Batik Parang : Penerapan Motif Batik Larangan Pada Infrastruktur Dan Arsitektur Bangunan
Abstract
Batik merupakan hasil karya bangsa Indonesia yang memadukan antara seni, teknologi dan kebudayaan bangsa Indonesia. Dalam proses perjalanannya, batik membawa pengaruh besar terhadap perkembangan pola pikir masyarakat Indonesia melalui motif, fungsi, serta penggunaannya. Batik memiliki banyak sekali ragam dan juga fungsi dalam penggunaannya. Berdasarkan aspek geografi batik dapat dibagi menjadi dua yaitu batik pesisir dan nonpesisir (batik Keraton). Batik Keraton memiliki aturannya sendiri dalam cara pemakaiannya, dimana ada beberapa motif-motif tertentu yang tidak sembarang orang boleh mengenakkannya. Seperti Batik Motif Lar (Sayap), Batik Parang, Batik Tumpal, Batik Cemukiran dan lain-lain. Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai meninggalkan aturan-aturan lama yang kemudian hilang dan ditinggalkan. Akibatnya, banyak motif-motif larangan yang tanpa sengaja masuk ke industri dan tersebar luas dikalangan masyarakat. Adapun tujuan penelitian adalah 1) Memaparkan eksistensi dari Batik Parang sebagai salah satu motif Batik Klasik yang hidup dan berkembang di lingkungan dalam dan luar Keraton. 2) Memaparkan contoh penerapan motif batik larangan (Parang) pada infrastruktur dan arsitektur bangunan. 3) Sudut pandang masyarakat mengenai isu tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan melalui pendekatan reinterpretasi. Hasil dari penelitian di dapat bahwa terdapat dua versi pandangan mengenai penerapan motif batik yakni melalui sudut pandang pengamat kebudayaan, dan melalui sudut pandang pengamat keilmuan di bidang arsitektur.
Kata Kunci: Batik, Parang, Perkembangan, Arsitektur bangunan, Sudut pandang