https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/issue/feedINDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)2024-12-03T02:55:04+00:00ARI WIDYANINGSIH[email protected]Open Journal Systems<div class="body"> <div class="description"> <div style="border: 2px #444F71 solid; padding: 3px; background-color: #f0ffff; text-align: left;"> <ol> <li class="show">Nama Jurnal: Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE)</li> <li class="show">Singkatan: IJCE</li> <li class="show">Frekuensi: May and November</li> <li class="show">ISSN: Print 2657-1161 | Online 2657-117X</li> <li class="show">Editor in Chief: Ari Widyaningsih</li> <li class="show">DOI: 10.35473/IJCE</li> <li class="show">Akreditasi : Sinta 5</li> <li class="show">Penerbit: Universitas Ngudi Waluyo Fakultas Kesehatan</li> </ol> </div> <p>Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE) is a journal of community empowerment published by Faculty of Health Science, annually in Mei and November. IJCE welcomes any research-based articles by the lecturers in Faculty of Health Science, Universitas Ngudi Waluyo</p> </div> </div>https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3539Sosialisasi Pencegahan Demam Berdarah di Sogo Kabupaten Semarang2024-11-22T05:24:13+00:00Puji Purwaningsih[email protected]Zumrotul Chaerijah[email protected]Suwanti[email protected]Nurvina Khasanah[email protected]Nurlita Makhyasari[email protected]Gipta Galih Widodo[email protected]Abdul Wakhid[email protected]<p><em>Socialization of dengue fever prevention is a process of learning to recognize and adapt to the environment that causes dengue hemorrhagic fever transmission. Problems found from the results of interviews with leaders obtained data for the last 2 months (May 2024) there were 4 residents who suffered from DHF The head of the RT said that in Sogo Hamlet there was only 1 active cadre, community leaders said that JUMANTIK monitoring had been carried out by cadres from Sigade hamlet RT 06 but the activity had not been running since 1 year ago, Puskesmas officers said there were several residents who did not report to the Puskesmas when exposed to DHF. The purpose of the activity is to increase changes in the aspects of behavior, attitudes, and behavior of the community as a prevention of DHF. The method used begins with observation and giving questionnaires to be filled in regarding questions about dengue hemorrhagic fever, after the data is found, a nursing diagnosis is formulated which is followed by network implementation activities with the Lerep Health Center. Analysis of pre post knowledge using the Wilcoxon test obtained data p value (0.001) shows that there is an increase in knowledge between before and after socialization.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Sosialisasi pencegahan demam berdarah merupakan suatu proses belajar mengenal dan menyesuaikan diri dengan lingkungan penyebab penularan demam berdarah dengue. Permasalan yang ditemukan dari hasil wawancara tokoh didapatkan data 2 bulan terakhir (Mei 2024) terdapat 4 warga yang menderita DBD Ketua RT mengatakan di Dusun Sogo hanya terdapat 1 Kader aktif ,tokoh masyarakat mengatakan untuk sudah pernah dilakukan pemantauan JUMANTIK oleh Kader dari dusun Sigade RT 06 tetapi kegiatan tersebut sudah tidak berjalan sejak 1 tahun yang lalu, petugas Puskesmas mengatakan terdapat beberapa warga yang tidak lapor ke pihak Puskesmas ketika terkena DBD. Tujuan kegiatan untuk menambah merubah aspek perilaku, sikap, perilaku masyarakat sebagai pencegahan DBD. Metode yang digunakan diawali dengan observasi dan pemberian angket untuk diisi berkaitan pertanyaan-pertanyaan seputar demam berdarah dengue, setelah ditemukan data kemudian dirumuskan suatu diagnosis keperawatan yang diikuti dengan kegiatan implementasi jejaring dengan Puskesmas lerep. Analisis pre post pengetahuan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan data p value (0,001) menunjukan bahwa ada peningkatan pengetahuan antara sebelum dan sesudah sosialisasi. </p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3474Edukasi Pijat Refleksi Kaki sebagai Upaya Mengurangi Tanda dan Gejala Hipertensi di Lingkungan Walitelon Utara Temanggung2024-10-09T02:22:02+00:00Maksum[email protected]Mukhamad Musta'in[email protected]Heri Sugiarto[email protected]<p><em>Hypertension remains a global issue to this day due to its continuously increasing prevalence. Uncontrolled hypertension, where systolic blood pressure is ≥140 mmHg and diastolic blood pressure is ≥90 mmHg, can manifest signs and symptoms such as dizziness, shoulder pain, and fatigue. In addition to medication, the signs and symptoms of hypertension can be managed with alternative methods such as foot reflexology. The results of a preliminary study in the Walitelon Utara Region of Temanggung District showed that out of 64 elderly individuals, 56% were found to have hypertension, and most of them did not understand alternative management for the symptoms of hypertension. The purpose of foot reflexology education is to enhance public knowledge in reducing the signs and symptoms of hypertension. The method were conducted using discussion, and demonstration. The activities include blood pressure checks, pretests, education, as well as demonstrations of foot reflexology and evaluations/posttests. Community service was carried out on Tuesday, August 20, 2024, at the Walitelon Utara village hall. The activity was attended by 30 participants. The results of community service showed an increase in public knowledge about foot reflexology in reducing signs and symptoms of hypertension, where there was a significant difference in average knowledge before and after education, with a paired t-test value of 0.000. There is a need for spreading information to larger public about the benefits of foot reflexology in reducing symptoms of hypertension.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Hipertensi saat ini menjadi masalah global karena prevalensinya yang terus meningkat tidak hanya pada lansia namun usia produktif. Hipertensi yang tidak terkendali, dimana ukuran tekanan darah sistolik ³140 mmHg dan tekanan darah diastolik ³90 mmHg dapat memunculkan tanda dan gejala seperti pusing, nyeri di pundak dan kelelahan. Selain dengan pengobatan, keluhan tanda gejala yang dirasakan pada penderita hipertensi dapat diberikan tindakan terapi komplementer seperti pijat refleksi pada kaki. Hasil studi pendahuluan di lingkungan wilayah Walitelon Utara Kab Temanggung, dari 64 lansia ditemukan 56% yang mengalami hipertensi dan sebagian besar belum memahami penanganan alternatif tanda gejala hipertensi. Tujuan pemberian edukasi pijat refleksi kaki yaitu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mengurangi tanda dan gejala hipertensi. Kegiatan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan dan demonstrasi. Kegiatan meliputi pemeriksaan tekanan darah, pretest, edukasi serta demonstrasi pijat refleksi kaki dan evaluasi/ posttest. Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada hari selasa tanggal 20 agustus 2024 bertempat di balai kelurahan Walitelon Utara. Kegiatan diikuti oleh 30 peserta. Hasil pengabdian kepada masyarakat didapatkan peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai pijat refleksi kaki dalam mengurangi tanda dan gejala hipertensi dimana ada perbedaan rata- rata pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi dengan nilai uji t berpasangan 0.000. Perlu adanya penyebarluasan informasi kepada masyarakat yang lebih luas mengenai manfaat pijat refleksi kaki dalam menurunkan tanda gejala hipertensi.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3516Pembuatan Gummy Jahe untuk Menurunkan Gula Darah pada Lansia dengan Diabetes Melitus di Desa Nyatnyono Dusun Branggah Kab Semarang2024-11-21T04:40:47+00:00Umi Setyoningrum[email protected]Elvi Damayanti[email protected]Wulan Guritno[email protected]Sukarno[email protected]Puji Purwaningsih[email protected]Puji Lestari[email protected]<p><em>Nyatnyono Village, particularly in Dusun Branggah RW 08, faces significant health challenges among the pre-elderly group, especially concerning the risk of degenerative diseases such as Diabetes Mellitus (DM). With low awareness of the importance of regular health check-ups and unhealthy lifestyles, such as high sugar consumption and lack of physical activity, effective interventions are urgently needed. This program aims to raise health awareness and provide practical solutions through the production of Ginger Gummies as a supplement to lower blood sugar levels. The implementation methods include education about DM and the benefits of ginger, training on how to make Ginger Gummies, and surveys to measure knowledge and health behavior. The results of the program indicate an increase in pre-elderly participation in posyandu activities and blood sugar testing, as well as an increase in Ginger Gummies consumption. This program successfully built awareness of the importance of healthy living and diabetes management among the elderly and strengthened community involvement in health efforts.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Desa Nyatnyono, khususnya Dusun Branggah RW 08, menghadapi tantangan kesehatan yang signifikan pada kelompok pra-lansia, terutama terkait risiko penyakit degeneratif seperti Diabetes Melitus (DM). Dengan rendahnya kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin dan gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi gula dan kurangnya aktivitas fisik, intervensi yang efektif sangat diperlukan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kesehatan dan memberikan solusi praktis melalui pembuatan Gummy Jahe sebagai suplemen untuk menurunkan kadar gula darah. Metode pelaksanaan mencakup edukasi tentang DM dan manfaat jahe, pelatihan pembuatan Gummy Jahe, serta survei untuk mengukur pengetahuan dan perilaku kesehatan. Hasil program menunjukkan peningkatan partisipasi pra-lansia dalam kegiatan posyandu dan pemeriksaan gula darah, serta peningkatan konsumsi Gummy Jahe. Program ini berhasil membangun kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat dan pengelolaan diabetes di kalangan lansia, serta memperkuat keterlibatan komunitas dalam upaya kesehatan.