.com Anita Kumala Hati anitakumalahati@unw.ac.id <p><em>Medication adherence is one of the factors supporting the control of clinical parameters in patients with diabetes mellitus (DM). Medication adherence is influenced by disease conditions, education, knowledge, medication, age, perceptions, and beliefs. This study aims to analyze the relationship between education level and level of knowledge with medication adherence and control of fasting blood glucose levels (FBG) in DM patients. The study was a descriptive correlative analytic with a cross-sectional approach including 47 respondents using a total sampling technique from X Public Health Center. The data was collected by DKQ-24 questionnaire, MARS-5 questionnaire, GDP inspection results with documentation. The data was analyzed using Spearman-rank. The results of the study with the highest respondent characteristics were female (53.2%), entrepreneurial work (55.3%), junior high school education level (36.2%), good level of knowledge (46.8%), high compliance level ( 66%) and controlled fasting blood sugar levels (53.2%). The relationship between the level of knowledge and the level of medication adherence is in the strong relationship category (coefficient correlation = 0.562). The relationship between the level of medication adherence and FBG levels is classified as a very strong relationship (coefficient correlation=0.766). There is a strong relationship between education level and knowledge level to medication adherence in patients with diabetes mellitus at X Public Health Center, Batang Regency</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kepatuhan minum obat merupakan salah satu faktor pendukung kendali parameter klinis pasien diabetes melitus (DM). Kondisi penyakit, tingkat pendidikan, pengetahuan, obat, usia, persepsi dan keyakinan pasien dapat mempengaruhi kepatuhan minum obat. Penelitian ini hendak menganalisa hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum obat dan hubungan kepatuhan minum obat dengan kendali kadar gula darah puasa (GDP) pasien DM. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas X Kabupaten Batang. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif pendekatan <em>cross sectional</em>. Responden yang terlibat dalam penelitian ini sejumlah 47 pasien yang diperoleh dengan teknik total sampling. Instrumen pengukuran tingkat pengetahuan menggunakan kuesioner DKQ-24, kepatuhan minum obat menggunakan kuesioner MARS-5, dan hasil pemeriksaan GDP. Analisis data menggunakan uji <em>spearman- rank</em>. Hasil menunjukkan responden yang terlibat dalam penelitian ini paling banyak berjenis kelamin perempuan (53,2%), pekerjaan responden paling banyak sebagai wirausaha (55,3%), mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik (46,8%) dan tingkat kepatuhan tinggi (66%), serta responden dengan kadar gula darah puasa yang terkontrol sebesar 53,2%. Hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kepatuhan minum obat tergolong kategori kuat (koefisien korelasi = 0,562). Hubungan tingkat kepatuhan minum obat dengan kadar GDP tergolong kategori sangat kuat (koefisien korelasi = 0,766). Terdapat hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum obat dan hubungan kepatuhan minum obat dengan kadar GDP pada pasien diabetes melitus di Puskesmas X Kabupaten Batang dengan korelasi kuat.</p> 2024-04-02T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product https://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/article/view/2685 Paper Soap Daun Belimbing Wuluh Sebagai Skin Moisturizer 2024-02-05T04:25:38+00:00 Talitha Cahyaningrum agityaresti@unw.ac.id Ayu Putri Brilian Subhan yayek2407@gmail.com Eka Nur Rahmawati agityaresti@unw.ac.id Dwi Teju Nurita Mami Zulfa agityaresti@unw.ac.id Fadila Aulia Zulfa agityaresti@unw.ac.id Agitya Resti Erwiyani agityaresti@unw.ac.id <p><em>Star fruit leaves are compounds that have potential as antibacterial and moisturize the skin. Star fruit leaves can be formulated into various pharmaceutical dosage forms so that added value is obtained, one of which is paper