INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE <div class="body"> <div class="description"> <div style="border: 2px #444F71 solid; padding: 3px; background-color: #f0ffff; text-align: left;"> <ol> <li class="show">Nama Jurnal: Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE)</li> <li class="show">Singkatan: IJCE</li> <li class="show">Frekuensi: May and November</li> <li class="show">ISSN: Print 2657-1161 | Online 2657-117X</li> <li class="show">Editor in Chief: Ari Widyaningsih</li> <li class="show">DOI: 10.35473/IJCE</li> <li class="show">Akreditasi : Sinta 5</li> <li class="show">Penerbit: Universitas Ngudi Waluyo Fakultas Kesehatan</li> </ol> </div> <p>Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE) is a journal of community empowerment published by Faculty of Health Science, annually in Mei and November. IJCE welcomes any research-based articles by the lecturers in Faculty of Health Science, Universitas Ngudi Waluyo</p> </div> </div> UNIVERSITAS NGUDI WALUYO en-US INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2657-117X Skrining Risiko dan Edukasi Perilaku Pencegahan Penyakit Jantung di Lingkungan Gedang Asri Kelurahan Gedang Anak https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3619 <p><em>Heart disease is still the main cause of morbidity and mortality in Indonesia. Community-based prevention efforts are very important to reduce the incidence of this disease. This community service program aims to increase community awareness and ability to recognize risk factors and implement preventive behavior for heart disease. The activity was carried out in the Gedang Asri RT 06 RW 08 Gedang Anak District of Semarang involving 16 participants. The program consists of heart disease risk screening, such as measuring blood pressure and body mass index. Followed by education on heart disease prevention behavior using the SEMAR smartphone application (Screening, education and monitoring of atherothrombosis). Education carried out interactively through lectures and discussions increases participants' knowledge. The results of the activity showed differences in knowledge about heart disease and its prevention with a p value of 0.001. Participants also showed increased motivation to adopt healthy lifestyle behaviors. The screening results show that the average blood pressure of people in the Gedang Asri neighborhood is 140.25 mmHg or in the pre-hypertension category and the average BMI is 25.55 kg/m2, which means that people in the Gedang Asri neighborhood are included in the overweight category. In conclusion, this program is effective in increasing public awareness of the risk of heart disease and encouraging preventive behavior changes.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Indonesia. Upaya pencegahan berbasis masyarakat sangat penting untuk menekan angka kejadian penyakit ini. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mengenali faktor risiko serta menerapkan perilaku pencegahan penyakit jantung. Kegiatan dilaksanakan di Lingkungan Gedang Asri RT 06 RW 08 Kelurahan Gedang Anak Kabupaten Semarang dengan melibatkan 16 peserta. Program terdiri dari skrining risiko penyakit jantung, seperti pengukuran tekanan darah dan indeks massa tubuh. Dilanjutkan dengan edukasi perilaku pencegahan penyakit jantung dengan menggunakan aplikasi <em>smarthphone </em>SEMAR (Skrining, edukasi dan monitoring atherotrombosis). Edukasi yang dilakukan secara interaktif melalui ceramah dan diskusi meningkatkan pengetahuan peserta. Hasil kegiatan menunjukkan perbedaan pengetahuan tentang penyakit jantung dan pencegahannya dengan nilai p : 0,001. Peserta juga menunjukkan peningkatan motivasi dalam mengadopsi perilaku hidup sehat. Hasil skrining menunjukkan bahwa rata – rata tekanan darah masyarakat di Lingkungan Gedang Asri adalah 140,25 mmHg atau dalam katagori pre hipertensi dan rata – rata IMT 25,55 kg/m<sup>2</sup> yang artinya masyarakat di Lingkungan Gedang Asri termasuk dalam katagori berat badan berlebih. Kesimpulannya, program ini efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko penyakit jantung dan mendorong perubahan perilaku preventif.</p> Gipta Galih Widodo Sukarno Yunita Galih Yudanari Arvanilla Fitri Atuzahra Nala Sasmita Sari Aprilia Dwi Wahyu Kusumaningrum Desvia Cinta Rafitri Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2025-05-16 2025-05-16 7 1 1 7 10.35473/ijce.v7i1.3619 Pengelolaan Obat bagi Pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus Kampung Untoro Kecamatan Trimurejo Kabupaten Lampung Tengah https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3716 <p><em>Patients with hypertension and diabetes mellitus must take medication regularly and for a long period of time. These patients sometimes suffer from other symptoms or diseases so that large amounts of medication are used. The main problem in the use of chronic disease medications is compliance. The aim of this activity is to provide education regarding medication management and involve patients in filling out aids to remember medication use. This activity is carried out using lecture, discussion and simulation methods. This activity will be carried out in August-December 2024. The target of this activity is patients with hypertension and diabetes mellitus. The results obtained were that 62% of participants' patient knowledge increased and 38% did not increase regarding medication management for hypertension and diabetes mellitus. The biggest improvement is knowledge about kidney damage caused by continuous drug use and how to dispose of insulin. Participants stated that there were benefits from active involvement in filling out the checklist table in controlling medication adherence. The conclusion from this activity is that providing education plays a role in increasing knowledge and providing tools helps patients to remember taking medication.