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3309Pendidikan Kesehatan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) bagi Ibu Nifas di RS PKU Muhammadiyah Temanggung2024-07-08T06:38:27+00:00Ucia Rorin[email protected]Ilya Wanawati[email protected]Ulya Sesa Febriani[email protected]Hapsari Windayanti[email protected]Eti Salafas[email protected]Cahyaningrum[email protected]<p><em>Congenital hypothyroidism is a deficiency of thyroid hormones in the womb. The incidence of hypothyroidism worldwide is close to 1:3,000. The prevalence in East Asia currently varies from 1:1,000 to 1:6,467, so when viewed from the population, the number of babies with congenital hypothyroidism born each year is close to 40,000. The incidence of congenital hypothyroidism in Indonesia with a birth rate of around 5 million per year, is estimated at 1,765 to 3,200 babies with congenital hypothyroidism and 966 to 3,200 babies with transient congenital hypothyroidism due to iodine deficiency, born every year. Based on interviews conducted with postpartum mothers in the Shofa 1 Room at PKU Muhammadiyah Temangung Hospital, it was found that most postpartum mothers did not know about Congenital Hypoteroid Screening (SHK). The method of community service carried out is health education on Congenital Hypothyroidism (SHK) Screening with leaflet media and filling out pre and post-test questionnaires for postpartum mothers' knowledge about SHK, conducted from March 7-14, 2024 with a total of 25 respondents in the Shofa 1 Room. From this community service, it was found that most of the postpartum mothers had good knowledge as many as 22 people (95%), postpartum mothers with sufficient knowledge as many as 3 people (5%), and postpartum mothers with less knowledge as many as 0 people (0%).</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Hipotiroid kongenital merupakan kekurangan hormon tiroid sejak dalam kandungan. Kejadian hipotiroid di seluruh dunia prevalensinya mendekati 1 : 3.000. Prevalensi di Asia Timur saat ini bervariasi dari 1 : 1.000 sampai 1 : 6.467, sehingga bila dilihat dari jumlah penduduk maka bayi dengan hipotiroid kongenital yang lahir tiap tahun mendekati 40.000. Angka kejadian hipotiroid kongenital di Indonesia dengan angka kelahiran sekitar 5 juta per tahun, diperkirakan sebanyak 1.765 sampai 3.200 bayi dengan hipotiroid kongenital dan 966 sampai 3.200 bayi dengan hipotiroid kongenital transien karena kekurangan iodium, lahir setiap tahunnya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan ibu nifas di Ruang Shofa 1 di RS PKU Muhammadiyah Temangung, didapatkan sebagian besar ibu nifas tidak mengetahui tentang Skrining Hipoteroid Kongenital (SHK). Metode pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan adalah pendidikan kesehatan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) dengan media leaflet dan melakukan pengisian kuesioner pre dan post test pengetahuan ibu nifas tentang SHK, dilakukan dari tanggal 7–14 maret 2024 dengan jumlah 25 responden di Ruang Shofa 1. Dari pengabdian masyarakat ini didapatkan sebagian besar ibu nifas memilki pengetahuan yang baik sebanyak 22 orang (95%), ibu nifas dengan pengetahuan yang cukup sebanyak 3 orang (5%) dan ibu nifas dengan pengetahuan kurang sebanyak 0 orang (0%).</p> <p><strong><em> </em></strong></p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3318Kiat Meningkatkan Daya Tahan Tubuh dan Pembiasaan Cuci Tangan di SDN Candirejo 022024-09-26T02:22:59+00:00Kurnia Choerunisa[email protected]Dita Arisca Devi[email protected]Ossa Alifiyanti Kulsum[email protected]Lalu Helmi Maulana[email protected]Richa Yuswantina[email protected]Niken Dyahariesti[email protected]Dwi Retna Susilowati[email protected]<p><em>This research is motivated by the low understanding of SDN Candirejo 02 students regarding the importance of immune system and proper handwashing, which potentially increases the risk of infectious diseases. This research aims to enhance children's understanding and awareness of the importance of maintaining personal hygiene and health through a Community Service program. This community service activity was conducted by the Pharmacy Professional Students of Ngudi Waluyo University at SDN Candirejo 02, using counseling methods, handwashing demonstration and simulation, and question and answer sessions, with the goal of improving the knowledge of 4th-grade students about the importance of maintaining immune system and proper handwashing. An evaluation of 25 students using pre-test and post-test methods showed that before the counseling, demonstration, and handwashing simulation, 64% of students had an understanding of handwashing habits. After the presentation of the material, there was a 28% increase, leading to an improvement in student understanding. The activities were conducted through counseling methods, handwashing simulation, and question and answer sessions. Despite the increase in understanding, there were still misunderstandings regarding the importance of handwashing after handling money. It is hoped that activities like this can be regularly conducted to enhance awareness of personal hygiene. Recommendations are made to enhance education on hand hygiene, especially after handling money, both in the school and family environments to ensure that clean and healthy living habits are firmly ingrained in students. Regular counseling is highly recommended to support this.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Latar belakang penelitian ini dilandasi oleh masih rendahnya pemahaman siswa SDN Candirejo 02 tentang pentingnya daya tahan tubuh dan cuci tangan yang benar, sehingga berpotensi meningkatkan risiko penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran anak-anak tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan kesehatan melalui program pengabdian Masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh Mahasiswa Profesi Apoteker Universitas Ngudi Waluyo di SDN Candirejo 02, menggunakan metode penyuluhan, demonstrasi dan simulasi cuci tangan serta sesi tanya jawab, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan siswa kelas 4 tentang pentingnya menjaga daya tahan tubuh dan mencuci tangan dengan benar. Evaluasi terhadap 25 siswa dengan metode pre-test dan post-test menunjukkan bahwa sebelum kegiatan penyuluhan, demonstrasi, dan simulasi cuci tangan, 64% siswa telah memahami kebiasaan mencuci tangan. Setelah pemaparan materi, terjadi peningkatan sebesar 28%, sehingga pemahaman siswa meningkat. Kegiatan dilakukan dengan metode penyuluhan, simulasi cuci tangan, dan sesi tanya jawab. Meskipun terjadi peningkatan pemahaman, masih terdapat kesalahpahaman terkait pentingnya mencuci tangan setelah memegang uang. Diharapkan kegiatan seperti ini dapat rutin dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan diri. Saran, edukasi tentang kebersihan tangan, terutama setelah memegang uang, perlu ditingkatkan secara berkelanjutan di sekolah dan rumah agar kebiasaan hidup bersih dan sehat tertanam kuat pada siswa. Penyuluhan rutin sangat dianjurkan untuk mendukung hal ini.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3337Gerakan Tanggap Sehat Reproduksi (RATASEKSI) pada Masa Remaja sebagai Upaya Pencegahan Stunting2024-09-05T01:40:10+00:00Tina Mawardika[email protected]Umi Aniroh[email protected]Fiktina Vifri Ismiriyam[email protected]Luluk Sri Nurhaliza[email protected]Ulvi Nabila Azzahra[email protected]Novelia Rahmaningtyas[email protected]<p><em>An Nur Middle School is one of the junior high schools located in Gogik Village, East Ungaran District, Semarang Regency. Based on the results of the survey that we have conducted on partners, namely young women, they have never received information related to stunting, its causes and dangers. Young women have never received education about the importance of preventing stunting. Young women are the main target because they are the ones who will give birth to a healthy and stunting-free generation, young women must have knowledge and understanding of the causes and prevention of stunting. The implementation of this activity was carried out using the education method for young women at An Nur Ungaran Middle School. The number of young women who participated in the education activity was 37 respondents. The method of implementing this community service activity began with an assessment using a questionnaire before education was carried out (pre-test), then providing education about the Healthy Reproductive Response Movement as an effort to prevent stunting and ending with an evaluation in the form of an assessment with a questionnaire (post-test). The results of the percentage of respondent evaluations before being given education were in the category of less understanding as much as 34.93.6%, quite understanding 25.89%, good understanding 32.76% and very good 6.92%. Participants' understanding increased after being given education, which was included in the very good category of 39.05%, good 55.93%, sufficient 3.61% and lacking 1.41%. Based on the participant's understanding questionnaire, it was found that after being given education there was an increase in understanding of the material given by 95.4%.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>SMP An Nur merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Gogik Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil survey yang telah kami lakukan terhadap mitra yaitu remaja putri belum pernah mendapatkan informasi terkait stunting, penyebab dan bahayanya. Remaja putri belum pernah mendapatkan edukasi tentang pentingnya pencegahan stunting. Remaja putri menjadi sasaran utama karena mereka yang akan melahirkan generasi yang sehat dan bebas stunting, remaja putri harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang penyebab dan pencegahan terjadinya stunting. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan remaja tentang cara pencegahan stunting sejak dini. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan metode edukasi terhadap remaja putri di SMP An Nur Ungaran. Jumlah remaja putri yang mengikuti kegiatan edukasi yaitu 37 responden. