Akupresur dan Yoga untuk Mengurangi Desminore pada Remja Putri di Kelurahan Langensari

Authors

  • Cahyaningrum Cahyaningrum Universitas Ngudi Waluyo
  • Neni Setyaningsih Universitas Ngudi Waluyo
  • Febri Ariyana Dewi Universitas Ngudi Waluyo

DOI:

https://doi.org/10.35473/ijce.v4i1.1668

Abstract

Adolescence is a period of transition from children to adults. Adolescents at this time experience puberty, namely the occurrence of rapid growth, secondary sex characteristics arise, and fertility is achieved. One of the signs of a woman entering puberty is experiencing menstruation. Menstruation is the discharge of the endometrial lining that accompanies an unfertilized ovum from the reproductive tract in the form of fluid, namely blood (Hardisman, 2014).Dysmenorrhea is pain in the lower abdomen, which spreads to the lower back and legs. Pain begins to arise shortly before or during menstruation (Manan, 2013). According to data from the American Congress of Obstetricians And Gynecologists (2016), more than 50% of women experience menstrual pain every month. There are 90% of women in Indonesia have experienced dysmenorrhea. Based on data from the Profile of the Central Java Provincial Health Office in 2016, the number of young women aged 10-19 years was 2,899,120 people. Meanwhile, those experiencing dysmenorrhea in Central Java Province reached 1,465,876 people.Acupressure is a medical technique from China that can reduce pain sensations by increasing endorphins, which are hormones that are able to naturally relax the body, blocking pain receptors to the brain (Aprillia, 2010). Yoga is a relaxation technique that has the effect of reducing abdominal cramps. In addition, it can increase endorphins to increase uterine blood flow thereby reducing the intensity of dysmenorrhea pain.

ABSTRAK
Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Remaja pada masa ini mengalami masa pubertas yaitu terjadinya pertumbuhan yang cepat, timbul ciri-ciri seks sekunder, dan tercapai fertilitas. Salah satu tanda seorang wanita memasuki masa pubertas adalah mengalami menstruasi. Menstruasi merupakan keluarnya lapisan endometrium yang menyertai ovum yang tidak dibuahi dari saluran reproduksi berupa cairan yaitu darah (Hardisman, 2014). Disminore merupakan rasa nyeri pada perut bagian bawah, yang menyebar menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Rasa nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi (Manan, 2013). Menurut data dari American Congress Of Obstetricians And Gynecologist (2016), bahwa lebih dari 50% wanita mengalami nyeri haid setiap bulannya. Terdapat 90% wanita di Indonesia pernah mengalami dismenore. Berdasarkan data dari Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 jumlah remaja putri usia 10 – 19 tahun sebanyak 2.899.120 jiwa. Sedangkan yang mengalami dismenore di Propinsi Jawa Tengah mencapai 1.465.876 jiwa. Akupresur merupkan teknik pengobatan dari Cina yang dapat mengurangi sensasi-sensasi nyeri melalui peningkatan endorphin, yaitu hormon yang mampu menghadirkan rasa rileks pada tubuh secara alami, memblok reseptor nyeri ke otak (Aprillia, 2010). Yoga merupakan salah satu teknik relaksasi memberikan efek mengurangi kram abdomen. Selain itu, dapat meningkatkan hormon endorphin untuk meningkatkan aliran darah uterus sehingga mengurangi intensitas nyeri Dismenore.

References

Amalia, Astrid. (2015). Tetap Sehat dengan Yoga. Jakarta: Panda Medika.

Fitria, A. H. (2020). Pengaruh Akupresur dengan Teknik Tuina terhadap Pengurangan Nyeri Haid (Disminore) pada Remaja Putri. 7, 73–81.

Gant, N. d. (2016). Dasar-Dasar Ginekologi & Obstetri. Pengaruh Akupresur dengan Teknik Tuina terhadap Pengurangan Nyeri Haid (Dismenore) pada Remaja Putri, 73-81.

Hardisman. 2014. Reproduksi Seksologi dan Embriologi dalam Kajian Ilmu Kedokteran dan Al-Quran. Yogyakarta : Gosyen Publishing

Laila, Nur Najmi. (2011). Buku Pintar Menstruasi. Yogyakarta : Buku Biru.

Larasati, Alatas. 2016. Pengaruh Senam Yoga Terhadap DisminorePada Remaja Putri.Cited [2020 March 18] Alvailable from

Larasati, T. A., & Alatas, F. (2016). Dismenore primer dan faktor risiko Dismenore primer pada Remaja. Jurnal Majority, 5(3), 79-84.

Manan. (2013). Kamus Cerdik Kesehatan Wanita. Jakarta: Flash

Nugroho, Taufan. (2015). Buku Ajar Ginekologi untuk Mahasiswa Kebidanan.Yogyakarta : Nuha Medika.

Notoadmodjo. (2014). Ilmu Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.

Proverawati A. 2014. Menarche Menstruasi Pertama Penuh. Yogyakarta: Muha Medika.

Sari, D. K. (2012). Pengaruh Pemberian Kunyit Asam terhadap Kejadian Dismenorea pada Remaja Putri di Pedukuhan Dagen Pendowohardjo Sewon Bantul (Doctoral dissertation, STIKES'Aisyiyah Yogyakarta).

Sebayang, W., Gultom, D. Y., & Sidabutar, E. R. (2018). Perilaku seksual remaja. Deepublish.

Suratini, (2013). Panduan Praktikum Keperawatan Keluarga. STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta, tidak dipublikasikan.

WHO. (2013). Data Jumlah PenderitaDisminorea. www.who.int/gho/en/ diakses pada tanggal 15 Maret 2019

Wijayanti Anggita , Refirman, R. S. (2017). Hubungan Pengetahuan tentang Menstruasi dengan Sikap Dalam Penatalaksanaan Dismenore Primer Pada Remaja Putri di SMAN 58 Jakarta. Jurnal Pendidikan Biologi IAIN Mataram, X(1).

Widyaningrum, H. (2013). Pijat refleksi & 6 terapi alternatif lainnya.Jakarta: Media Pressindo.

Wirawanda, Yuhda. (2017).KedahsyatanTerapi Yoga.Jakarta: Padi

Published

2022-06-09

How to Cite

Cahyaningrum, C., Setyaningsih, N., & Dewi, F. A. (2022). Akupresur dan Yoga untuk Mengurangi Desminore pada Remja Putri di Kelurahan Langensari. INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE), 4(1), 114–119. https://doi.org/10.35473/ijce.v4i1.1668