Pelatihan Pembuatan Repellant Spray Batang Serai sebagai Upaya dalam Mencegah DBD (Demam Berdarah Dengue) di Dasawisma Kelurahan Srondol Wetan

Authors

  • Devi Mardiyanti Universitas Ngudi Waluyo
  • Willi Wahyu Timur Universitas Islam Sultan Agung

DOI:

https://doi.org/10.35473/ijce.v6i1.3177

Keywords:

DBD, Serai, Sosialisasi, repellent spray, medicine

Abstract

Dengue virus infection caused by the bite of the Aedes Aegypti mosquito can cause dengue hemorrhagic fever (DHF) and is a deadly disease. Dengue fever is included in the extraordinary event category, with an increase of 857 cases per year. One of the main health problems in Indonesia is dengue hemorrhagic fever (DHF) which is caused by the dengue virus and carried by the Aedes aegypty mosquito. It is nothing new that using anti-mosquito products containing synthetic insecticides is people's main choice to avoid mosquito bites. This product is widely sold on the market and is used in various ways, such as burning, spraying, or applying, even if it requires electricity. The use of synthetic insecticides is associated with environmental and health hazards. As a result, it is considered important to switch to natural ingredients which are much safer. Lemongrass (Cymbopogon citratus) is a plant that has the ability to ward off mosquitoes. The aim of this service is to provide education about dengue fever, the benefits of lemongrass, and provide skills to the community to turn lemongrass into an anti-mosquito spray which is useful for preventing dengue fever and improving the economy of the surrounding community. The data collection method in this service was carried out using the pre and posttest method with a total of 41 participants. The results obtained in this service showed that there was an influence on the level of knowledge before and after the socialization, where the average respondent experienced an increase of 87.8% after being given knowledge about how to prevent dengue fever, the benefits of lemongrass, as well as training in making repellent spray as an effort to prevent dengue fever. From this collaboration, it is hoped that residents can act as an extension of their efforts to prevent the increasingly widespread prevalence of dengue fever.

 

 

ABSTRAK

                Infeksi virus dengue yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti dapat menyebabkan demam berdarah dengue (DBD) dan merupakan penyakit mematikan. Penyakit DBD masuk dalam kategori kejadian luar biasa, dengan peningkatan sebesar 857 kasus per tahun. Salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia adalah demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus dengue dan dibawa oleh nyamuk Aedes aegypty. Bukan hal baru bahwa menggunakan produk anti nyamuk yang mengandung insektisida sintetik adalah pilihan utama masyarakat untuk menghindari gigitan nyamuk. Produk ini banyak dijual di pasar dan digunakan dengan berbagai cara, seperti dibakar, disemprot, atau dioleskan, bahkan jika memerlukan listrik. Penggunaan insektisida sintetik dikaitkan dengan bahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Akibatnya, dianggap penting untuk beralih ke bahan alami yang jauh lebih aman. Serai (Cymbopogon citratus) adalah salah satu tanaman yang memiliki kemampuan untuk menangkal nyamuk. Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan edukasi tentang DBD, manfaat serai, dan memberikan keterampilan kepada masyarakat untuk mengubah serai menjadi spray anti nyamuk yang bermanfaat untuk mencegah DBD dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Metode pengambilan data dalam pengabdian ini dilakukan dengan metode pre dan postest dengan total peserta sebanyak 41 orang. Hasil yang diperoleh dalam pengabdian ini bahwa ada pengaruh pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukannya sosialisasi dimana rata-rata responden mengalami peningkatan sebesar 87,8% setelah diberikan pengetahuan tentang cara pencegahan DBD, manfaat serai, serta pelatihan pembuatan repellant spray sebagai upaya mencegah DBD. Dari kolaborasi ini diharapkan warga dapat sebagai perpanjangan tangan untuk mencegah prevalensi DBD yang semakin meluas.

References

Amin, Isnaini Khoirun Nur. 2022. “Tingkat Pengetahuan, Persepsi, Dan Sikap Masyarakat Terhadap Kehalalan Obat Di Jawa Timur.” Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa 5 (2): 122–30. https://doi.org/10.29313/jiff.v5i2.9608.

Bachtiar, Muchamad, Izdihar Irbah, Dinda Fadhilah Islamiah, Fadhlan Rizakul Hafidz, Mastura Hairunnisa, Muhammad Aviandy Viratama, and Sarah Chelsabiela. 2022. “Pemanfaatan Minyak Jelantah Untuk Pembuatan Lilin Aromaterapi Sebagai Ide Bisnis Di Kelurahan Kedung Badak.” Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (PIM) 4 (2): 82–89. https://doi.org/10.29244/jpim.4.2.82-89.

Ghodiq Ufthoni, Bagoes Widjanarko, Apoina Kartini, Tri Joko, Mochamad Abdul Hakam, and Hendrixus Eko SuraniPutro. 2022. “Edukasi Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue.” Jurnal Pengabdian Kesehatan 5 (2): 121–30. http://jpk.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id.

Kadek, yusantari ni. 2022. “Gambaran Aktivitas Fisik Pada Lansia Dengan Gout Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Abang II.” Repository.Itekes-Bali, no. 8.5.2017: 2003–5. www.aging-us.com.

Melviani, Melviani, Dyan Fitri Nugraha, Nadya Novianty, and Noval Noval. 2023. “Pelatihan Pembuatan Spray Tanaman Serai Untuk Mencegah DBD Dalam Meningkatkan Kesehatan Dan Ekonomi Keluarga.” Indonesia Berdaya 4 (3): 823–30. https://doi.org/10.47679/ib.2023486.

Ridho, M .Rasyid, Dalilah, and Chairil Anwar. 2017. “Hubungan Pengetahuan , Sikap Dan Perilaku Masyarakat Tentang DBD Dengan Jumlah Larva Nyamuk.” Jurnal Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 3 (1): 39–51.

Rizqi Farasari. 2018. “Journal of Health Education” 3 (2): 8–15.

Sukohar. 2014. “Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Demam Berdarah Dengue ( DBD ) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.” Medula 2 (2): 1–

Downloads

Published

2024-05-31

How to Cite

Mardiyanti, D., & Willi Wahyu Timur. (2024). Pelatihan Pembuatan Repellant Spray Batang Serai sebagai Upaya dalam Mencegah DBD (Demam Berdarah Dengue) di Dasawisma Kelurahan Srondol Wetan. INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE), 6(1), 75–80. https://doi.org/10.35473/ijce.v6i1.3177