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian Masyarakat ini diawali dengan memberikan penilaian menggunakan kuesioner sebelum dilakukan edukasi (pre test), selanjutnya pemberian edukasi gerakan tanggap sehat reproduksi serta diakhiri dengan evaluasi berupa penilaian dengan kuesioner (post test). Hasil persentase evaluasi responden sebelum diberikan edukasi masuk dalam kategori kurang paham sebanyak 34,93,6%, cukup paham 25,89%, pemahaman yang baik 32,76% dan sangat baik 6,92%. Pemahaman peserta mengalami peningkatan setelah diberikan edukasi yaitu termasuk dalam kategori sangat baik sebesar 39,05%, baik 55,93%, cukup 3,61% dan kurang sebanyak 1,41%. Berdasarkan kuesioner pemahaman peserta diketahui bahwa setelah diberikan edukasi terdapat peningkatan pemahaman tentang materi yang diberikan sebesar 95,4%. Kesimpulan dari kegiatan ini ada pengaruh pemberian edukasi kesehatan Gerakan Tanggap Sehat Reproduksi (RATASEKSI) pada Masa Remaja sebagai Upaya Pencehagan STUNTING (p value < α), (0,02 < 0,05)</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3340Edukasi Legalitas Kosmetik dan BPOM Mobile Pada Siswa SMA Negeri 2 Ungaran2024-09-05T01:44:13+00:00Agitya Resti Erwiyani[email protected]Ari Siswati[email protected]Istianatus Sunnah[email protected]<p><em>The use of cosmetics has become a necessity and lifestyle, especially for teenagers who often try various types of cosmetics. The use of cosmetics by teenagers is intended to maintain healthy facial skin, increase self-confidence, overcome acne and follow trends in society or their idols. Cosmetic purchases by teenagers are often made based on information obtained from social media, reviews from friends or communities, internet sources or television. Online purchases in the marketplace are often influenced by reviews from previous cosmetic buyers, but reviews from buyers do not necessarily guarantee the truth of the information provided. The aim of educational activities for students of SMA Negeri 2 Ungaran is to increase students' knowledge on how to identify the authenticity of cosmetics and how to find information on prohibited cosmetics. The activity was carried out with the target participants of SMA Negeri 2 Ungaran class X students as many as 13 male students and 18 female students. Educational activities were carried out through presentations, discussions and questions and answers. The level of student understanding was measured using post-test questions that were done after the presentation of material from the resource person. The results of measuring the level of student understanding about the legality of cosmetics and BPOM mobile had a good level of knowledge of 67.75%, moderate at 25.81% and lacking at 6.45%. It is necessary to carry out educational activities for adolescents with a wider scope.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penggunaan kosmetik telah menjadi kebutuhan dan gaya hidup terutama remaja yang sering mencoba berbagai jenis kosmetik. Penggunaan kosmetik pada remaja ditujukan untuk menjaga kesehatan kulit wajah, meningkatkan rasa percaya diri, mengatasi jerawat serta mengikuti tren di masyarakat ataupun idola mereka. Pembelian kosmetik pada remaja seringkali dilakukan berdasarkan informasi yang didapatkan dari media sosial, review dari teman atau komunitas, sumber internet maupun televisi. Pada pembelian secara <em>online</em> di <em>market place</em> seringkali dipengaruhi oleh review dari pembeli kosmetik sebelumnya namun review dari pembeli belum tentu menjamin kebenaran informasi yang diberikan. Tujuan kegiatan edukasi di siswa SMA Negeri 2 Ungaran untuk meningkatkan pengetahuan siswa bagaimana melakukan identifikasi keaslian kosmetik serta mengetahui bagaimana cara mencari informasi kosmetik yang dilarang. Kegiatan dilakukan dengan sasaran peserta siswa SMA Negeri 2 Ungaran kelas X sebanyak 13 siswa laki – laki dan 18 siswa perempuan. Kegiatan edukasi dilakukan dengan presentasi, diskusi dan tanya jawab. Tingkat pemahaman siswa diukur menggunakan soal <em>post test</em> yang dikerjakan setelah pemaparan materi dari narasumber. Hasil pengukuran tingkat pemahaman siswa tentang legalitas kosmetik dan BPOM mobile memiliki tingkat pengetahuan baik sebesar 67,75%, sedang sebesar 25,81% dan kurang sebesar 6,45%. Perlu dilakukan kegiatan edukasi pada remaja dengan lingkup yang lebih luas.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3401Penyuluhan Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang Obat (Dagusibu) di Kelurahan Candirejo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang2024-09-05T01:49:51+00:00Jatmiko susilo[email protected]Rini Susanti[email protected]Kartika Sari[email protected]<p><em>Basic Health Research (2013) noted that 35.2% of families in Indonesia store medicines for self-medication. The risk of improper use and management of medicines can be in the form of medication errors or side effects that are harmful to the family and surrounding community as well as financial impacts. The purpose of this community service is to increase public knowledge and awareness through communication, information, and education (KIE) about drug management at the family level through the Dagusibu program (Get, Use, Save, and Dispose). This service was carried out on Mei, 14 2024 in Candirejo Village, East Ungaran, Ungaran Regency, by providing IEC to PKK mothers as many as 25 using audio-visual media. To assess knowledge and understanding, a pre-test and post-test were carried out. The results obtained were an increase in knowledge and better understanding (p<0.001). The provision of IEC was able to increase public knowledge and understanding about drug management at the household level with the hope that all residents have quality, effective, and safe medicines so that they can improve their quality of life.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Riset Kesehatan Dasar (2013) telah mendata sebanyak 35,2% keluarga di Indonesia menyimpan obat untuk swamedikasi. Resiko penggunaan dan pengelolaan obat yang tidak tepat dapat berupa kesalahan pengobatan (<em>medication error</em>) atau efek samping yang membahayakan bagi diri keluarga maupun masyarakat sekitar dan dampak finansial. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat melalui komunikasi, informasi dan edukasi tentang pengelolaan obat ditingkat keluarga melalui program dapatkan, gunakan, simpan dan buang(Dagusibu). Pengabdian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2024 di Kelurahan Candirejo, Ungaran Barat, Kabupaten Ungaran, dengan memberikan KIE dalam rapat PKK sebanyak 25 peserta, menggunakan media<em>slide</em>. Untuk menevaluasi pengetahuan dan pemahaman dilakukan <em>pre-</em> dan <em>post- test. </em>Hasilyang didapatkan adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik (p<0,001). Pemberian KIE mampu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam pengelolaan obat di tingkat rumah tangga dengan harapan seluruh warga memiliki obat yang bermutu, efektif dan aman yang mampu meningkatkan kualitas hidupnya.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3413Workshop Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Menjadi Produk Eco Enzyme, Sabun Cuci Piring dan Lilin di Desa Trayu2024-09-05T01:54:41+00:00Arina Manasikana Bintoro[email protected]Anasthasia Pujiastuti[email protected]Abdul Roni[email protected]Gagah Dwi Wicksono[email protected]<p><em>Trayu Village has a relatively large population, and each resident produces household waste.</em><em> </em><em>The large amount of household waste is one of the problems in Trayu Village because it can affect health, cleanliness and comfort.</em><em> </em><em>The purpose of this community service activity is to increase public knowledge about the use of household waste into useful products.</em><em> </em><em>Community service activities were carried out in Trayu Village with PKK mothers as participants.</em><em> </em><em>The activity was carried out offline and began with the distribution of pretest questionnaires, counseling on waste management, making products from household waste, and ended with the distribution of posttest questionnaires.</em><em> </em><em>The products made include eco enzyme with the main ingredients of fresh vegetable and fruit waste, dishwashing soap using eco enzyme, and candles with used cooking oil as the main ingredient.</em><em> </em><em>Based on the results of the workshop activities and the analysis of the pretest and posttest results, it was found that the level of understanding of the training participants increased by 90%.</em><em> </em><em>It can be concluded that the knowledge of the training participants increased significantly.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Desa Trayu memiliki jumlah penduduk yang relatif besar, dan setiap warga menghasilkan sampah rumah tangga. Banyaknya sampah rumah tangga menjadi salah satu permasalahan di Desa Trayu karena dapat mempengaruhi kesehatan, kebersihan dan kenyamanan. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan sampah rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan di Desa Trayu dengan peserta ibu-ibu PKK. Kegiatan dilakukan secara <em>offline </em>dan dimulai dengan pembagian kuesioner <em>pretest</em>, penyuluhan tentang pengelolaan sampah, pembuatan produk berbahan dasar sampah rumah tangga, dan diakhir dengan pembagian kuesioner postets. Produk yang dibuat meliputi <em>eco enzyme</em> dengan bahan utama sisa sayur dan buah segar, sabun cuci piring menggunakan <em>eco enzyme</em>, dan lilin dengan bahan dasar minyak jelantah. Berdasarkan hasil kegiatan <em>workshop</em> dan d analisis dari hasil <em>pretest </em>serta<em> post test</em> diketahui bahwa tingkat pemahaman peserta pelatihan mengalami peningkatan sebesar 90%. Hal ini dapat disimpulkan pengetahuan peserta pelatihan meningkat secara singnifikan. </p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3421Pelatihan Penggunaan Alat Permainan Tradisional dan Pengolahan Hasil Tanaman Fungsional Bagi Masyarakat sebagai Upaya Pengembangan Sports Ekowisata di Wisata Jatipohon Indah2024-09-05T01:58:24+00:00Nur Amin[email protected]Ika Nilawati[email protected]Dyah Kartika Wening[email protected]<p><em>The decline in the amount of tourists in Jatijpohon Indah has resulted in the economy of the communities around the tourist area experiencing a decrease in income to meet living costs. This community service aims to empower the community through BUMDes Langensari Sumber Jatijpohon Village to manage new rides, namely traditional game tools and functional plants, to increase the amount of visitors to the Jatipohon Indah tourist attraction. This activity was carried out at the Sumber Jatipohon Village Hall and the Jatipohon area, Grobogan District, Grobogan Regency. Participants in this activity included the Langensari BUMDes management and Sumber Jatipohon Village officials totaling 15 people. The implementation of activities contains several stages, namely the preparation stage, activity implementation stage, and monitoring and evaluation stage. The results of this service activity were that there was an increase in participants' knowledge about the use and care of traditional tools with correct answers of 8.5 out of 15 questions given (56.6%) and an increase in participants' knowledge about planting, care, and processing of functional plant products with 7 correct answers. 6 out of 15 questions given (50.6%). This service activity concludes that training activities on the use and care of traditional game tools and the planting, care, and processing of functional plant products can effectively increase community knowledge.