soap. Paper soap contains the active substance of star fruit leaf ethanol extract combined with avocado oil as a moisturizer. This study aims to make a paper soap formulation from star fruit leaf extract and avocado oil. Paper soap is made in F1, F2 and F3 formulas containing star fruit leaf extract with concentrations of 5%, 10% and 15% respectively. The observed parameters of paper soap preparations include organoleptis, pH, foam stability, antibacterial, irritation of rabbit eyes and skin moisture. The formula of star fruit leaf extract paper soap contains secondary metabolites of flavonoids, saponins and tannins. Paper soap parameter test results meet requirements on organoleptis, pH, foam stability, antibacterial and irritation of the rabbit's eyes. The formula of star fruit leaf extract paper soap can increase skin moisture in all formulas.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Daun belimbing wuluh merupakan senyawa yang memiliki potensi sebagai antibakteri dan melembapkan kulit. Daun belimbing wuluh dapat diformulasikan menjadi berbagai bentuk sediaan farmasi sehingga diperoleh nilai tambah salah satunya <em>paper soap</em>. <em>Paper soap</em> memiliki kandungan zat aktif ekstrak etanol daun belimbing wuluh dikombinasikan dengan <em>avocado oil</em> sebagai <em>moisturizer</em>. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi <em>paper soap</em> dari ekstrak daun belimbing wuluh dan <em>avocado oil</em>. <em>Paper soap</em> dibuat dalam formula F1, F2 dan F3 yang mengandung ekstrak daun belimbing wuluh berturut-turut dengan konsentrasi sebesar 5%, 10% dan 15%. Parameter yang diamati dari sediaan <em>paper soap</em> meliputi organoleptis, pH, stabilitas busa, antibakteri, iritasi pada mata kelinci dan kelembapan kulit. Formula <em>paper soap</em> ekstrak daun belimbing wuluh mengandung metabolit sekunder flavonoid, saponin dan tannin. Hasil uji parameter <em>paper soap</em> memenuhi persyaratan pada organoleptis, pH, stabilitas busa, antibakteri dan iritasi pada mata kelinci. Formula <em>paper soap</em> ekstrak daun belimbing wuluh dapat meningkatkan kelembapan kulit pada semua formula.</p> 2024-04-02T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product https://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/article/view/3008 Pengaruh Pemberian Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella Sativa L.) Terhadap Persentase Ekspresi Interleukin-2 Pada Perokok Aktif 2024-02-06T03:32:48+00:00 Laili Apriani lailiapriani16@gmail.com Andrey Wahyudi lailiapriani16@gmail.com <p><em>Cigarette smoke has the main content, namely 7,12-dimethylbenz[a]anthracene (DMBA), nicotine and tar which affect the innate and adaptive immune system. Nicotine and tar are able to suppress the expression of Interleukin-2 (IL-2) in Pheripheral Blood Mononuclear Cells (PBMC) by reducing signaling in T-cell activation. Black cumin seed oil (MBJH) both in vitro and in vivo has been used as an immunomodulatory compound containing.The main one is Timoquinone and it is expected to be able to increase IL-2. The purpose of this study was to find out how MBJH influences IL-2 expression in active smokers. A total of 36 healthy active smoker volunteers aged &gt;18 years were divided into 4 groups. Placebo intervention and 450 mg MBJH capsules were administered for 30 days. The research design used was a single blind Randomized Controlled Trial (RCT). The percentage of IL-2 was analyzed using a flow cytometer and the average IL-2 was analyzed using Kruskal Wallis. The lowest percentage of IL-2 expression was in the placebo group with an average of 1.67%, and it increased in the 450 mg MBJH capsule group 3x1, 3x2 and 3x3 with IL-2 expression of 3.54%, 3.49% and 3.72% respectively. Conclusion in this research was the effect of MBJH administration on the percentage of IL-2 was not statistically significant, but the mean of IL-2 expression showed an increase in the group given MBJH compared to the control group given placebo.