Penyuluhan Tentang Konsumsi Minuman Jahe sebagai Upaya Mengurangi Nyeri Menstruasi pada Remaja Putri di SMAN 9 Kota Semarang

Authors

  • Jatmiko Susilo Universitas Ngudi Waluyo
  • Rini Susanti Universitas Ngudi Waluyo
  • Kartika Sari Universitas Ngudi Waluyo

DOI:

https://doi.org/10.35473/ijce.v5i1.2320

Abstract

Menstrual pain (dysmenorrhea) is painful menstruation and can interfere with a girl's ability to go to school, study, or sleep (Fitria, 2019). Menstrual pain is painful in nature, felt in the lower abdomen, up to the waist and thighs, can be accompanied by nausea and even vomiting, even with headaches (Haryono, 2016). The incidence of dysmenorrhea in adolescents in Asia is 74.5%. In Hispanic adolescent girls the prevalence of dysmenorrhea is 85%, while the incidence rate in Indonesia is 55%. (Setyowati, 2018). Dysmenorrhea or menstrual pain is often experienced by young women of reproductive age and can have an economic impact and decrease the quality of life. Treatment of menstrual pain can use pharmacology and non-pharmacology. Pharmacological treatment includes giving anti-pain drugs including drugs that are classified as analgesics, while non-pharmacological treatment for adolescents who experience menstrual pain includes exercise, muscle stretching exercises, consuming healthy foods, acupressure, and hypnotherapy. (Setyowati, 2018). The advantages of hypnotherapy are that it can overcome physical problems such as reducing excessive pain intensity, and can make the body relax. (Syapudin, 2014). Ginger rhizome, Zingiber officinale R. has traditionally been used to reduce inflammatory symptoms. Treatment of primary dysmenorrhea in female students with ginger for 5 days had a significant effect on reducing the intensity and duration of pain (Rahnama et al, 2012), and research by Chen et al, (2016) that oral ginger can be an effective treatment for menstrual pain. The findings of Lakhan et al, (2015) indicate that Zingiberaceae extract is a clinically effective hypoalgesic agent and exhibits a better safety profile than non-steroidal anti-inflammatory drugs.

 

ABSTRAK

                Nyeri menstruasi (dismenorea) adalah menstruasi yang menyakitkan dan dapat mengganggu kemampuan seorang gadis untuk bersekolah, belajar, atau tidur (Fitria, 2019). Nyeri menstruasi sifatnya nyeri, terasa di bagian perut bagian bawah, sampai  ke pinggang dan paha, bisa disertai mual bahkan muntah, bahkan sampai dengan nyeri kepala (Haryono, 2016). Angka kejadian dismenorea pada remaja di Asia adalah 74.5%. Pada remaja putri hispanic prevalensi dismenore sebesar 85%, sedangkan angka kejadian di Indonesia adalah 55%. (Setyowati, 2018).  Dismenore atau nyeri menstruasi sering dialami oleh remaja putri usia produktif dan dapat berdampak ekonomi, dan penurunan kualitas hidup. Penanganan nyeri menstruasi dapat menggunakan farmakologi dan nonfarmakologi. Penanganan farmakologi meliputi pemberian obat-obatan anti nyeri meliputi obat yang tergolong analgetik, sedangkan penanganan nonfarmakologi pada remaja yang mengalami nyeri menstruasi meliputi olahraga, latihan peregangan otot, mengkonsumsi makanan sehat, akupresur, dan hipnoterapi. (Setyowati, 2018).  Keunggulan dari hipnoterapi yaitu dapat mengatasi masalah fisik seperti mengurangi intensitas nyeri yang berlebihan, serta dapat membuat tubuh menjadi rileks. (Syaripudin, 2014). Rimpang jahe, Zingiber officinale R. secara tradisional telah digunakan untuk mengurangi gejala inflamasi. Pengobatan dismenore primer pada mahasiswi dengan jahe selama 5 hari berpengaruh signifikan terhadap penurunan intensitas dan durasi nyeri (Rahnama et al, 2012), dan  Penelitian Chen et al, (2016) bahwa jahe oral dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk nyeri menstruasi. Temuan Lakhan et al, (2015) menunjukkan bahwa ekstrak Zingiberaceae  merupakan agen hipoalgesik yang efektif secara klinis dan menunjukkan profil keamanan yang lebih baik daripada obat antiinflamasi nonsteroid.

References

Agarwal, A. K., & Agarwal, A. (2010). A study of dysmenorrhea during menstruation in adolescent girls. IJCM: official publication of Indian Association of Preventive & Social Medicine, 35(1), 159–164

Coco A. S. (1999). Primary dysmenorrhea. American family physician, 60(2), 489–496.

Dugasani, S., Pichika, M. R., Nadarajah, V. D., Balijepalli, M. K., Tandra, S., & Korlakunta, J. N. (2010). Comparative antioxidant and anti-inflammatory effects of [6]-gingerol, [8]-gingerol, [10]-gingerol and [6]-shogaol. Journal of ethnopharmacology, 127(2), 515–520.

French L. (2005). Dysmenorrhea. American family physician, 71(2), 285–291

Glenn, L. L., & Dinsmore, K. R. (2018). Effectiveness of Health Education and Promotion for Influenza Immunization. Workplace health & safety, 66(1), 4.

Harel Z. (2012). Dysmenorrhea in adolescents and young adults: an update on pharmacological treatments and management strategies. Expert opinion on pharmacotherapy, 13(15), 2157–2170.

Hosseinlou, A., Alinejad, V., Alinejad, M., & Aghakhani, N. (2014). The effects of fish oil capsules and vitamin B1 tablets on duration and severity of dysmenorrhea in students of high school in Urmia-Iran. Glob J Health Sci, 6(7 Spec No), 124–129.

Ju, H., Jones, M., & Mishra, G. (2014). The prevalence and risk factors of dysmenorrhea. Epidemiol Rev, 36, 104–113.

Downloads

Published

2023-05-30

How to Cite

Jatmiko Susilo, Rini Susanti, & Sari, K. (2023). Penyuluhan Tentang Konsumsi Minuman Jahe sebagai Upaya Mengurangi Nyeri Menstruasi pada Remaja Putri di SMAN 9 Kota Semarang. INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE), 5(1), 83–85. https://doi.org/10.35473/ijce.v5i1.2320