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penurunan jumlah wisatawan di Jatipohon Indah mengakibatkan perekonomian masyarakat di sekitar wisata mengalami penurunan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan biaya hidup. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberdayakan masyarakat melalui BUMDes Langensari Desa Sumber Jatipohon untuk mengelola wahana baru yaitu alat permainan tradisional dan tanaman fungsional, sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjung wisata Jatipohon Indah. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Sumber Jati Pohon dan Tempat Wisata Jatipohon Indah Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan. Peserta kegiatan ini meliputi pengelola BUMDes Langensari dan Perangkat Desa Sumber Jatipohon yang berjumlah 15 orang. Adapun pelaksanaan kegiatan meliputi beberapa tahapan, yaitu tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan kegiatan dan tahapan monitoring dan evaluasi. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan peserta tentang penggunaan dan perawatan alat tradisional dengan jawaban benar sebesar 8,5 dari 15 pertanyaan yang diberikan (56.6%) dan peningkatan pengetahuan peserta tentang penanaman, perawatan dan pengolahan hasil tanaman fungsional dengan jawaban benar 7,6 dari 15 pertanyaan yang diberikan (50,6%). Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah kegiatan pelatihan penggunaan dan perawatan alat permainan tradisional serta penanaman, perawatan dan pengolahan hasil tanaman fungsional efektif dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3426Implementasi Pengelolaan Sampah Dengan 3R (Reduse, Reuse, Recycle) sebagai Upaya Pencegahan Penularan Penyakit Akibat Sampah di Dusun Sigade Desa Nyatnyono2024-09-17T02:21:35+00:00Puji Lestari[email protected]Umi Setyoningrum[email protected]Liyanovitasari[email protected]Fatikha Rima Syifa[email protected]Fathiyatul Hikmah[email protected]Berliana Fatha[email protected]<p><em>Waste can have a bad impact on human health conditions. If waste is disposed of carelessly or piled up without proper management, it will cause various serious health impacts. Waste that is not treated will have a bad impact on human health. One of them improves good behavior in disposing of garbage by removing garbage cans made from materials that are easy to get around, namely bamboo. The purpose of making waste from bamboo is to reduce scattered waste. This community service activity will be carried out on July 26, 2024. The target of this activity is the people of Sigade Hamlet, Nyatnyono Village. The methods used in this activity are discussions, questions and answers, demonstration lectures, and direct practice by residents. The media used are powerpoint, leaflets, and educational videos about 3R. This activity is carried out in three stages, namely the first stage of preparation for licensing, preparing media for pre-test, and conducting waste management with 3R. The second stage is implementation, namely the delivery of material on waste management with 3R and demonstrating the creation of waste cans by involving the surrounding community. Furthermore, the last stage is evaluation by conducting a test post on the community. The results of the measurement showed that the community's knowledge before being educated about 3R waste management with good results was 5.6%, for sufficient results as much as 72.2%, and results and results were less as much as 22.2%. In addition, for the results after being educated with good results of 44.4%, and for sufficient results of 55.6%,. It is hoped that the people of Sigade Hamlet can implement waste management in the 3R way, namely reduce reuce and recyle.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Sampah dapat mengakibatkan dampak buruk bagi kondisi kesehatan manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa adanya pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai macam dampak kesehatan yang serius. Sampah yang tidak diolah akan mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan manusia. Salah satu meningkatkan perilaku yang baik dalam membuang sampah dengan pembautan tempat sampah yang terbuat dari bahan yang mudah didapatkan disekitar yaitu bambu. Tujuan pembuatan sampah dari bambu ini untuk mengurangi limbah sampah yang berserakan. kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini di laksanakan pada tanggal 26 Juli 2024. Untuk sasaran kegiatan ini adalah masyarakat Dusun Sigade, Desa Nyatnyono. Metode yang di gunakan dalam kegiatan ini adalah diskusi, tanya jawab, ceramah demonstrasi, dan praktik langsung oleh warga. Media yang di gunakan yaitu <em>powerpoint, leaflet</em>, dan video edukasi tentang 3R. Kegiatan ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahap pertama persiapan melakukan perijinan, menyiapkan media melakukan <em>pre test</em>, dan melakukan pengelolaan sampah dengan 3R. Tahap kedua yaitu pelaksanaan yaitu penyampaian materi tentang pengelolaan sampah dengan 3R dan mendemostrasikan pembuatan tempat sampah dengan melibatkan masyarakat sekitar. Selanjutnya tahap terakhir yaitu evaluasi dengan melakukan <em>pos tes</em> pada masyrakat. Hasil dari pengukuran bahwa pengetahuan Masyarakat sebelum diberi edukasi mengenai pengelolaan sampah 3R dengan hasil baik sebanyak 5,6%, untuk hasil cukup sebanyak 72,2%, hasil dan hasil kurang sebanyak 22,2%. Selain itu untuk hasil setelah diberi edukasi dengan hasil baik sebanyak 44,4%, dan untuk hasil cukup sebanyak 55,6%,. Di harapkan masyarakat Dusun Sigade dapat menerapkan pengelolaan sampah dengan cara 3R yaitu reduce reuce dan recyle.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3439Pendidikan Kesehatan Gizi dan Pijat Oksitosin dalam Upaya Mengatasi Produksi ASI pada Ibu Post Partum 2024-09-26T01:44:24+00:00Wahyu Indah Lestari[email protected]Widayati[email protected]Masruroh[email protected]Ryan Nabela Maha Rani[email protected]Nova Oktaviani[email protected]Nafa Nofitasari[email protected]Anissa Regita[email protected]Alya Fernanda Khairani[email protected]Vanisa[email protected]Eva Desita Sari[email protected]<p><em>WHO recommendations in order to achieve optimal growth and development are giving breast milk to babies immediately within 30 minutes after the baby is born, giving only breast milk (ASI) or exclusively breastfeeding from birth until the baby is 6 months old, providing complementary foods for breast milk ( MP-ASI) from when the baby is 6 months old to 24 months or more. Providing nutrition to newborns is done by providing good breast milk, namely exclusive breastfeeding, but sometimes mothers experience difficulties in giving breast milk because they think that the milk has not yet come out and they are still stiff in giving breast milk, especially for young mothers who are giving birth for the first time. Prevention can be done by providing health education about nutrition during breastfeeding and oxytocin massage therapy to increase breast milk production. Prevention can be done by providing health education about nutrition during breastfeeding and oxytocin massage therapy to increase breast milk production. The results of this community service show that the average knowledge of postpartum mothers has increased, where the average post-test knowledge is greater than the average pre-test score. Therefore, postpartum mothers’ knowledge about nutrition and oxytocin massage has increased.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Menurut WHO untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal yaitu memberikan air susu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara ekslusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulam sampai dengan 24 bulan atau lebih. Pemberian nutrisi pada bayi baru lahir dilakukan dengan cara pemberian ASI yang baik yaitu ASI Eksklusif, tetapi kadang ibu mengalami kesulitan dalam pemberian ASI karena anggapan ASI belum keluar dan masih kaku dalam pemberian ASI terlebih pada ibu muda yang pertama kali melahirkan. Pencegahan dapat dilakukan dengan diberikan pendidikan kesehatan tentang gizi selama menyusui dan terapi pijat oksitosin untuk meningkatkan produksi ASI. Hasil pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan ibu nifas mengalami peningkatan dimana rata-rata pengetahuan post retsnya lebih besar daripada nilai rata-rata pre test. Oleh karena itu, pengetahuan ibu nifas tentang gizi dan pijat oksitosin mengalami peningkatan.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3447Pemberdayaan Kader Posyandu Lansia dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan bagi Lansia2024-09-26T01:31:21+00:00Niken Dyahariesti[email protected]Richa Yuswantina[email protected]Ita Puji Lestari[email protected]<p><em>Posyandu cadres are community volunteers who have an important role in health services for the elderly at the elderly Posyandu. Cadres are part of a group of change agents who support government programs to improve the health status of the elderly. Posyandu activities are promotive and preventive activities that require the skills of health cadres in communication, managerial and service at the posyandu. The purpose of this activity is to improve the skills of posyandu cadres in providing services at the posyandu for the elderly. The methods used in this activity are training, workshops and demonstrations. The results of the activity were carried out in three stages, the first stage was basic service training, namely blood pressure measurement techniques and anthropometry, followed by effective communication training to interact with elderly posyandu patients, then increasing the capacity of cadres in preparing the elderly PMT menu. The results of the activity are known to have increased cadre knowledge about elderly health and the ability to carry out basic health service procedures for the elderly who come to the posyandu, from 2 measurements to 5 measurements. Through this community service activity, the empowerment of elderly posyandu cadres, especially in technical skills in measuring blood pressure and anthropometry in early detection of disease risk in the elderly and non-technical skills, namely communication skills that can increase motivation and education to the elderly community.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kader posyandu merupakan relawan masyarakat yang memiliki peran penting dalam pelayanan Kesehatan bagi lansia di Posyandu lansia. Kader merupakan bagian dari kelompok agen perubahan yang mendukung program pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat lanjut usia. Kegiatan posyandu merupakan kegiatan yang bersifat promotif dan preventif yang memerlukan keterampilan kader Kesehatan dalam komunikasi, manajerial dan pelayanan di posyandu. