Tepid Sponge sebagai Upaya Penanganan Hipertermi di TK Islam Nurul Izzah
DOI:
https://doi.org/10.35473/ijce.v4i2.1959Abstract
The incidence of fever often increases the morbidity and mortality rates in children under five. Based on the survey results in March 2022, it showed that 87% of Nurul Izzah Kindergarten children had experienced fever accompanied by an increase in temperature above normal. Fever can cause hyperthermia. Hyperthermia is an increase in body temperature above normal (above 37.7oC). If hyperthermia is not treated properly, it can cause seizures which can hamper the development of the child. The purpose of this activity is to provide an overview of the treatment of hyperthermia with the tepid sponge procedure. The method used is to provide health education with the demonstration method of the tepid sponge procedure. The result of this activity is that 92% of participants can explain and demonstrate again about the Tepid Sponge procedure.
ABSTRAK
Kejadian demam seringkali meningkatkan angka keasakitan dan angka kematian pada Balita. Berdasarkan hasil survey bulan Maret 2022, menunjukkan bahwa 87% anak-anak TK Nurul Izzah pernah mengalami demam disertai penigkatan suhu diatas normal. Demam dapat menyebabkan hipertermi. Hipertermi merupakan peningkatan suhu tubuh diatas normal (diatas 37,7oC). Jika hipertermi tidak ditangani secara baik dapat menyebabkan kejang yang akan mempengaruhi perkembangan anak. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan gambaran tentang penanganan hipertermi dengan prosedur tepid sponge . Metode yang digunakan adalah memberikan penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi prosedut tepid sponge. Hasil dari kegiatan ini adalah peserta 92% dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan kembali tentang prosedur Tepid Sponge ..
References
Ber, I. E (2003) Child Development, iEdisi VI, USA : Pearson Education Inc
Haryani, Adimayanti, Astuti. 2017. Pengaruh Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Anak Pra Sekolah yang mengalami demam di RSUD Ungaran. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Stikes Cendekia Utama. https://jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/stikes/article/view/212/160
Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Direktorat Keseahatan Keluarga. Jakarta
Al- Maqassary.2013. Pengaruh Kompres Hangat terhadap Penurunan Suhu tubuh pada anak umur 1-10 tahun dengan Hipertermia (Studi Kasus Di RSUD Tugurejo Semarang). http://www.e-jurnal.com/2013/10/pengaruh-kompres-tepid-sponge-hangat.html diakses tanggal 13 Maret 2017
Berthille N, 2013.Managing Fever in Children : A National Survey of Parent’s Knowledge and Practice in France, http : www.plosone.org diakses tanggal 13 maret 2017
Dewi, AK. 2016. Perbedaan Penurunan Suhu tubuh antara pemberian Kompres Air hangat dengan tepid sponge bath pada anak demam . Jurnal Keperawatan Muhammadiyah,1 (1): 63-71 diakses tanggal 13 Maret 2017
Guyton. 2009. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC. Jakarta
Sreekanth Dr. K, Shaik Syfulla Sharif M.D Dr.,.Adjuvant Non Phamacotherapy With Tepid Sponging With Bath Warm Water To Reduce Duration & Severity of Viral Fevers https://www.worldwidejournals.com/indian-journal-of-applied-research-(IJAR)/file.php?val=December_2015_1448965091__70.pdf. Di akses tanggal 31 Juli 2021
Matondang, Wahidiyat, Sastroasmoro. 2013. Diagnosis Fisis pada Anak. Sagung Seto. Jakarta
Potter dan Perry. 2012. Buku Ketrampilan dan Prosedur Dasar. EGC.Jakarta
Perry dan Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4 Volume 1, Jakarta: EGC
Prodi D3 Keperawatan Ngudi Waluyo. 2016. Kumpulan Tools Keperawatan.
Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang.2019
Thomas S1, Vijaykumar C, Naik R, Moses PD, Antonisamy B. 2009. Comparative effectiveness of tepid sponging and antipyretic drug versus only antipyretic drug in