Upaya Pemantauan Status Gizi Dan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular Pada Remaja dengan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) Cerdas di SMA Teuku Umar Semarang

Authors

  • Ari Widyaningsih Universitas Ngudi Waluyo
  • Isfaizah Isfaizah Universitas Ngudi Waluyo
  • Ita Puji Lestari Universitas Ngudi Waluyo

DOI:

https://doi.org/10.35473/ijce.v2i2.751

Abstract

Early medical examinations are needed to be able to identify possible health risks. Hypertension is widely known as a disease that attacks the elderly, because the risk of hypertension increases with age. However, in reality, cases of hypertension in young people, including adolescents, are found increasingly around the world, including Indonesia. Based on the 2013 Basic Health Research data, there were 8.7% hypertension sufferers aged 15-24 years and this increased to 13.2% in 2018 with a narrower youth age range, namely between 18-24 years. Young people and adolescents can suffer from hypertension if they have certain medical conditions, which are generally due to inherited / congenital kidney disease, aortic function / deformity, sleep apnea, Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), or thyroid problems (hypothyroidism or hyperthyroidism) and taking medication. -certain medicine. Most cases of high blood pressure in young adolescents are classified as primary hypertension, which means that the cause is unknown. Although unknown, this condition is most likely influenced by heredity (genetic), an unhealthy lifestyle, or a combination of both. Based on the concept of health management, that neglect of problems is caused by ignorance, incompetence and unwillingness, this service activity is carried out. This service is given to health cadres at Teuku Umar High School Semarang as many as 30 class representatives, which was held in November - December 2019 which was carried out in 2 activity sessions. As for the series of activities are Smart UKS counseling, counseling on adolescent nutritional status, calculating TB, weight, BMI, counseling about hypertension and measuring adolescent BP. After monitoring nutritional status, most adolescents have normal nutritional status (90 %), pre-systolic hypertension (20%) and diastolic pre-hypertension (3.3%). Monitoring nutritional status and early detection of degenerative diseases is very important as an effort to screen degenerative diseases in adolescents.

Abstrak

Pemeriksaan kesehatan secara dini diperlukan untuk dapat mengidentifikasi risiko kesehatan yang mungkin terjadi.Hipertensibanyak dikenal sebagai penyakit yang menyerang orang berusia lanjut, karena risiko hipertensi memang semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Namun kenyataannya, kasus hipertensi pada anak muda, termasuk remaja, ditemukan semakin banyak di penjuru dunia, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013 terdapat sebesar 8,7% penderita hipertensi usia 15-24 tahun danmeningkat menjadi 13,2%pada tahun 2018 dengan rentang usia muda lebih sempit, yaitu antara 18- 24tahun. Anak muda dan remaja bisa menderita hipertensi bila memiliki kondisi medis tertentu, yang umumnya karena penyakit ginjal turunan/bawaan, kelainan fungsi/bentuk aorta, sleep apnea, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), atau masalah tiroid (hipotiroidisme atau hipertiroidisme) serta mengonsumsi obatobatan tertentu. Sebagian besar kasus tekanan darah tinggi pada remaja usia muda tergolong ke dalam hipertensi primer, yang berarti tidak diketahui penyebabnya. Meski tidak diketahui, kondisi ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh faktor keturunan (genetik), gaya hidup yang tidak sehat, atau kombinasi keduanya. Berdasarkan konsep penanganan kesehatan, bahwa terabaikannya permasalahan disebabkan oleh ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidakmauan, maka kegiatan pengabdian inidilaksanakan.Pengabdian ini diberikan kepada kader kesehatan di SMA Teuku Umar Semarang sebanyak 30 siswa/siswi perwakilan kelas, yang dilaksanakan pada Bulan November - Desember 2019 yang dilakukan dalam 2 sesi kegiatan.Adapun rangkaian kegiatanya adalah penyuluhan UKS Cerdas, Penyuluhan tentang status gizi remaja, penghitungan TB, BB, IMT, menyuluhan tentang penyakit hipertensi serta pengukuran TD remaja.Setelah dilakukan pemantauan status gizi, sebagian besar remaja memiliki status gizi normal (90%), pre-hipertensi sistolik (20%) dan pre-hipertensi diastolic (3.3%).Pemantauan status gizi dan deteksi dini penyakit degeneratif sangat penting sebagai upaya screening penyakit degenerative pada remaja.

