Pelatihan Terapi Nonfarmakologi untuk Mengurangi Kecemasan sebagai Upaya Menjaga Kesehatan Mental Masyarakat Desa Tambakboyo
DOI:
https://doi.org/10.35473/ijce.v7i1.3886Keywords:
Kesehatan Mental, Pelatihan, Terapi Nonfarmakologi.Abstract
Training is a learning activity that aims to improve cognitive and psychomotor abilities. This ability improvement aims to be able to apply what has been trained. One of the trainings that can be given to the community is non-pharmacological therapy training. The skills to carry out non-pharmacological therapy can be used to overcome symptoms or handle health problems as an initial nursing action. Several non-pharmacological therapies based on evidence-based practice are widely used to maintain mental health and overcome anxiety. The purpose of this activity is to improve the ability to recognize anxiety problems, carry out several non-pharmacological therapies as a prevention effort that can later be used to overcome mental health problems experienced, especially anxiety, and share the skills possessed with other community members. The method used in this service activity is to start with an in-depth interview, then a participatory method and training. The results obtained from this service activity are the needs of the community related to the problem of maintaining health, especially mental health, community participation in activities and the implementation of training activities with the results of an increase in the level of skills in carrying out good non-pharmacological therapy reaching 85.96% and maximum participation with 100% attendance. The main conclusion of this community service activity is that training activities, especially non-pharmacological training, will improve skills as an effort to maintain community mental health.
ABSTRAK
Pelatihan merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang bertujuan meningkatkan kemampuan pada kognitif sekaligus psikomotor. Peningkatan kemampuan ini memiliki tujuan agar mampu mengaplikasikan apa yang sudah dilatihkan. Salah satu pelatihan yang bisa diberikan kepada masyarakat adalah pelatihan terapi nonfarmakologi. Keterampilan melakukan terapi nonfarmakologi dapat digunakan untuk mengatasi gejala atau penanganan masalah kesehatan sebagai tindakan keperawatan awal. Beberapa terapi nonfarmakologi berdasarkan evidencebased practice banyak digunakan untuk menjaga kesehatan mental dan mengatasi kecemasan. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan dalam mengenali masalah kecemasan, melakukan beberapa terapi nonfarmakologi sebagai Upaya pengahan yang nantinya bisa digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang dialami khususnya kecemasan dan membagi ketrampilan yang dimiliki kepada anggota Masyarakat lainnya. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabian ini adalah diawali dengan in depth interview selanjutnya metode partisipasif serta pelatihan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah diketahui kebutuhan masyarakat terkait masalah menjaga kesehatan khususnya kesehatan mental, partisipasi masyarakat dalam kegiatan dan terlaksana kegiatan pelatihan dengan hasil peningkatan tingkat ketrampilan melakukan terapi nonfarmakologi yang baik mencapai 85,96% serta partisipasi yang maksimal dengan kehadiran 100%. Kesimpulan utama dari kegiatan pengabian kepada Masyarakat ini adalah kegiatan pelatihan khususnya pelatihan nonfarmakologi akan meningkatkan ketrampilan sebagai Upaya menjaga kesehatan mental Masyarakat.
References
Alvionita, S., Wongkar, D., & Pasiak, T. F. (2022). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif terhadap Kecemasan. EBiomedik, 10(1), 42–49.
Hidayah, H. S., Yusuf, Y., Fatah, Z., & Wahjono, S. I. (2024). Latihan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. National Conference on Applied Business, Education, & Technology (NCABET), 3(1), 300–317. https://doi.org/10.46306/ncabet.v3i1.128
Kemenkes. (2023). riset kesehatan dasar tahun 2023.
Kementerian Kesehatan RI. (2023). Rised kesehatan dasar 2023.
Mulyatiningsih. (2011). evaluasi peningkatan SDM kegiatan pelatihan. 3(2), 195.
Notoadmojo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Safari, S. G. S., Ratnasari, Y., & Mulya, I. S. (2023). Pengelolaan Diri dan Regulasi Emosi dengan Pendekatan Dialectical Behavior Therapy (DBT) Kelompok pada Gangguan Mood. GUIDENA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan Dan Konseling, 13(4), 854. https://doi.org/10.24127/gdn.v13i4.7816
Selviyanti, N. H., Fadila, N., Sulis, Y. D., Anshori, I., Buyung, H., & Safrizal, A. (2019). Systematic Literature Review: Peran Pelatihan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Sdm) Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan. Jurnal Masharif Al-Syariah: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 8(3), 977–988. https://doi.org/10.30651/jms.v8i4.20987
Sylvia, E. (2015). buku ajar psikiatri. Balai Penerbit FK UI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP PPNI (ed.); 1st ed.). Dewan Pengurus PPNI.
Wahyudi, J. T. (2024). Efektivitas Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi: Literature Review. Journal Health Applied Science and Technology, 2(1), 48–59. https://doi.org/10.52523/jhast.v2i1.40
WHO. (2021). world health organitation.
Wulansari, W., Mustain, M., & Ismiriyam, F. V. (2019). Pengaruh Terapi Beapreasi (Kombinasi Senam Otak Dengan Relaksasi Benson) Terhadap Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia Dengan Insomnia. Jurnal Perawat Indonesia, 3(1), 8. https://doi.org/10.32584/jpi.v3i1.199
Wulansari, W., Mustain, M., & Ismiriyam, F. V. (2022). Edukasi Kesehatan Sebagai Intervensi Masalah Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan Lansia Dengan Riwayat Penyakit Kronis Menuju Kualitas Hidup Lansia Yang Optimal. JOONG-KI : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 176–183.
Wulansari, W., & Saputra, D. A. (2021). Pengaruh Intervensi Edukasi Kesehatan Terhadap Masalah Manajemen Kesehatan Tidak Efektif Pada Keluarga Dengan Riwayat Diare Anak Berulang. Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang, 4(1), 108–116. https://doi.org/10.55606/sinov.v4i1.66