Pengenalan Produk Mie Basah Kombinasi Tepung Labu Kuning dan Tepung Mocaf Sebagai Makanan Indeks Glikemik Rendah Pencegah Obesitas bagi Balita

Authors

  • Rissa Laila Vifta Universitas Ngudi Waluyo
  • Fania Putri Luhurningtyas Universitas Ngudi Waluyo
  • Dyah Kartika Wening Universitas Ngudi Waluyo

DOI:

https://doi.org/10.35473/ijce.v4i1.1621

Abstract

The tendency of modern society's lifestyle that demands fast food due to dense activities, noodles have been used as a substitute for rice. The raw material used in the manufacture of noodles is wheat flour which is still imported. So it is necessary to reduce the consumption of wheat flour by moving to pumpkin and mocap flour as alternative. Another analysis stated that noodles with wheat flour can increasing glycemic index and trigger the occurrence of obsession up to the prevalence of Diabetes Mellitus. The survey to target from Keji Village by random sampling stated that the consumption of instant noodles for toddlers is relatively high. The factor that cause the high consumption factor is the lack of education for housewives and also lack of skills of housewives in serving healthy on varied types of food for toddlers. The implementation of community service is education of the glycemic index and its effect on food, training on functional food processing of low glycemic index noodles from pumpkin and mocap flour and continued by discussion session. The activities carried out and received by the participants enthusiastically. Pretest and post-test were also carried out and results showed that 70.82% of participants could not answer correctly, but after a demonstration of making low glycemic index noodles, the results showed that 76.71% of participants had answered correctly according to the material presented, and the participant knowledge increase up to 72% after this service activities.

ABSTRAK
Kecenderungan pola hidup masyarakat modern yang menuntut makanan siap saji akibat aktivitas yang padat, mie telah digunakan sebagai salah satu pangan pengganti nasi. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan mie adalah tepung terigu yang selama ini masih impor. Sehingga perlu adanya pengurangan konsumsi tepung terigu dalam pembuatan mie yang salah satunya menggunakan alternatif tepung labu kuning dan tepung mocaf. Analisis lain menyebutkan bahwa mie dengan bahan baku tepung terigu dapat menyebabkan peningkatan indeks glikemik dan memicu terjadinya obsesitas sampai dengan prevalensi Diabetes Mellitus. Hasil survey kepada mitra sasaran di wilayah Dusun Suruhan-Desa Keji secara random sampling menyebutkan bahwa konsumsi mie instan bagi Balita masih tergolong tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya faktor konsumsi tersebut adalah kurangnya edukasi bagi ibu rumah tangga sekaligus kurangnya keterampilan Ibu rumah tangga dalam menyajikan jenis makanan sehat dan bervariasi bagi Balita. Adapun pelaksanaan pengabdian masyarakat berupa edukasi pentingnya mengetahui indeks glikemik dan pengaruh pada makanan, serta pelatihan pengolahan pangan fungsional mie rendah indek glikemik berbahan tepung ubi ungu dan labu kuning dan dilanjutkan dengan sesi diskusi. Kegiatan berjalan dengan baik dan diterima peserta dengan antusias. Selain edukasi, dilakukan juga tahapan pretes dan postest, sebagai evaluasi apakah pelaksanaan pengabdian ini dapat dipahami peserta setelah proses pemberian edukasi dan pelatihan. Hasil yang diperoleh sebanyak 70.82% peserta kegiatan tidak dapat menjawab dengan benar, namun setelah dilakukan demonstrasi pembuatan mie rendah indeks glikemik, didapatkan hasil 76,71% peserta telah menjawab dengan benar dan sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Pemahaman peserta meningkat sampai 72% setelah kegiatan pengabdian dilaksanakan.

References

Anam, C. and Handayani, S., (2010). Mi Kering Waluh (Cucurbita moschata) dengan Antioksidan Dan Pewarna Alami. Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture, 25(1), pp.72-78.

Boham, G., Koapaha, T. and Moningka, J.S., (2015). Karakteristik Fisikokimia dan Sensoris Mie Basah Berbahan Baku Tepung Sukun (Arthocarpus Altilis Fosberg) Dan Tepung Labu Kuning (Curcubitha moschata Durch). In COCOS (Vol. 6, No. 13).

Budiarti, G.I., Wulandari, A. and Mutmaina, S., (2020). Pemanfaatan Tepung Labu Kuning Modifikasi Hydrogen Rich Water Kepada Masyarakat. SPEKTA (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat: Teknologi dan Aplikasi), 1(1), pp.11-16.

Meiflorisa, E. A., Tejasari, T., & Giyarto, G. (2017). Indeks Glikemik Nuget Tempe Sawi Pecay. Jurnal Agroteknologi, 11(01), 35-44.

Muchtadi, D. (2019). Pangan Fungsional & Senyawa Bioaktif. Alfabeta, Bandung.

Notoatmodjo, S., (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.

Noviasari, S., Kusnandar, F., Setiyono, A., & Budijanto, S. (2015). Beras analog sebagai pangan fungsional dengan indeks glikemik rendah. Jurnal Gizi dan Pangan, 10(3).

Nurjanah, C.E., (2017). Pembuatan Mi Kering Dari Labu Kuning (Cucurbita moschata Durch) dengan Variasi Hidrokoloid. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah, 3(2), pp.216-224.

Winarti, S., (2019). Karakteristik Mie merah Gluten Free dari Tepung Gadung (Dioscorea hispida Dennst) dan Tepung Mocaf Dengan Penambahan Gliserol. JITIPARI (Jurnal Ilmiah Teknologi dan Industri Pangan UNISRI), 3(2).

Downloads

Published

2022-05-31

How to Cite

Vifta, R. L., Luhurningtyas, F. P., & Wening, D. K. (2022). Pengenalan Produk Mie Basah Kombinasi Tepung Labu Kuning dan Tepung Mocaf Sebagai Makanan Indeks Glikemik Rendah Pencegah Obesitas bagi Balita. INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE), 4(1), 62–68. https://doi.org/10.35473/ijce.v4i1.1621