“Pemberdayaan Kader sebagai Kelompok Pendukung Asi Eksklusif (Kp-Asi) dalam Gerakan Gemar Asi Eksklusif di Puskesmas Karang Ayu Semarang”
DOI:
https://doi.org/10.35473/ijce.v3i1.989Abstract
Breast milk is the right milk for babies because this milk is specially produced by mothers only for their babies. Mother's milk provides the most important energy for the baby. Breast milk cannot be replaced by even the most expensive formula milk because the substances contained in breast milk have the right temperature for the baby, contain all the substances needed by the baby and breast milk does not contain bacteria that are harmful to the baby's health (Nirwana, 2014). The achievement of exclusive breastfeeding, specifically in all Puskesmas Karang Ayu, was 73.33%, while the target set by the Semarang City Health Service was 80%. The Karang Ayu Community Health Center has 4 Puskesmas working areas, each consisting of a Puskesmas and a Sub Health Center. Based on the achievements in each Puskesmas, it is known that the achievement of exclusive breastfeeding at the Karang Ayu Health Center has the lowest achievement, namely 63.46% compared to other Puskesmas in Karang Ayu Health Center (DinKes Denpasar City, 2014). Based on interviews with Puskesmas officers, the officers said that the Karang Ayu Health Center had health cadres but had not been exposed to information about exclusive breastfeeding. Therefore, it is necessary to do community service which consists of counseling on exclusive breastfeeding. After counseling and empowerment, cadres in the targeted area of Karang Ayu Health Center are able to carry out monitoring of blood pressure measurements, and provide education to Exclusive Breastfeeding which is their responsibility.
Abstrak
ASI merupakan susu yang tepat untuk bayi karena susu ini khusus diproduksi ibu hanya untuk bayinya. Susu dari ibu memberikan energi yang paling penting untuk bayi. ASI tidak dapat digantikan oleh susu formula yang termahal sekalipun karena zat-zat yang terkadung dalam ASI memiliki suhu yang tepat untuk bayi, mengandung segala zat yang dibutuhkan bayi dan ASI tidak mengandung bakteri yang berbahaya bagi kesehatan bayi (Nirwana, 2014). Pencapaian ASI Ekslusif yang mengkhusus di seluruh Puskesmas Karang Ayu sebesar 73,33% sedangkan target yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kota Semarang sebesar 80%. Dinas Puskesmas Karang Ayu memiliki 4 wilayah kerja Puskesmas yang masing-masing terdiri dari Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Berdasarkan pencapaian di masing-masing Puskesmas, diketahui bahwa pencapaian ASI Ekslusif di Puskesmas II Denpasar Barat memiliki pencapaian paling rendah yaitu 63,46% dibandingkan Puskesmas lainnya yang ada di Puskesmas Karang Ayu (DinKes Kota Denpasar, 2014). Pencapaian ASI Ekslusif yang mengkhusus di seluruh Puskesmas Karang Ayu sebesar 73,33% sedangkan target yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kota Semarang sebesar 80%. Dinas Puskesmas Karang Ayu memiliki 4 wilayah kerja Puskesmas yang masing-masing terdiri dari Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. Berdasarkan pencapaian di masing-masing Puskesmas, diketahui bahwa pencapaian ASI Ekslusif di Puskesmas II Denpasar Barat memiliki pencapaian paling rendah yaitu 63,46% dibandingkan Puskesmas lainnya yang ada di Puskesmas Karang Ayu (DinKes Kota Denpasar, 2014). Berdasarkan wawancara kepada petugas Puskesmas, petugas mengatakan bahwa Puskesmas Karang Ayu memiliki kader kesehatan namun belum terpapar dengan informasi mengenai ASI Eksklusif. Maka dari itu perlu dilakukan pengabdian masyarakat yang terdiri dari Penyuluhan mengenai ASI Eksklusif. Setelah dilakukan penyuluhan dan pemberdayaan, kader di wilayah binaan Puskesmas Karang Ayu mampu melaksanakan pemantauan pengkuran tekanan darah, dan memberikan edukasi kepada ASI Eksklusif yang menjadi tanggung jawabnya.Â
References
Widuru Hesti, 2013, Cara mengelola ASI Eksklusif bagi ibu bekerja, Pustaka Baru: Yogyakarta
Cahyani,Ni Wayan W. & Widarsa, I Ketut Tangking. (2014).Penerapan Analisis Jalur dalam Analisis Faktor Determinan Eksklusivitas Pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Payangan. Gianyar. Community Health, Volume 2, No.1: 96-106.
Dinas Kesehatan Kota Denpasar. (2014). Pelaporan Pencapaian ASI Ekslusif.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2018). Pedoman Pelaksanaan Proram Perbaikan Gizi Masyarakat. Pemerintah Provinsi Bali Dinas Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia Indonesia 2001. Jakarta: Pusat Data Informasi Departemen kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.(2013). Ibu Bekerja Tetap Memberikan Air Susu Ibu.
Jakarta.
Efendi, F., & Makhfudli. (2016). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. (Nursalam & Nurs, Eds.). Jakarta: Salemba Medika.
Gustina, Nila. (2018). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI di Puskesmas Kota Pekanbaru. Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogjakarta.
Roesli, Utami. (2015). Inisiasi Menyusui Dini plus ASI Ekslusif. Jakarta: Pustaka Bunda.
Sunaryo. (2014). Psikologi Untuk Perawatan. Jakarta: EGC
Utarini, Adi. (2017). Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan. Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada.
Yuliarti. (2018). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku Pemberian Asi Eksklusif. Available http://eprints.uns.ac.id/ 9582/1/72380707200904201.pdf (accessed : 2 februari 2015)