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan ketrampilan kader posyandu dalam melakukan pelayanan di posyandu lansia. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pelatihan, workshop dan demonstrasi. Hasil kegiatan dilakukan pada tiga tahap, tahap pertama pelatihan pelayanan dasar yaitu teknik pengukuruan tekanan darah dan antropometri, dilanjutkan pelatihan komunikasi efektif untuk berinteraksi dengan pasien posyandu lansia, kemudian peningkatan kapasitas kader dalam penyusunan menu PMT lansia. Hasil kegiatan diketahui terjadi peningkatan pengetahuan kader tentang kesehatan lansia dan kemampuan dalam melakukan prosedur pelayanan kesehatan dasar pada lansia yang datang ke posyandu yang awalnya 2 pengukuran menjadi 5 pengukuran. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini pemberdayaan kader posyandu lansia khususnya dalam keterampilan teknis dalam mengukur tekanan darah dan antropometri dalam mendeteksi dini risiko penyakit pada lansia dan keterampilan non teknis yaitu kemampuan komunikasi yang dapat meningkatkan motivasi dan edukasi kepada masyarakat lansia.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3448Menuju Lansia Sehat Bugar Jiwa Raga dengan Kombinasi Program S-CREEM KETAN, PENTOL, dan YOJASUKE2024-09-26T01:26:58+00:00Suwanti[email protected]Liyanovitasari[email protected]Wulansari[email protected]<p><em>The large number of hypertension sufferers in Krajan Village, the low level of health screening for the elderly, the lack of health education related to hypertension in the elderly can influence delays in treating hypertension and even lead to the risk of uncontrolled hypertension. This can increase the risk of complications such as stroke. The aim of this community service is to increase the literacy and skills of the elderly regarding the management of hypertension through a combination of the S-CREEM KETAN (Health Care Community Screening), PENTOL (Cultivation of Toga for the Elderly) and YOJASUKE (Yoga and Walking) programs to achieve mental health, fitness for the elderly. This program is in accordance with the partners' vision, namely improving the health welfare of the elderly. Service methodology through Community-Based Participatory Research (CBPR). The activity consists of four stages: The first stage, health screening includes checking blood pressure, checking body height, checking random blood sugar, and checking body composition with the TANITA scale. The second stage, education regarding the benefits of Moringa leaves and planting Moringa trees. The third stage, training yoga chairs for the elderly. The fourth stage, a relaxing healthy walk. A total of 20 elderly people were actively involved in the activities. The results obtained from this combination of activities can increase elderly people's literacy based on measurement use questionaire and surve about the importance of health screening, increase literacy about the benefits of Moringa leaves, have knowledge and yoga chair skills and be able to do healthy walking. The conclusion from this service activity is that there is an increase in the literacy and skills of the elderly in knowledge and management of hypertension.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Banyaknya penderita hipertensi di Dusun Krajan, rendahnya skrining kesehatan pada lansia, minimnya pendidikan kesehatan terkait penyakit hipertensi pada lansia dapat mempengaruhi keterlambatan dalam penanganan hipertensi dan bahkan akan beresiko ke hipertensi tidak terkontrol. Hal ini dapat meningkatkan resiko ke komplikasi seperti stroke. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan literasi dan ketrampilan lansia tentang penanganan hipertensi melalui kombinasi program S-CREEM KETAN (Screening Masyarakat Peduli Kesehatan), PENTOL (Penanaman Toga untuk Lansia) dan YOJASUKE (Yoga dan Jalan Sehat Santai) untuk mencapai lansia sehat bugar jiwa dan raga. Program ini sesuai dengan visi mitra yaitu meningkatkan kesejahteraan kesehatan lansia. Metodologi pengabdian melalui Community-Based Participatory Research (CBPR). Kegiatan terdiri dari empat tahap: Tahap pertama, skrining kesehatan meliputi cek tekanan darah, cek tinggi badan, cek gula darah sewaktu, dan cek body composition dengan timbangan merk TANITA. Tahap kedua, edukasi pengenalan manfaat daun kelor dan penanaman pohon kelor. Tahap ketiga, melatih yoga chair pada lansia. Tahap keempat, jalan sehat santai. Sebanyak 20 lansia dilibatkan aktif dalam kegiatan. Hasil yang didapatkan dengan kegiatan kombinasi tersebut lansia bisa mengalami peningkatan literasi berdasarkan pengukuran dengan kuesioner dan survei tentang pentingnya skrining kesehatan, meningkatnya literasi tentang manfaat daun kelor, memiliki pengetahuan dan ketrampilan yoga chair serta mampu melakukan jalan sehat. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adanya peningkatan literasi dan ketrampilan lansia dalam pengetahuan dan penanganan hipertensi.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3462Peningkatan Derajat Kesehatan Ibu Hamil Melalui Program Edukasi Terstruktur Kelompok Ibu Hamil2024-10-07T08:28:16+00:00Intan Sari[email protected]Bina Aquari[email protected]Yuhemy Zurizah[email protected]<p><em>Pregnancy is a natural and physiological process. Every woman with healthy reproductive organs, who has experienced menstruation and engages in sexual intercourse with a healthy man, has a high likelihood of becoming pregnant. Providing proper health education, as well as prevention and management of complications, is closely related to the health of the pregnant mother and the fetus. Health education for pregnant women is essential to maintaining the health of both mother and baby during pregnancy. The risk of undetected pregnancy problems and complications caused by a mother's non-compliance with antenatal care (ANC), low knowledge of the importance of integrated ANC, lack of education about balanced nutrition, and insufficient health education about personal hygiene for pregnant women, remains a concern. The objective of this community service is to provide knowledge and understanding to pregnant women so that they can maintain their health and the health of their fetus throughout pregnancy. The activities were conducted at Annisa Maternity Clinic and Treatment Center in Banyuasin Regency from September 3 to 17, 2024, with 35 pregnant women participating. A pre-test was conducted, followed by counseling on health education for pregnant women using leaflets as educational media, followed by a discussion session, and then evaluated with a post-test after the counseling was completed. The pre-test results showed the lowest score was 20, and the highest score was 50. Meanwhile, the post-test results indicated the lowest score was 90, and the highest score was 100. The median score on the pre test is 35 and the post test score is 100. These results demonstrate a significant difference after the group of pregnant women received health education on improving maternal health. The group education approach for pregnant women can ultimately be one of the efforts to reduce maternal mortality and improve maternal health during pregnancy and postpartum</em>.</p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap perempuan yang memiliki organ reproduksi yang sehat telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang sehat maka besar kemungkinan akan terjadi kehamilan. Pemberian pendidikan kesehatan, pencegahan dan penanganan komplikasi yang dilaksanakan dengan baik erat kaitannya dengan kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandung. Pendidikan kesehatan ibu hamil sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu dan janin selama kehamilan. Risiko terjadinya masalah dan komplikasi kehamilan yang tidak terdeteksi sejak dini yang disebabkan ketidakpatuhan ibu melakukan ANC, masih rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya ANC terpadu bagi ibu hamil, kurangnya edukasi tentang nutrisi seimbang pada ibu hamil, pendidikan kesehatan tentang personal hygiene pada ibu hamil Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada ibu hamil sehingga ibu hamil dapat menjaga kesehatan dan janinnya dengan baik selama masa kehamilan. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di Balai Pengobatan dan Klinik Bersalin Annisa Kabupaten Banyuasin pada tanggal 03 – 17 September 2024 pada 35 ibu hamil dengan metode pre test kemudian diberikan penyuluhan tentang pendidikan kesehatan pada ibu hamil dengan media leaflet lalu dilaksanakan diskusi dan selanjutnya dilakukan evaluasi dengan post test setelah penyuluhan selesai. Hasil <em>pre test</em> diperoleh nilai terendah adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 50. Sementara itu nilai <em>post test</em> terendah 90 dan nilai tertinggi 100, nilai median pada <em>pre test</em> 35 dan nilai <em>post test</em> 100. Hasil tersebut menunjukkan bawah ada perbedaan yang signifikan setelah kelompok ibu hamil diberikan pendidikan kesehatan tentang peningkatan derajat kesehatan ibu hamil. Pendekatan pendidikan kelompok ibu hamil akhirnya dapat menjadi salah satu upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan meningkatkan kualitas kesehatan ibu selama kehamilan hingga pasca persalinan.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3473Pendampingan Pencegahan Stunting pada kader Posyandu Balita dengan Optimalisasi Bahan Pangan Lokal di Desa Lerep2024-10-09T02:17:48+00:00Fiki Wijayanti[email protected]Puji Afiatna[email protected]Yohanes Romando Sipayung[email protected]Kanesya[email protected]Nopita[email protected]<p><em>Stunting is a serious public health issue in Indonesia, impacting children's health, brain development, and quality of life in the long term. Stunting refers to chronic malnutrition in infants during the first 1,000 days of life, leading to inhibited brain development and delayed physical growth, causing affected children to be shorter than the average height for their age. Health education for community health workers (cadres) serves as an initial step in identifying stunted children. Nutrition plays a critical role in enhancing child development, and education to reduce stunting can be achieved through Community Service (PKM) activities. This PKM project aimed to improve the skills of community health cadres in reducing stunting through training on anthropometric measurement, the preparation of supplementary feeding (PMT), and digitalizing posyandu data. The program was conducted in Lerep Village, East Ungaran District, Semarang Regency, targeting 20 community health cadres who work in posyandu (maternal and child health service centers). Methods included initial screening, education and training sessions, and monitoring and evaluation of implementation. Training sessions were held three times, covering stunting education, PMT preparation using local foods, and digital data management for posyandu. </em><em>The results showed a 90% increase in cadre knowledge post-training. Cadres also improved their skills in anthropometric measurements and became adept at preparing PMT by optimizing local ingredients, such as moringa leaves.