DEFA : Design, Education, Fashion and Art Journal
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/DEFA
<div class="body"> <div class="description"> <div style="border: 2px #444F71 solid; padding: 3px; background-color: #f0ffff; text-align: left;"> <ol> <li class="show">Nama Jurnal: DEFA : Design, Education, Fashion and Art Journal</li> <li class="show">Singkatan: DEFA</li> <li class="show">Frekuensi: -</li> <li class="show">ISSN: Print - | Online -</li> <li class="show">Editor in Chief: Kristanti, S.Tr.Sn.,M.Sn</li> <li class="show">DOI: 10.35473/DEFA</li> <li class="show">Akreditasi : -</li> <li class="show">Penerbit: Universitas Ngudi Waluyo Program Studi Desain Fashion</li> </ol> </div> <p>IDEFA : Design, Education, Fashion and Art Journal</p> </div> </div>en-USDEFA : Design, Education, Fashion and Art JournalKesulitan Belajar Menggambar Proporsi Tubuh Wanita Dalam Mengikuti Mata Pelajaran Ilustrasi Mode Pada Mahasiswa Desain Fashion Universitas Ngudi Waluyo
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/DEFA/article/view/2980
<p><strong>ABSTRACT</strong></p> <p> </p> <p>Fashion design has now become one of the primary needs for human life, apart from protecting, its nature can also support daily appearance and all activities and activities in it. Not only is it a necessity, fashion design is now a science that is loved by people many young people, including the city of Semarang, is known for its storehouse of creative design works, especially in the aspect of fashion design which is mushrooming everywhere. Created with the aim of meeting consumer needs for art products, design also has branches.</p> <p>A fashion designer is required to master body proportions. Anatomical drawings can help in realizing designs requested by consumers. Designs that are outlined in body proportions will look beautiful and attractive and the details are clear because they match the anatomy of the human body. The comparison of each part of the clothing and the size of the model drawn in proportion will be easy for other people to understand.</p> <p><strong>Kata kunci: Menggambar proporsi tubuh manusia, ilustrasi mode</strong></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p> Desain fashion kini telah menjadi salah satu kebutuhan primer bagi kehidupan manusia, selain melindungi, sifatnya juga dapat menunjang penampilan sehari-hari dan segala kegiatan maupun aktivitas di dalamnya. Bukan hanya menjadi salah satu kebutuhan, desain fashion pun kini merupakan ilmu yang telah digandrungi oleh banyak kalangan anak muda, tidak terkecuali untuk kota Semarang yang memang dikenal dengan gudangnya kreativitas karya-karya desain, terutama pada aspek desain fashion-nya yang menjamur di mana-mana. Diciptakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan produk seni, desain pun memiliki cabang-cabang.</p> <p> Seorang desainer busana sangat dituntut untuk menguasai gambar proporsi tubuh. Gambar anatomi dapat membantu dalam mewujudkan desain yang diminta oleh konsumen. Desain yang dituangkan dalam proporsi tubuh akan tampak indah dan menarik serta jelas detailnya karena sesuai dengan anatomi tubuh manusia. Perbandingan pada setiap bagian busana serta ukuran modelnya yang digambar pada proporsi akan mudah dipahami oleh orang lain.</p> <p> </p>RIKA APRILIYANI
Copyright (c) 2024 DEFA : Design, Education, Fashion and Art Journal
2024-07-022024-07-0211Batik Parang : Penerapan Motif Batik Larangan Pada Infrastruktur Dan Arsitektur Bangunan
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/DEFA/article/view/3013
<p>Batik merupakan hasil karya bangsa Indonesia yang memadukan antara seni, teknologi dan kebudayaan bangsa Indonesia. Dalam proses perjalanannya, batik membawa pengaruh besar terhadap perkembangan pola pikir masyarakat Indonesia melalui motif, fungsi, serta penggunaannya. Batik memiliki banyak sekali ragam dan juga fungsi dalam penggunaannya. Berdasarkan aspek geografi batik dapat dibagi menjadi dua yaitu batik pesisir dan nonpesisir (batik Keraton). Batik Keraton memiliki aturannya sendiri dalam cara pemakaiannya, dimana ada beberapa motif-motif tertentu yang tidak sembarang orang boleh mengenakkannya. Seperti Batik Motif Lar (Sayap), Batik Parang, Batik Tumpal, Batik Cemukiran dan lain-lain. Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai meninggalkan aturan-aturan lama yang kemudian hilang dan ditinggalkan. Akibatnya, banyak motif-motif larangan yang tanpa sengaja masuk ke industri dan tersebar luas dikalangan masyarakat. Adapun tujuan penelitian adalah 1) Memaparkan eksistensi dari Batik Parang sebagai salah satu motif Batik Klasik yang hidup dan berkembang di lingkungan dalam dan luar Keraton. 