Author Biography

Ari Widyaningsih, Universitas Ngudi Waluyo

Prodi DIII Kebidanan

References

Adhikari, K., and Adak, M.R., 2012. Behavioural risk factors of noncommunicable diseases among adolescents.Journal of Institute of Medicine. Vol. 34:3, 39-43

Alisalad.Abdikamal.WHO STEPwise approach to chronic disease risk factor

surveillance (STEPS), Promotion of Fruits and Vegetables for Health African Regional Workshop for Anglophone Countries Mount Meru Hotel, Arusha, Tanzania; 26 – 30 September, 2011

Bhagyalaxmi, A., Trivedi A., Jain, S., 3013. Prevalence of Risk Factors of Noncommunicable Diseases in a District of Gujarat, India.Journal Health Popul Nutr. 31(1):78-85 diakses dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23617208pada 4 Maret 2017

Bradshaw, Debbie, Krisela, S., Naomi, L and Beatrice, N., Non-Communicable Disease – A race against time. Diakses dari http://www.mrc.ac.za/policybriefs/racea= gainst.pdf pada 2 Juli 2017

Darmawan, Eri Setia. 2016. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Siswa SMA Di Kabupaten Semarang. Skripsi.Ungaran: STIKES Ngudi Waluyo.

Dinkes Kabupaten Semarang. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2015.Ungaran: Dinkes Kabupaten Semarang diakses

dariwww.semarangkab.go.id/skpd/dinkes/Dinkes Provinsi Jateng. 2014.

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2014.Semarang: Dinkes Provinsi Jateng.

Dinkes Provinsi Jateng. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015.Semarang: Dinkes Provinsi Jateng.

Fitrianingsih.2015. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Denagn Kejadian Hipertensi Pada Remaja Di SMAN 1 Ungaran Kabupaten Semarang.Skripsi.Ungaran: STIKES Ngudi Waluyo.

Isfandari, Siti dan Dina Bisara Lolong.2014. Analisa Faktor Risiko Dan Status Kesehatan Remaja Indonesia Pada Dekade Mendatang.Buletin Penelitian Kesehatan. Vol. 42, No. 2, 122-130

Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2015. Petunjuk Teknis Surveilans Penyakut Tidak Menular. Jakarta: Dirjen P2&PL Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular.

Khuwaja, A.K., et all., 2011. Preventable Lifestyle Risk Factors for NonCommunicable Diseases in the Pakistan Adolescents Schools Study 1 (PASS-1). Journal of Prevention Medicine and Public Health. Vol. 44, No. 5, 210-217. Diakses dari http://jpmph.org/

Masriadi. 2016. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Trans Info Media.

Nunes, et all., 2016. Clustering of Risk Factors for Non-Communicable

Diseases among Adolescents from Southern Brazil. Diakses dari

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4951139/pada 8 Maret2017.

Pranowowati, P., Yuliaji S., dan Sigit A.W., 2017. Kajian Masalah Kesehatan Pada Siswa SMA Di Kabupaten Semarang.Unpublish. Ungaran

Rahajeng, E. 2012. Upaya Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia. Jurnal Informasi Kesehatan vol 2. Direktorat PPTM, P2PL Kementerian Kesehatan RI.

Rosanti, Candra. 2010. Gambaran Perilaku Berisiko Sebagai Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (Studi Pada Remaja Di 4 Sekolah Menengah Tingkat Atas Kota Semarang). Skripsi. Semarang: UNDIP

diambil dari http://eprints.undip.ac.id/35215/1/3865.p

df

World Health Organization (2003) The WHO STEPwise approach to

Surveillance of NonComunication Disease (STEPS). Jenewa, WHO.

World Health Organization.The WHO STEPwise approach to noncommunicable disease risk factor surveillance (STEPS) diakses dari

www.who.int/chp/steps

Downloads

Published

2020-11-30

How to Cite

Widyaningsih, A., Isfaizah, I., & Lestari, I. P. (2020). Upaya Pemantauan Status Gizi Dan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular Pada Remaja dengan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) Cerdas di SMA Teuku Umar Semarang. INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE), 2(2). https://doi.org/10.35473/ijce.v2i2.751