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Asap rokok memiliki kandungan utama yaitu <em>7,12- dimethylbenz[a]anthracene</em> (DMBA), nikotin dan tar yang mempengaruhi sistem imun bawaan dan adaptif. Nikotin dan tar mampu menekan ekspresi Interleukin-2 (IL-2) pada <em>Pheripheral Blood Mononuclear Cell </em>(PBMC) dengan mengurangi pensinyalan dalam aktivasi sel T. Minyak Biji Jinten Hitam (MBJH) secara in vitro maupun in vivo telah digunakan sebagai senyawa imunomodulator dengan kandungan utamanya yaitu timokuinon dan diharapkan mampu meningkatkan IL-2. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh MBJH terhadap ekspresi IL-2 pada perokok aktif. Sebanyak 36 relawan sehat perokok aktif dengan usia &gt;18 tahun dibagi menjadi 4 kelompok. Intervensi plasebo dan kapsul MBJH 450 mg diberikan selama 30 hari. Desain penelitian yang digunakan yaitu <em>Randomized Controlled Trial</em> (RCT) <em>single blind</em>. Persentase IL-2 dianalisis dengan menggunakan <em>flow cytometer</em> dan rata-rata IL-2 dianalisis menggunakan <em>Kruskal Wallis</em>. Persentase ekspresi IL-2 paling rendah yaitu pada kelompok plasebo dengan rerata 1,67%, dan meningkat pada kelompok kapsul MBJH 450 mg 3x1, 3x2 dan 3x3 dengan ekspresi IL-2 berturut-turut yaitu 3.54%, 3.49% dan 3.72%. Simpulan penelitian ini adalah pengaruh pemberian MBJH terhadap persentase IL-2 tidak bermakna secara statistik, tetapi pada rerata ekspresi IL-2 menunjukkan kenaikan pada kelompok yang diberikan MBJH dibandingkan kelompok kontrol yang diberikan plasebo.</p> 2024-04-02T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product https://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/article/view/3015 Peran Sorbitol sebagai Plastisizer dalam Formulasi Masker Gel peel off Ekstrak Etanol Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) 2024-02-19T08:12:22+00:00 Fith Khaira Nursal fithkhaira@uhamka.ac.id Zahmilia Akbar khaira119@gmail.com Ratna Ayu Safitri Suroso ratnasafitri920@gmail.com Aprillia Feby Farah Liza Aprilliafebyfarahliza@gmail.com <p><em>Butterfly pea flowers (Clitoria ternatea L.) contain flavonoids that can act as antioxidants and can be used in medicine and cosmetics. One of the uses of Telang flowers in cosmetics is a peel-off gel mask. The main component of the peel-off mask formula is a plasticizer, which plays a function in determining the elasticity of the mask when it sticks to the face surface. The research objective is to formulate butterfly pea flowers in the form of extract as a peel-off gel mask with sorbitol as a plasticizer. There were four mask formulas were made using ethanol extract of butterfly pea flowers (2%) as the active ingredient, in various concentrations, namely 8% (F1), 9% (F2), 10% (F3), and 11% (F4). Mask evaluation includes organoleptic, homogeneity, pH, spreadability, viscosity, flow properties, drying time, tensile strength, and elongation. The results show that the mask meets pharmaceutical requirements with its physical gel form, average spreadability of 5 cm, and viscosity of 16244-27466 cPs. The pH value of the preparation is in the range of 5.52-5.73, by the skin's pH. The function of sorbitol as a plasticizer in peel-off masks was obtained with a drying time of ±17 minutes, as well as tensile strength values of 12.4-7.25 kg/cm2, and elongation of 350%-400%. Overall, the difference in sorbitol concentration had a significant effect on the physical evaluation of the mask (p&lt;0.05). Differences in sorbitol concentration can increase elongation, but reduce the tensile strength of the mask.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Bunga telang (<em>Clitoria ternatea </em>L.) mengandung flavonoid yang berperan sebagai antioksidan, sehingga bisa dimanfaatkan dalam pengobatan maupun kosmetika. Pemanfaatan bunga telang dalam kosmetika salah satunya adalah masker gel <em>peel off</em>. Komponen utama pembentuk masker <em>peel off </em>adalah <em>plastisizer, </em>yang berperan menentukan elastisitas masker saat menempel pada permukaan wajah. Tujuan peneltiian adalah memformulasikan bunga telang dalam bentuk ekstrak sebagai masker gel <em>peel-off </em>dengan sorbitol sebagai <em>plastisizer.