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Stunting merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia karena dapat berdampak pada kesehatan anak-anak, perkembangan otak, dan kualitas hidup di masa depan. Stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Balita mengalami kekurangan gizi menahun, balita stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya. Pendidikan kesehatan kepada kader menjadi tahap awal dalam deteksi balita dengan stunting. Selain itu makanan menjadi hal yang penting dalam meningatkan nutrisi pada balita. Edukasi dalam penurunan stunting dapat dilakukan melaui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Tujuan dalam PKM ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan kader dalam penurunan stanting melalui kegiatan pelatihan pengukuran antropometri, pelatihan pembuatan PMT dan pelatihan digitalisasi data posyandu. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dilakukan di desa Lerep, Kec Ungaran Timur Kab. Semarang. Sasaran dalam PKM ini adalah ibu kader posyandu balita sejumlah 20 ibu. Metode yang dilakukan adalah screening awal, penyuluhan dan pelatihan, dan monitoring evaluasi pelaksanaan. Penyuluhan dan Pelatihan dilakukan kepada kader balita posyandu di desa Lerep. Pelaksanaan dilakukan tiga kali yaitu penyuluhan stunting, pelatihan pembuatan PMT berbasis pangan lokal dan digitalisasi data posyandu. Jumlah kader dalam pelatihan adalah 20 ibu kader posyandu balita desa Lerep. Hasil yang didapatkan adanya peningkatan pengetahuan sebesar 90% sesudah dilakukan penyuluhan. Terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam pengukuran antropometri dan kader dapat membuat PMT dengan optimalisasi pangan lokal menggunakan daun kelor.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3442Workshop Pengembangan Produk dan Konten Marketing sebagai Strategi Pemasaran Digital Produk UMKM Desa Kemetul2024-09-26T01:37:21+00:00Anasthasia Pujiastuti[email protected]Setya Indah Isnawati[email protected]Jaya Ramadaey Bangsa[email protected]Gagah Dwi Wicaksono[email protected]Faturahman Efendi[email protected]<p><em>Kemetul Village is located in Susukan District, Semarang Regency, with the livelihoods of its people as farmers/planters and entrepreneurs.</em> <em>In Kemetul Village, there are many UMKM that utilize the harvest from plants.</em> <em>The understanding of business actors about developing new products from harvests and product marketing strategies that are still lacking, prompted the implementation team to carry out community service in Kemetul Village.</em> <em>Community service activities were carried out from July to September 2024. The methods used included surveys and interviews with village officials and the head of the "Dewi Sri" Women's Farmers Group (KWT) and continued with the implementation of training on product development, packaging design, product licensing, product photos and digital marketing.</em> <em>The conclusion of the community service activities in Kemetul Village is that all training has been carried out well and has had a positive impact on UMKM actors.</em> <em>This activity program produces a diversity of new products, namely tomato fruit juice hard candy, ginger candy, vegetable packs, and peanut oil.</em> <em>The increase in the number of UMKM products that have permits in the form of NIB and SPP-IRT and the increase in the skills of business actors in designing packaging and product photos and digital marketing through social media. </em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Desa Kemetul berada di Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang dengan mata pencaharian masyarakatnya sebagai petani/pekebun dan wiraswasta. Di Desa Kemetul terdapat banyak pelaku UMKM dengan memanfaatkan hasil panen dari tanaman. Pemahaman pelaku usaha tentang pengembangan produk baru dari hasil panen dan strategi pemasaran produk yang masih kurang, memicu tim pelaksana untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Kemetul. Kegiatan pengabdian dilakukan sejak bulan Juli hingga September 2024. Metode yang dilakukan meliputi survey dan wawancara pada perangkat desa dan ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) “Dewi Sri” dan dilanjutkan dengan pelaksanaan pelatihan tentang pengembangan produk, pembuatan desain kemasan, perizinan produk, foto produk dan pemasaran digital. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Kemetul yaitu semua pelatihan telah dilaksanakan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM. Program kegiatan ini menghasilkan diversitas produk baru yaitu <em>hard candy</em> sari buah tomat, permen jahe, sayur <em>pack</em>, dan minyak kacang. Penambahan jumlah produk UMKM yang memiliki perizinan berupa NIB dan SPP-IRT serta bertambahnya keterampilan pelaku usaha dalam mendesain kemasan dan foto produk serta pemasaran digital melalui media sosial. </p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3500Edukasi Penyakit Tidak Menular pada Siswa: Upaya Preventif Kesehatan di SMA PGRI Temanggung2024-11-21T03:52:08+00:00Alfan Afandi[email protected]Heri Sugiarto[email protected]Kartika Dian Pertiwi[email protected]<p><em>Non-Communicable Diseases (NCDs) are one of the main public health challenges in Indonesia and globally. The risk of NCDs among adolescents is often overlooked because it is assumed that NCDs are more related to old age. In Temanggung Regency, the high risk of NCDs among adolescents has prompted the need for interventions that can increase their awareness and understanding of NCD prevention. This community service activity was carried out at SMA PGRI Temanggung, focusing on education about NCDs among students. The main objective of this study was to improve students' knowledge about NCDs. The method used in this activity is participatory education. The activity began with interactive counseling covering material on risk factors, symptoms, and prevention of NCDs. The results obtained showed a significant increase in students' knowledge about NCDs. Before the activity, 20 out of 33 students had good knowledge, while 13 students were classified as poor. After the activity, 32 students showed good knowledge, while only 1 student was still in the poor category. The main conclusion of this activity is that an interactive and participatory educational approach is effective in improving students' knowledge about NCDs. This improvement not only increases health awareness among students but also provides a strong foundation for adopting a healthy lifestyle in the future. With these results, it is hoped that similar activities can be implemented in other schools to support adolescent health more widely.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu tantangan utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan secara global. Risiko PTM di kalangan remaja sering kali diabaikan karena anggapan bahwa PTM lebih berkaitan dengan usia lanjut. Di Kabupaten Temanggung, tingginya risiko PTM pada kalangan remaja mendorong perlunya intervensi yang dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman mereka mengenai pencegahan PTM. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di SMA PGRI Temanggung, dengan fokus pada edukasi Penyakit Tidak Menular (PTM) di kalangan siswa. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan siswa mengenai PTM. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah edukasi partisipatif. Kegiatan dimulai dengan penyuluhan interaktif yang meliputi materi tentang faktor risiko, gejala, dan pencegahan PTM. Hasil yang diperoleh menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pengetahuan siswa tentang PTM. Sebelum kegiatan, 20 dari 33 siswa memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan 13 siswa tergolong kurang baik. Setelah kegiatan, 32 siswa menunjukkan pengetahuan yang baik, sementara hanya 1 siswa yang masih berada dalam kategori kurang baik. Kesimpulan utama dari kegiatan ini adalah bahwa pendekatan edukasi yang interaktif dan partisipatif efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa mengenai PTM. Peningkatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran akan kesehatan di kalangan siswa tetapi juga memberikan dasar yang kuat untuk mengadopsi gaya hidup sehat di masa depan. Dengan hasil ini, diharapkan kegiatan serupa dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain untuk mendukung kesehatan remaja secara lebih luas.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3527Video Edukasi Apa Nyamil (Aku Paham Ketidaknyamanan Kehamilan) Meningkatkan Pemahaman Ibu Hamil Tentang Ketidaknyamanan Kehamilan2024-11-21T04:48:20+00:00Deny Eka Widyastuti[email protected]Ernawati[email protected]Megayana Yessy M[email protected]Hutari Puji A[email protected]Desy Widyastutik[email protected]<p><em>Pregnancy is often a life-changing experience for a woman where she experiences so many different ‘feelings’, both physically and psychologically. Most primigravidas will experience ‘aches and aches’ during pregnancy. For some, these aches and pains will be numerous, varied and may interfere with bodily functions. Perhaps because of these factors, and because pregnancy and birth are ‘unknown’ experiences, the so-called ‘mild ailments’ of pregnancy can be considered very important to the woman herself. Much of this discomfort can be directly related to the physical changes that occur during pregnancy and the biomechanical effects that these have on functional movement. The enlarging uterus and its contents can give rise to experiences of discomfort or pain such as ‘pulling, pressing and pushing’. Some women describe ‘sharp stabbing pains’ or a feeling of ‘falling’. Understanding the physical and biomechanical changes that occur is an important part of a ‘coping strategy’. Often, a clear explanation, and a consistent understanding, of the reasons behind the symptoms will in most cases be enough to allow the expectant mother to ‘manage’ and cope with them. This community service was carried out with the aim of increasing mothers’ awareness of discomfort in pregnant women through the educational video APA NYAMIL (I Understand Pregnancy Discomfort). The method used in this community service was the lecture and independent methods. Before and after the educational video was given, the respondents’ level of knowledge regarding discomfort in pregnancy was measured. This community service activity helped mothers to know their level of knowledge regarding discomfort and provided knowledge to mothers regarding discomfort in pregnancy so that it was hoped that mothers could cope with it well.