2) Memaparkan contoh penerapan motif batik larangan (Parang) pada infrastruktur dan arsitektur bangunan. 3) Sudut pandang masyarakat mengenai isu tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan melalui pendekatan reinterpretasi. Hasil dari penelitian di dapat bahwa terdapat dua versi pandangan mengenai penerapan motif batik yakni melalui sudut pandang pengamat kebudayaan, dan melalui sudut pandang pengamat keilmuan di bidang arsitektur.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Kata Kunci: </strong><em>Batik, Parang, Perkembangan, Arsitektur bangunan, Sudut pandang</em></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong> </strong></p>Danang Priyanto
Copyright (c) 2024 DEFA : Design, Education, Fashion and Art Journal
2024-07-022024-07-021119Analisis Perkembangan Kemajuan Tekhnologi Pembuatan Pola Pada Kemeja Pria Di Bidang Industri Fashion Garment
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/DEFA/article/view/3129
<p>ABSTRACT <br>Clothing is a basic human need (basic need) whose existence cannot be denied in this world, therefore <br>business opportunities in the field of clothing needs are endless. This time we will try to discuss the <br>differences between confectionery and garments in terms of the production process. The garment <br>industry is an industry that produces textile products or an industry that produces apparel and clothing <br>equipment. What is meant by ready-made clothing is all kinds of clothing made from textile materials <br>for men, women, children and babies. The raw material is woven or knitted fabric, and the products <br>include shirts, blouses, skirts, t-shirts, polo shirts, sport wear and others. The garment industry has <br>developed very far, usually using human power to produce a product, even now using technology and <br>sophisticated machines. In this case, it is large industries that usually use technology and machines in <br>large quantities, to help people produce more products. Even though they already use technology and <br>sophisticated machines, the garment industry still requires a lot of workers with various talents. and<br>the ability to ensure that the product results are in line with what consumers and the market want.T <br>Keywords: Digital Pattern, Fashion Industry, Pola Busana, Indusrty Garment.<br>ABSTRACT <br>Pakaian merupakan kebutuhan dasar manusia ( basic need ) yang tidak dapat dipungkiri keberadaanya <br>di dunia ini, karenanya peluang usaha di bidang kebutuhan sandang tersebut memang tiada hentinya. <br>Kali ini kita akan mencoba membahas tentang perbedaan antara konfeksi dan garment dari segi proses <br>pengerjaan produksi. Industri garment adalah industri hasil produk tekstil atau industri yang <br>memproduksi pakaian jadi dan perlengkapan pakaian. Yang dimaksud dengan pakaian jadi adalah <br>segala macam pakaian dari bahan tekstil untuk laki-laki, wanita, anak-anak dan bayi. Bahan bakunya <br>adalah kain tenun atau rajutan, dan produknya antara lain berupa kemeja (shirts), blus (blouses), rok <br>(skirts), kaos (t-shirts, polo shirts, sport wear) dan lain- lain. Industri garment sudah sangat jauh <br>berkembang,biasanya menggunakan tenaga manusia untuk menghasilkan sesuatu produk, bahkan <br>sekarang sudah menggunakan teknologi dan mesinmesin yang canggih. Dalam hal ini industri besarlah <br>yang biasa menggunakan teknologi dan mesin-mesin dalam jumlah yang besar pula, guna membantu <br>manusia menghasilkan produk yang lebih banyak.Walaupun sudah menggunakan teknologi dan <br>mesin-mesin yang canggih, industri garment tetap membutuhkan pekerja yang sangat banyak dengan <br>berbagai talenta dan kemampuan agar hasil produknya sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen <br>dan market.</p>NAILAL KHUSNA
Copyright (c) 2024 DEFA : Design, Education, Fashion and Art Journal
2024-07-022024-07-021118Eksplorasi Busana Wanita Ready to Wear Dengan Sumber Ide Rumah Adat Jepara Dalam Pembelajaran Gelar Karya
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/DEFA/article/view/3192
