Pemberdayaan Remaja dalam Optimalisasi Kesehatan Reproduksi Remaja di MA Miftahul Huda Tayu

Authors

  • Heni Setyowati Universitas Ngudi Waluyo
  • Ida Sofiyanti Universitas Ngudi Waluyo
  • Sigit Ambar Widyawati Universitas Ngudi Waluyo

DOI:

https://doi.org/10.35473/ijce.v4i1.1631

Abstract

Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood. Based on BKKBN data related to the situation of adolescent sexual and reproductive health rights in August-October 2020, it was recorded that around 6.74% of unmarried adolescents aged 18-24 years had sexual relations. Among them, 44% did not use contraception, 51% used condoms, and 5% used birth control pills. In the long term, this condition (the Covid-19 pandemic) can pose a risk of sexual and reproductive health problems. Due to a substantial decrease in physical activity and an increase in screen time. This situation affects his physical and mental health. The purpose of this activity is to provide education and optimize adolescent reproductive health. Problems that often arise are usually related to sexual problems, such as unwanted pregnancy (KTD), abortion, HIV/AIDS, and drug abuse, sexual violence, victims of neglect. Adolescents with deviant behavior need treatment and need to get information about reproductive health for both young women and men, need to organize a good future by abandoning useless behavior that can damage the future of teenagers. Realizing this, the community service team for the Midwifery Study Program and the Public Health Study Program at the Faculty of Health felt that they were responsible for facilitating youth to learn to understand and be able to practice healthy living behaviors to become strong teenagers, the hope of the nation. Community Service will be carried out in 3 stages, namely the First Stage of selecting active student groups. The second stage socializes reproductive health. The third stage evaluates the delivery of information on reproductive health.

ABSTRAK
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Berdasarkan data BKKBN terkait situasi hak kesehatan seksual dan reproduksi remaja pada Agustus-Oktober 2020, tercatat sekitar 6,74% dari remaja 18-24 tahun yang belum menikah ternyata telah berhubungan seksual. Di antara itu, 44% tidak menggunakan kontrasepsi, 51% menggunakan kondom, dan 5% menggunakan pil KB. Dalam jangka panjang kondisi ini (pandemi Covid-19) dapat menimbulkan risiko gangguan kesehatan seksual dan reproduksi. Karena penurunan substansial dalam aktifitas fisik dan peningkatan waktu dalam screen time. Situasi ini mempengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi dan mengoptimalisasi kesehatan reproduksi remaja. Masalah yang sering muncul biasanya berkaitan dengan masalah seksualtas, seperti kehamilan tidak diinginkan (KTD), aborsi, HIV/AIDS, dan penyalahgunaan NAPZA, kekerasan seksual,korban penelantaran. Remaja dengan penyimpangan perilaku tersebut membutuhkan penanganan serta perlu mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi baik untuk remaja putri dan putra, perlu menata masa depan yang baik dengan meninggalkan perilaku yang tidak bermanfaat yang dapat merusak masa depan remaja. Menyadari hal tersebut tim pengabdian masyarakat prodi Kebidanan dan prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan merasa ikut bertanggung jawab untuk memfasilitasi remaja agar belajar memahami dan mampu mempraktekkan perilaku hidup sehat untuk menjadi remaja yang kuat harapan bangsa. Pengabdian Masyarakat akan dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu Tahap Pertama pemilihan kelompok siswa yang aktif. Tahap Kedua mensosialisasikan kesehatan reproduksi. Tahap Ketiga melakukan evaluasi terhadap penyampaian informasi tentang kesehaan reproduksi.

Author Biography

Ida Sofiyanti, Universitas Ngudi Waluyo

References

Astuti, Sofiyanti, Salafas. (2019). Pendidikan Kesehatan tentang Generasi Berencana (GenRe) di SMK Kesdam IV/ Diponegoro Magelang. IJM Vol 2 No 1: 49-52.

BKKBN. (2017). Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi bagi Kelompok.

Carroll, J.L. (2007). Sexuality now: Embracing Diversity. 2nd Edition. US: Thomson Wadsworth.

Kegiatan PIK Remaja (PIK R). Direktorat Kesehatan Reproduksi BKKBN.

Kemenkes RI. (2014). Pedoman Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja

Yu Tao xiang, Terris Cheung. Progression of Mental Health Services during the COVID-19 Outbreak in China 2020

Jesica Li , Joseph ouna, Lawrence lublayi, Indirect effects of COVID-19 on maternal, neonatal, child, sexual and reproductive health services in Kampala, Uganda 2020

SKRRI. (2007). Policy Brief: Remaja genre dan perkawinan dini.

Sofiyanti, Astuti, Setyowati. (2020). Pelatihan Pendidik Sebaya tentang Generasi Berencana (GenRe) di SMP N 24 Kota Semarang. Jurnal Pengabdian Dharma Bakti.

Waspodo, D. (2005). Bunga rampai obstetri dan ginekologi sosial. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Downloads

Published

2022-05-31

How to Cite

Setyowati, H., Sofiyanti, I., & Widyawati, S. A. (2022). Pemberdayaan Remaja dalam Optimalisasi Kesehatan Reproduksi Remaja di MA Miftahul Huda Tayu. INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE), 4(1), 22–28. https://doi.org/10.35473/ijce.v4i1.1631