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kehamilan sering kali menjadi pengalaman pertama kali dalam hidup seorang wanita Dimana Wanita tersebut mengalami begitu banyak ‘perasaan’ yang berbeda, baik secara fisik maupun psikologis. Sebagian besar primigravida akan mengalami ‘rasa sakit dan nyeri’ selama kehamilan. Bagi sebagian orang, rasa sakit dan nyeri ini akan sangat banyak, bervariasi, dan mungkin mengganggu fungsi tubuh. Mungkin karena faktor-faktor ini, dan karena kehamilan dan kelahiran adalah pengalaman yang ‘tidak diketahui’, apa yang disebut ‘penyakit ringan’ kehamilan dapat dianggap sangat penting bagi wanita itu sendiri. Sebagian besar ketidaknyamanan ini dapat secara langsung terkait dengan perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan dan efek biomekanik yang diakibatkannya pada gerakan fungsional. Rahim yang membesar dan isinya dapat menimbulkan pengalaman ketidaknyamanan atau rasa sakit seperti ‘ditarik, ditekan, dan didorong’. Beberapa wanita menggambarkan ‘rasa sakit yang menusuk tajam’ atau perasaan ‘jatuh’. Pemahaman tentang perubahan fisik dan biomekanik yang terjadi merupakan bagian penting dari ‘strategi penanggulangan’. Sering kali, penjelasan yang jelas, dan pemahaman yang konsekuen, tentang alasan di balik gejala-gejala tersebut dalam sebagian besar kasus akan cukup untuk memungkinkan calon ibu untuk ‘mengelola’ dan mengatasinya. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran ibu tentang ketidaknyamanan pada ibu hamil video edukasi APA NYAMIL (Aku Paham Ketidaknyamanan Kehamilan). Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah menggunakan metode ceramah dan mandiri. Sebelum dan sesudah diberikan video edukasi responden dilakukan pengukuran tingkat pengetahuan ibu mengenai ketidaknyamanan pada kehamilan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini membantu ibu untuk mengetahui tingkat pengetahuannya mengenai ketidaknyamanan dan memberikan pengetahuan kepada ibu mengenai ketidaknyamanan pada kehamilan sehingga diharapkan ibu dapat mengatasinya dengan baik.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3278Implementasi Menu Sehat Anti Anemia untuk Remaja Panti Asuhan Aisyiyah Kudus2024-07-08T06:24:34+00:00Purbowati[email protected]Septiani[email protected]Fania Nurul Khoirunnisa[email protected]Maya Eka Mutiara[email protected]Sabila Rizqy Fauziah[email protected]Zhahira Haura Nasywa[email protected]<p><em>Adolescent girls are susceptible to anemia. This is because the body experiences rapid growth, high physical activity and menstruation begins so that the body requires a high intake of nutrients, especially protein and iron. If iron needs are not met it can cause anemia. The Aisyiyah Kudus Orphanage accommodates 43 teenage girls aged 10-19 years. Daily food intake is </em><em>provided</em><em> by the orphanage which organizes food on a self-managed basis, with a 7 day menu cycle with 3 meal times. However, the menu provided is less balanced, especially the breakfast menu which does not contain vegetables and lacks animal side dishes. Limited budget and cooking power, as well as children's appetites that don't like vegetables, are factors causing the presentation of this menu. Training on preparing healthy menus for managers and youth anemia education for children in orphanages is carried out to improve the skills of managers in preparing healthy menus, serving them practically, and in accordance with the budget, as well as increasing teenagers' understanding of anemia and how to prevent it, so that they can consume healthy food menus that orphanage provided. The methods used are lectures, discussions and demonstrations. Activities were carried out for two days in the Aisyiyah Kudus Orphanage Hall. After participating in the activity, the participants' level of knowledge about anemia increased. Apart from that, there has also been an increase in managers' skills in preparing menus and making processed animal side dishes. It is necessary to monitor and evaluate the implementation of the new menu that has been prepared and its acceptance by orphanage youth.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Remaja perempuan rentan mengalami anemia. Hal tersebut karena tubuh remaja mengalami pertumbuhan pesat, aktivitas fisik tinggi dan mulai terjadi mestruasi sehingga tubuh membutuhkan asupan zat gizi terutama protein dan zat besi yang tinggi. Jika kebutuhan zat besi tidak terpenuhi dapat menyebabkan anemia. Panti Asuhan Aisyiyah Kudus menampung 43 remaja putri yang berusia 10-19 tahun. Asupan makan sehari-hari disediakan oleh panti asuhan yang melakukan penyelenggaraan makanan secara swakelola, siklus menu 7 hari 3 kali waktu makan. Akan tetapi menu yang disediakan kurang seimbang terutama menu makan pagi yang tidak ada sayur dan kurang lauk hewani. Keterbatasan anggaran dan tenaga masak, serta selera makan anak tidak suka sayur menjadi faktor penyebab penyajian menu tersebut. Pelatihan penyusunan menu sehat untuk pengelola dan edukasi anemia remaja untuk anak panti asuhan dilakukan meningkatkan ketrampilan pengelola dalam menyusun menu sehat, praktis penyajiannya, dan sesuai dengan anggaran belanja, serta juga meningkatkan pemahaman remaja tentang anemia dan cara mencegahnya, sehingga dapat mengkonsumsi menu makanan sehat yang disediakan panti asuhan. Metode yang digunakan yaitu ceramah, diskusi, dan demostrasi. Kegiatan dilaksanakan selama dua hari di Aula Panti Asuhan Aisyiyah Kudus. Setelah mengikuti kegiatan, tingkat pengetahuan peserta tentang anemia meningkat. Selain itu juga terjadi peningkatan ketrampilan pengelola dalam menyusun menu dan membuat olahan lauk hewani. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi penerapan menu baru yang telah disusun dan daya terima oleh remaja panti.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3543Pendidikan Kesehatan pada Ibu Hamil sebagai Upaya Meningkatkan Pengetahuan tentang Gangguan Psikologi Masa Nifas 2024-11-23T07:05:15+00:00Yopi Suryatim pratiwi[email protected]Sri Handayani[email protected]Yesvi Zulfiana[email protected]<p><em>The postpartum period or postpartum is a transitional period that can cause a life crisis in some mothers, because many mothers experience physical and psychological changes. This period is a period that is very vulnerable to various psychological disorders such as postpartum blues, postpartum depression, and postpartum psychosis. The problem in Jempong Baru Village, Mataram City is that many pregnant women still do not understand the psychological disorders that usually occur during the postpartum period. Health education activities on postpartum psychological disorders were carried out on November 9, 2024 in Jempong Baru Village, Sekarbela District, Mataram City. The method used in this community service activity uses the lecture method, and the media uses power point and leaflets. The posttest results obtained by pregnant women showed an increase in knowledge after being given health education on postpartum psychological disorders. After the community service activity, pregnant women are expected to be able to independently identify the symptoms of psychological disorders experienced during the postpartum period, so that more serious disorders do not occur.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Masa postpartum atau nifas merupakan masa peralihan yang dapat menimbulkan krisis kehidupan pada sebagian ibu, karena ibu banyak mengalami perubahan fisik dan psikis. Masa ini merupakan masa yang sangat rentan terhadap berbagai gangguan psikologi seperti postpartum blues, depresi postpartum, dan psikosis postpartum. Permasalahan di Kelurahan Jempong Baru, Kota Mataram masih banyak ibu hamil yang belum memahami terkait gangguan psikologi yang biasanya terjadi selama masa nifas. Kegiatan pendidikan kesehatan tentang gangguan psikologi masa nifas dilaksanakan pada tanggal 9 November 2024 di Kelurahan Jempong Baru Kecamatan Sekarbela Kota Mataram. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini menggunakan metode ceramah, dan untuk media yaitu menggunakan power point dan leaflet. Hasil posttest didapatkan ibu hamil mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang gangguan psikologi masa nifas. Setelah kegiatan pengabdian ibu hamil diharapkan dapat mengidentifikasi secara mandiri terhadap gejala gangguan psikologi yang dialami selama masa nifas, sehingga tidak terjadi gangguan yang lebih serius.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3551Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengendalian Hipertensi: Program Edukasi dan Intervensi Kesehatan2024-11-25T01:59:04+00:00Yunita Galih Yudanari[email protected]Putri Dewi Siti Aisyah[email protected]Ahmad Ali Rohman[email protected]<p><em>Hypertension is one of the most common health issues encountered in society and can affect all age groups, from teenagers to the elderly. The community service activity titled "Enhancing Community Knowledge Capacity in Hypertension Control" aims to provide better information and understanding to the public regarding hypertension, risk factors, prevention and the hypertension management. Hypertension is a significant public health issue, with a prevalence that continues to rise across various demographics. This activity involves a series of health education sessions engaging local communities, village health cadres, lecturers, and students. Through interactive methods such as discussions, demonstrations, and the distribution of educational materials, participants are provided with knowledge on how to measure blood pressure correctly, the importance of a healthy lifestyle, and an introduction to the symptoms and complications of hypertension. The results indicate a significant increase in participants' knowledge after attending this activity. It is hoped that with this increase in knowledge, the community can be more vigilant and proactive in maintaining their health, thereby minimizing the incidence of hypertension and its complications. This activity is expected to be a first step in building awareness and promoting healthy behavior in the community.