<p>Dunia fashion yang terus berkembang dan tidak pernah kehilangan mode menuntut desainer untuk terus berlomba-lomba dalam menciptakan sebuah karya busana wanita Ready To Wear. Karya busana dengan berbagai macam teknik tentang bagaimana memvisualkan motif kain sumba dan aplikasi teknik anyaman serta bagaimana cara mengaplikasikan kain lurik dengan kombinasi teknik anyaman pada busana Ready To Wear dengan tujuan penelitian memvisualkan kain tenun moif sumba dan aplikasi teknik anyaman serta menerapkan sumber ide rumah adat Jepara dalam busana Ready To Wear. Metode Penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara / validasi produk, dan studi dokumen dengan menggunakan teknik analisis data berupa reduksi data, penyajian data, dan veriifikasi data. Hasil visualisasi karya ini mempertimbangkan kesatuan, komposisi warna, bentuk serta estetika pada karya busana Ready To Wear. Uji validasi produk dilakukan dengan menggunakan dua validator satu guru tata busana dan satu desainer fashion dengan metode wawancara dan pemberian angket validasi kelayakan produk. Eksplorasi busana wanita Ready To Wear dengan sumber ide rumah adat Jepara dalam pembelajaran gelar karya, dengan menambahkan teknik anyaman dan menggunakan kombinasi kain tenun motif sumba serta kain lurik membuat sebuah karya menjadi terlihat lebih menarik dengan unsur estetika yang berbeda. Hasil produk dalam skripsi ini mendapatkan apresiasi juara terbaik dalam perlombaan pembelajaran gelar karya. </p> <p> </p> <p>Kata Kunci: Busana wanita Ready To Wear, rumah adat Jepara, pembelajaran gelar karya</p>DINDA ROSA GAYATRINoor Laila Ramadhani
Copyright (c) 2024 DEFA : Design, Education, Fashion and Art Journal
2024-07-022024-07-021119Studi Tentang Pewarna Alam Batik Mangrove di Kampung Malon Gunungpati Semarang
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/DEFA/article/view/3197
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kampung Malon Gunungpati kota Semarang mempunyai kekayaan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimanfaatkan untuk menunjang suatu usaha batik di Kampung Malon. Batik dengan menggunakan pewarna alam serta motif yang unik menjadi ciri khas Batik Alam Malon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor yang menjadikan motif batik Malon tidak monoton dan hambatan dalam pembuatan batik mangrove. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Menggunakan teknik <em>purposive sampling.</em> Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber untuk menjamin keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pembuatan motif batik di Salma Batik Kampung Malon dengan memanfaatkan alam dan gambaran umum kampung Malon dengan tujuan untuk mengangkat kampung Malon sebagai kearifan lokal yang di tuangkan dalam bentuk motif batik. Hambatan dalam pembuatan batik mangrove yaitu penggunaan tanaman mangrove yang terjangkau sehingga mengharuskan untuk membeli dari luar wilayah kampung Malon serta faktor cuaca dalam proses penjemuran dan proses pencelupan warna dengan menggunakan pewarna alam yang dilakukan secara berulang-ulang menjadikan harga batik dengan menggunakan pewarna alam jauh lebih mahal dibandingkan dengan batik dengan pewarna sintetis.</p> <p> </p> <p>Kata Kunci: Batik, Mangrove, Pewarna Alam</p>EKA MARDIYANTINoor Laila Ramadhani
Copyright (c) 2024 DEFA : Design, Education, Fashion and Art Journal
2024-07-022024-07-021119Analisis Busana Blus Wanita Motif Hujan Gerimis Dengan Media Kain Tenun Ikat Troso Jepara
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/DEFA/article/view/3209
<p>This research is about the analysis of making women's blouses with drizzling rain motifs using Jepara troso ikat woven fabric. This research uses qualitative methods with a research design using subject determination, data collection and data analysis. Data collection in this research used interview, observation and documentation techniques. The results of this research show that women's blouse models I, II and III have a-line combinations of motifs on the front and sleeves. The uniqueness of model I is that it is cut on the front and is added with a combination of other motifs on the front of the body, for model II is a cut on the front which is given additional pleat variations and a combination of other motifs on the front of the body, model III is unique. The front connection is given a combination of other motifs and there is an additional front zipper as decoration. This clothing is classified as a three-dimensional or tridimensional work of art, because it has a size and volume that can be seen from various directions from the front, back, right and left sides. The visual elements of this clothing are lines, planes, textures and colors.</p>Sely Mutiara KusumasariAri Eko Budiyanto, S.Pd., M.Pd
Copyright (c) 2024 DEFA : Design, Education, Fashion and Art Journal
2024-07-022024-07-021119