Penyuluhan DAGUSIBU Obat dan TOGA pada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung

Authors

  • Elma Viorentina Sembiring Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tanjungkarang
  • Makhdalena Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

DOI:

https://doi.org/10.35473/ijce.v6i1.2540

Keywords:

Pengetahuan, DAGUSIBU, Obat, TOGA, WBP

Abstract

Family Medicinal Plants (usually called TOGA) are essential medicinal plants grown in the yards managed by the family. TOGA basically a program for utilizing a piece of land either in the yard, garden or field to cultivate plants that have medicinal properties. Indonesian people are now getting used to various types of drugs. This has had both positive and negative impacts. The Indonesian Pharmacist Association (IAI) as one of the health professional organizations is currently starting to launch outreach activities to the public regarding the proper use of drugs. Pharmacists as health professionals who are concerned about the use of drugs in the community are encouraged to continue to conduct DAGUSIBU counseling anywhere so that people understand about the correct use of drugs so that the goals of treatment can be achieved and not cause environmental damage. The implementation of community service activities is carried out for correctional inmates at the Class IIA Narcotics Penitentiary in Bandar Lampung. Direct lecture with audio visual method was used in this events. In order to achieve the output in the form of increased knowledge about DAGUSIBU Drugs and TOGA, a pretest and posttest were carried out before and after the events. The average pretest score of participants was 68.28 and the average post test score was 85.22. As many as 95% of participants experienced an increase in post test scores compared to the pretest. The increase in post test scores in participants proves that counseling with audio-visual methods can increase participants' knowledge about DAGUSIBU and TOGA.

 

ABSTRAK

                Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada hakekatnya adalah tanaman berkhasiat yang ditanam di lahan pekarangan yang dikelola oleh keluarga. TOGA atau tanaman obat keluarga pada dasarnya adalah program pemanfaatan sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun, maupun ladang untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai terbiasa dengan penggunaan berbagai jenis obat-obatan. Perkembangan tersebut menimbulkan berbagai dampak positif maupun negatif. Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) sebagai salah satu organisasi profesi kesehatan saat ini mulai mencanangkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat terkait penggunaan obat yang baik dan benar. Apoteker sebagai profesi kesehatan yang concern terhadap pemakaian obat-obatan di masyarakat dihimbau untuk terus melakukan penyuluhan DAGUSIBU di manapun agar masyarakat paham mengenai penggunaan obat yang benar sehingga tujuan pengobatan dapat tercapai serta tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan kepada para warga binaan permasyarakatan di Lembaga Permasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung. Metode yang digunakan adalah ceramah langsung dengan audio visual. Demi mencapai luaran berupa peningkatan pengetahuan mengenai DAGUSIBU Obat dan TOGA dilakukan pretest dan posttest sebelum dan sesudah penyuluhan. Rerata nilai pretest peserta ialah 68,28 dan rerata nilai postest ialah 85,22. Sebanyak 95% peserta mengalami peningkatan nilai postest dibandingkan dengan pretest. Peningkatan nilai postest pada peserta membuktikan bahwa penyuluhan dengan metode audio visual dapat meningkatkan pengetahuan peserta mengenai DAGUSIBU dan TOGA.

 

References

Adiyasa, M. R., & Meiyanti, M. (2021). Pemanfaatan obat tradisional di Indonesia: distribusi dan faktor demografis yang berpengaruh. Jurnal Biomedika Dan Kesehatan, 4(3), 130–138. https://doi.org/10.18051/jbiomedkes.2021.v4.130-138

Atmojo, M., & Darumurti, A. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 101–109. https://doi.org/10.31294/jabdimas.v4i1.8660

Darwis, A. M., Nirwana, A., Burhamzah, R., & Patimang, Y. C. (2021). Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaan Tanaman Obat Keluarga Sebagai Peningkatan Imun Selama Pandemi. Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal, 1(2), 83–88. http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/alghidza/article/view/21939

Dewi, A. P., Wardaniati, I., Pratiwi, D., & Valzon, M. (2019). Sosialisasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat Di Desa Kumain Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisplin, 2(2).

Djuria R. (2019). Peningkatan Pengetahuan Tentang Dagusibu Terhadap Kader Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) Desa Tanjung Gunung Bangka Tengah. Jurnal Kesehatan Poltekkes Kemenkes Ri Pangkalpinang, 6(1), 33.

Gutierrez, R. P., & Baez, E. (2012). Cardioactive Agents from Plants. Mini Reviews in Medicinal Chemistry, 9(7), 879–883. https://doi.org/10.2174/138955709788452612

Khan, M. S. A., & Ahmad, I. (2019). Herbal Medicine: Current Trends and Future Prospects. In New Look to Phytomedicine Advancements in Herbal Products as Novel Drug Leads (pp. 5–31). Academic Press. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-814619-4.00001-X

Kurniawan. (2021). Peningkatan Pengetahuan Terhadap Pengelolaan Dagusibu Obat Melalui Pelatihan Simulasi Kotak Simpan Obat di Kecamatan Johar Baru Tahun 2019. Jurnal Pengabdian Masyarakat PHB, 4(1), 85-90. http://dx.doi.org/10.30591/japhb.v4i1.1727

Downloads

Published

2024-05-31

How to Cite

Sembiring, E. V., & Makhdalena. (2024). Penyuluhan DAGUSIBU Obat dan TOGA pada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung. INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE), 6(1), 1–6. https://doi.org/10.35473/ijce.v6i1.2540