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Hipertensi adalah salah satu masalah kesehatan yang paling sering ditemui di masyarakat dan dapat dialami oleh semua kelompok usia, mulai dari remaja hingga orang tua. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul "Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam pengendalian Hipertensi" bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat mengenai hipertensi, faktor risikonya, serta cara pencegahan dan pengelolaannya. Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, dengan prevalensi yang terus meningkat di berbagai kalangan. Dalam kegiatan ini, dilakukan serangkaian penyuluhan kesehatan yang melibatkan masyarakat setempat, kader kesehatan desa, dosen dan mahasiswa. Melalui metode interaktif seperti diskusi, demonstrasi, dan pembagian materi edukasi, peserta diberikan pengetahuan mengenai pengukuran tekanan darah yang benar, pentingnya gaya hidup sehat, serta pengenalan terhadap gejala dan komplikasi hipertensi. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan peserta secara signifikan setelah mengikuti kegiatan ini. Diharapkan, dengan adanya peningkatan pengetahuan ini, masyarakat dapat lebih waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan mereka, sehingga angka kejadian hipertensi dan komplikasinya dapat diminimalisir. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran dan perilaku sehat di masyarakat.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3564Penyuluhan Psikoedukasi Manajemen Stress Akademik pada Siswa di SMK Islam Sudirman, Kabupaten Semarang2024-11-28T01:43:46+00:00Devi Mardiyanti[email protected]Indah Kurniawati [email protected]Willi Wahyu Timur[email protected]<p><em>Academic stress can arise when someone experiences pressure, sudden changes, or a threat to their body. In the last year, as many as 52% of the total 110 students experienced a decline in academic scores. Academic stress experienced by vocational school students can be caused by task demands, skills and behavior. Factors such as pressure to move up a grade, duration of study, test anxiety, poor grades, complicated bureaucracy, decisions about majors and careers, and time management are sources of academic stress. Students often lose the ability to cope with problems, lack knowledge, experience, and social support in stress management for their psychological needs. Stress management is a great way to help students deal with academic stress. This will teach them to recognize and stress and its symptoms. The risk of depression can be reduced by treating stress early. Community service activities aim to increase students' knowledge and abilities in handling stressful situations in the school world. Sudirman Islamic Vocational School students participated in this activity. Pre-test and post-test are carried out before counseling and practice to measure students' knowledge and skills in dealing with stress. Demonstrations and question and answer lectures are used in psychoeducation. The results of the evaluation of the implementation of stress management education at Sudirman Islamic Vocational School showed that students and girls had a good percentage before the education was carried out at 28.2%, and a good percentage after the education was carried out at 57.6%. This shows that implementing stress management can improve students' knowledge and skills. Further service can improve stress management skills with more interactive techniques.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Stres akademik dapat timbul saat seseorang mengalami tekanan, perubahan secara mendadak, atau suatu ancaman yang mereka alami dalam tubuh. Dalam 1 tahun terakhir, sebanyak 52% dari total 110 siswa mengalami penurunan nilai akademik. Stres akademik yang dialami siswa SMK dapat ditimbulkan karena tuntutan tugas, keterampilan, dan perilaku. Faktor-faktor seperti tekanan untuk naik kelas, durasi belajar, kecemasan menghadapi ujian, nilai yang buruk, birokrasi yang rumit, keputusan tentang jurusan dan karir, dan manajemen waktu adalah sumber stres akademik. Siswa sering kehilangan kemampuan untuk mengatasi masalah, kurangnya pengetahuan, pengalaman, dan dukungan sosial dalam manajemen stres untuk kebutuhan psikologis mereka. Manajemen stres adalah cara yang bagus untuk membantu siswa mengatasi stres akademik. Hal tersebut akan mengajarkan mereka untuk mengenali dan stres dan gejalanya. Resiko depresi dapat dikurangi dengan mengatasi stres sejak awal. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam menangani situasi stres di dunia sekolah. Siswa SMK Islam Sudirman berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Pre-test dan post-test dilakukan sebelum penyuluhan dan praktek untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menangani stres. Demonstrasi dan ceramah tanya jawab digunakan dalam psikoedukasi. Hasil evaluasi pelaksanaan edukasi manajemen stres di SMK Islam Sudirman menunjukkan bahwa siswa dan siswi memiliki persentase yang baik sebelum dilakukan edukasi sebesar 28,2%, dan persentase yang baik setelah dilakukan edukasi sebesar 57,6%. Ini menunjukkan bahwa penerapan manajemen stress dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa. Pengabdian selanjutnya dapat meningkatkan keterampilan manajemen stres dengan teknik yang lebih interaktif.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3526Pemberdayaan Keluarga Melalui Family Centered Maternity Care Tentang Kepatuhan Remaja dalam Konsumsi Tablet Fe di Smp N 18 Surakarta2024-11-21T04:43:38+00:00Desy Widyastutik[email protected]Retno Wulandari[email protected]Deny Eka Widyastuti[email protected]<p><em>Adolescence is a period of rapid growth both physically, psychologically and intellectually. In the world, it is estimated that teenagers number 1.2 billion or 18% of the world population. Based on data from the Indonesian Demographic and Health Survey, the number of female teenagers aged 15-19 years is around 68%, and male teenagers are 61% of the total population in Indonesia. Based on WHO data, the largest composition of the world's population is teenagers. The striking physical and psychological changes in adolescents as they go through the stages of puberty that every individual naturally goes through will affect the nutritional status and health status of adolescents, so that if not handled properly it can cause health problems that can cause anemia. . This community service is carried out with the aim of increasing awareness among teenagers about consuming Fe tablets. The method used in this community service is using lecture and independent methods. After being given education about the importance of FE tablets. This community service activity helps mothers to find out the level of compliance and provides knowledge to teenagers about the importance of consuming FE tablets in young women so that it is hoped that young women can anticipate this.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual. Di dunia diperkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia jumlah remaja wanita usia 15-19 tahun sekitar 68%, dan remaja laki-laki sebesar 61% dari jumlah penduduk di Indonesia. Berdasarkan data WHO komposisi jumlah penduduk di dunia terbesar adalah remaja. Perubahan fisik dan psikis yang mencolok pada remaja dalam melalui tahapan masa pubertas yang secara alami akan dilalui oleh setiap individu akan berpengaruh terhadap status gizi dan status kesehatan remaja, sehingga jika tidak tertangani dengan baik maka dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang dapat menyebabkan anemia. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran remaja untuk mengkonsumsi tablet Fe. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah menggunakan metode ceramah dan mandiri. Setelah diberikan penyuluhan pentingnya tablet FE. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini membantu ibu untuk mengetahui tingkat kepatuhan dan memberikan pengetahuan kepada remaja mengenai pentingnya mengkonsumsi tablet FE pada remaja putri sehingga diharapkan remaja putri dapat mengantisipasinya.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3560Upaya Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Mental Remaja melalui SIDUNA (Edukasi pada Duta Anti Narkoba) di Kabupaten Jepara2024-12-03T02:55:04+00:00Eka Adimayanti[email protected]Ana Puji Astuti[email protected]Siti Haryani[email protected]Ahmad Kholid[email protected]Eko Susilo[email protected]Galeh Septiar Pontang[email protected]<p><em>Teenagers as the next generation of the nation have a responsibility to protect themselves and their peers from the dangers of drugs. Teenagers can play an active role in educating and disseminating information about the dangers of drugs and helping friends who are caught in drug use to get out of the circle. The Anti-Drug Student Ambassador is a program initiated by the DPD BANN Jepara, Jepara Regency Government, BNN Central Java Province and Kesbangpol. Central Java Province. This annual activity aims to recruit students and students as examples in society with the status of drug-free youth. Active roles and high awareness, with the hope that teenagers can become agents of change in eradicating drugs and creating a better future for future generations. Efforts to increase adolescent health knowledge aim to prepare teenagers to become healthy, intelligent, quality, and productive adults and play a role in maintaining, preserving and improving their health.</em></p> <p> </p> <p><strong>AB</strong><strong>S</strong><strong>T</strong><strong>RAK</strong></p> <p>Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki tanggung jawab untuk melindungi diri mereka sendiri dan teman-teman sebaya dari bahaya narkoba. Remaja dapat memainkan peran aktif dalam mengedukasi dan menyebarluaskan informasi mengenai bahaya narkoba serta membantu teman-teman yang terjerat dalam penggunaan narkoba untuk keluar dari lingkaran tersebut. Duta Pelajar Anti Narkoba merupakan program yang diinisiasi oleh DPD BANN Jepara, Pemkab. Jepara, BNN Provinsi Jawa Tengah dan Kesbangpol. Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan Tahunan ini bertujuan untuk menjaring pelajar maupun mahasiswa sebagai contoh di masyarakat dengan status pemuda yang bebas narkoba. Peran aktif dan kesadaran yang tinggi, dengan harapan remaja dapat menjadi agen perubahan dalam memberantas narkoba dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Upaya peningkatan pengetahuan kesehatan remaja memiliki tujuan untuk mempersiapkan remaja menjadi orang dewasa yang sehat, cerdas, berkualitas, dan produktif dan berperan serta dalam menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dirinya.</p>2024-11-30T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)