</em> Dibuat 4 formula masker menggunakan ekstrak etanol bunga telang (2%) sebagai bahan aktif, dalam berbagai konsentrasi yaitu<em>; </em>8% (F1), 9% (F2), 10% (F3), dan 11% (F4). Evaluasi masker meliputi organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas, sifat alir, waktu mengering, kuat tarik dan elongasi. Hasil menunjukkan bahwa masker memenuhi persyaratan farmasetika dengan bentuk fisik gel, memiliki daya sebar rata-rata 5 cm, dan viskositas 16244-27466 cPs. Nilai pH sediaan pada rentang 5,52-5,73 yang sesuai dengan pH kulit. Peran sorbitol sebagai <em>plastisizer </em>pada masker <em>peel off </em>diperoleh waktu mengering rentang ±17 menit, serta nilai kuat tarik 12,4-7,25 kg/cm<sup>2</sup>, dan elongasi 350%-400%. Secara keseluruhan perbedaan konsentrasi sorbitol berpengaruh signifikan pada evaluasi fisik masker (p&lt;0,05). Simpulan penelitian ini adalah perbedaan konsentrasi sorbitol dapat meningkatkan elongasi, namun menurunkan nilai kuat tarik masker.</p> 2024-04-02T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product https://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/article/view/2301 Evaluasi Sistem Penyimpanan Sediaan Farmasi Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit dan Syariat Islam di RSI Sultan Agung Semarang 2023-07-05T05:47:27+00:00 Zulfitri musazulfitri@gmail.com Yanna Sagitasari yannasagitasari@gmail.com Atina Hussana atinahussaana@unissula.co.id <p><em>Pharmaceutical services are the main maintenance services for a hospital. RSI Sultan Agung Semarang is a hospital that has been certified according to Islamic law and has pharmaceutical installations, especially pharmaceutical logistics, which are responsible for pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials to avoid damage and maintain the quality of pharmaceutical preparations. The aim of this research is to determine the harmony of the spatial layout and storage system for pharmaceutical preparations at the Pharmacy Logistics RSI Sultan Agung Semarang based on the Standard Instructions for Pharmaceutical Services in Hospitals and Islamic Sharia. This descriptive observational research method uses prospective data collection techniques in the February-March period through interviews with the pharmacist in charge of the pharmacy warehouse. The data taken includes the spatial layout and storage system for pharmaceutical preparations and the data acquisition score is calculated using the Guttman scale. The results of data analyzed descriptively show that there is a balance in the spatial planning checklist of 94.75% (very good) and a storage system of 90.91% (very good) and conformity based on Islamic law of 25% (not good). The storage system for pharmaceutical preparations in pharmaceutical logistics at RSI Sultan Agung Semarang is based on pharmaceutical service standards in hospitals and Islamic law with an average percentage of 70.22% in the (good) category.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan penunjang utama bagi suatu rumah sakit. RSI Sultan Agung Semarang merupakan rumah sakit yang telah tersertifikasi secara syariat Islam dan memiliki Instalasi farmasi khususnya farmasi logistik yang bertanggung jawab terhadap sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai agar tetap terhindar dari kerusakan serta menjaga mutu sediaan farmasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian tata ruang dan sistem penyimpanan sediaan farmasi di logistik farmasi RSI Sultan Agung Semarang berdasarkan Petunjuk Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit dan Syariat Islam. Metode penelitian observasional deskriptif ini menggunakan teknik pengumpulan data secara prospektif pada periode Februari-Maret melalui wawancara kepada Apoteker Penanggung Jawab logistik farmasi. Data yang diambil meliputi tata ruang dan sistem penyimpanan sediaan farmasi. Skor perolehan data dihitung menggunakan skala guttman. Hasil data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian ceklist tata ruang sebesar 94,75 % (sangat baik) dan sistem penyimpanan sebesar 90,91 % (sangat baik) serta kesesuaian berdasarkan syariat Islam sebesar 25 % (kurang baik). Sistem penyimpanan sediaan farmasi di logistik farmasi di RSI Sultan Agung Semarang berdasarkan standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit dan syariat Islam dengan hasil rata-rata presentase sebesar 70,22 % masuk dalam kategori (baik).</p> 2024-03-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product https://jurnal.unw.ac.id/index.php/ijpnp/article/view/3041 Sikap dan Perilaku Swamedikasi Dismenore Primer pada Mahasiswi Farmasi Universitas Ngudi Waluyo 2024-03-04T05:02:01+00:00 Dedi Haswan dedi.haswan@gmail.com Anasthasia Pujiastuti anasthasia@unw.ac.id Neli Diah Pratiwi nelidiah03@gmail.com <p><em>Women experience pain that varies in intensity for each individual. Menstrual pain can be treated using pharmacological and non-pharmacological therapy. The use of therapy for dysmenorrhea can improve the quality of life of sufferers. The Pharmacy Study Program at Ngudi Waluyo University is dominated by female students where menstrual pain will be an obstacle that affects their academic and daily activities. The aim of this study was to determine the attitudes and behavior of students from the Pharmacy Study Program at Ngudi Waluyo University when experiencing primary dysmenorrhea and to assess the strength of the correlation between the intensity of dysmenorrhea pain and therapy. The method used in this research is descriptive analysis with simple random sampling data collection techniques. Data was analyzed using the SPSS 25 statistical application. Based on the data obtained, 27.11% of respondents used therapy, and 72.89% of respondents did not use therapy. Reducing the pain intensity of primary dysmenorrhea has a correlation of 0.520 (moderate) with the use of therapy. Based on statistical tests on academic activities (sig. 0.006) and daily activities (sig. 0.000) which shows that there is an influence of primary dysmenorrhea on the academic and daily activities of respondents, but it has a weak correlation, namely 0.212 and 0.306 respectively. The use of therapy can reduce the intensity of pain in primary dysmenorrhea, however, many do not use therapy when experiencing primary dysmenorrhea and primary dysmenorrhea affects the respondents' academic and daily activities.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Perempuan mengalami nyeri haid dengan intensitas yang berbeda pada setiap individu. Nyeri haid dapat diatasi menggunakan terapi farmakologi maupun non farmakologi. Penggunaan terapi pada dismenore dapat meningkatkan kualitas hidup penderita. Prodi Farmasi Universitas Ngudi Waluyo didominasi oleh mahasiswi dimana nyeri haid akan menjadi kendala yang mempengaruhi aktivitas akademik maupun kesehariannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap dan perilaku mahasiswi Prodi Farmasi Universitas Ngudi Waluyo ketika mengalami dismenore primer dan menilai kekuatan korelasi intensitas nyeri dismenore terhadap terapi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan teknik pengambilan data <em>simple random sampling</em>. Data dianalisis menggunakan aplikasi statistik SPSS 25. Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 27,11% responden menggunakan terapi, dan 72,89% responden tidak menggunakan terapi. Penurunan intensitas nyeri dismenore primer mempunyai korelasi 0,520 (<em>moderate</em>) dengan penggunaan terapi. Berdasarkan uji statistik pada aktivitas akademik (sig. 0,006) dan aktivitas keseharian (sig. 0,000) yang menunjukkan terdapat pengaruh dismenore primer terhadap kegiatan akademik dan keseharian respoden, namun mempunyai korelasi yang lemah, yaitu masing-masing 0,212 dan 0,306. Penggunaan terapi dapat menurunkan intensitas nyeri pada dismenore primer, akan tetapi banyak yang tidak menggunakan terapi ketika mengalami dismenore primer dan dismenore primer mempengaruhi kegiatan akademik dan keseharian responden.</p> 2024-03-30T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Indonesian Journal of Pharmacy and Natural Product