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pasien hipertensi dan diabetes mellitus harus meminum obat secara rutin dan dalam jangka waktu yang panjang. Pasien tersebut memiliki kemungkinan menderita gejala atau penyakit lain sehingga obat yang digunakan dalam jumlah banyak. Masalah yang utama dalam penggunaan obat penyakit kronis adalah kepatuhan. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi mengenai pengelolaan obat dan mengikutsertakan pasien dalam pengisian alat bantu mengingat penggunaan obat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi dan simulasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2024. Sasaran kegiatan ini adalah pasien dengan penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Hasil yang diperoleh bahwa 62% peserta pengetahuan pasien meningkat dan 38% tidak meningkat mengenai pengelolaan obat hipertensi dan diabetes mellitus. Peningkatan paling besar adalah pengetahuan mengenai kerusakan ginjal akibat penggunaan obat terus-menerus dan cara membuang insulin. Peserta menyatakan adanya manfaat dari keterlibatan aktif dalam pengisian tabel ceklist dalam mengontrol kepatuhan minum obat. Kesimpulan dari kegiatan ini bahwa pemberian edukasi berperan dalam meningkatkan pengetahuan dan alat bantu pengingat minum obat berperan bagi pasien untuk mengingat meminum obat.</p> Isnenia Yulyuswarni Mugiati Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2025-05-16 2025-05-16 7 1 8 14 10.35473/ijce.v7i1.3716 Edukasi Diabetes pada Peserta Bakti Sosial Pemeriksaan Kesehatan di Apotek Siaga Bandar Lampung https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3723 <p><em>The increasing prevalence of diabetes in various countries reflects the negative impact of lifestyle changes, particularly low physical activity levels and unhealthy fast food consumption patterns. Diabetes mellitus is a metabolic condition marked by an increase in blood glucose levels, which is above 110 mg/dL when fasting and greater than 200 mg/dL after meals.</em> <em>Unhealthy lifestyles, lack of information, and low public awareness regarding the dangers, prevention, and management of diabetes mellitus are the main factors contributing to the rise in the prevalence of this disease. Recognizing the importance of lifestyle in the modern era, the participants of the community service event at Apotek Siaga expressed their desire to receive education regarding type 2 diabetes mellitus and healthy carbohydrate foods. This event aimed to provide participants with an opportunity to engage in productive activities that could enrich their knowledge. The event took place at Apotek Siaga, Jalan Dua Jalur BKP Kemiling, Bandar Lampung, on October 20, 2024, at 07:30 AM. This community service activity was conducted for 24 participants of the health check-up social service at Apotek Siaga. The educational method used was direct lecturing. To evaluate the increase in knowledge regarding type 2 diabetes mellitus and proper carbohydrate consumption, pretests were conducted before and posttests after the educational session. The results of the activity showed that 95.83% of participants' knowledge about type 2 diabetes mellitus and appropriate carbohydrate consumption improved after the education.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Peningkatan prevalensi diabetes di berbagai negara mencerminkan dampak negatif perubahan gaya hidup, terutama rendahnya tingkat aktivitas fisik dan pola konsumsi makanan cepat saji yang tidak sehat. Diabetes mellitus adalah suatu kondisi gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah, yakni lebih dari 110 mg/dL saat berpuasa dan melebihi 200 mg/dL setelah makan. Gaya hidup tidak sehat, kurangnya informasi, dan rendahnya kesadaran masyarakat terkait bahaya, pencegahan, serta pengelolaan diabetes mellitus menjadi faktor utama meningkatnya prevalensi penyakit ini. Sadar akan pola hidup di era modern membuat para peserta bakti sosial di Apotek Siaga menyampaikan keinginan mereka agar dapat diberikan edukasi terkait diabetes melitus tipe 2 dan pangan karbohidrat yang baik. Tujuan kegiatan ini yaitu memberikan kesempatan kepada peserta untuk terlibat dalam aktivitas produktif yang dapat memperkaya pengetahuan mereka. Kegiatan dilaksanakan di Apotek Siaga, Jalan Dua Jalur BKP Kemiling, Bandar Lampung pada tanggal 20 Oktober 2024 pukul 07.30 WIB. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan untuk 24 peserta bakti sosial pemeriksaan kesehatan di Apotek Siaga. Metode edukasi yang diterapkan adalah ceramah langsung. Untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan terkait diabetes melitus tipe 2 dan konsumsi karbohidrat yang tepat, dilakukan pretest sebelum dan posttest setelah sesi edukasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengetahuan 95,83% peserta terkait diabetes melitus tipe 2 dan konsumsi karbohidrat yang tepat terdapat peningkatan setelah edukasi.</p> Endah Ratnasari Mulatasih Elma Viorentina Sembiring Yulyuswarni Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2025-05-16 2025-05-16 7 1 15 20 10.35473/ijce.v7i1.3723 Optimalisasi Self Efficacy dan Edukasi Pemanfaatan Pil Cantik sebagai Langkah Cegah Stunting (LAJANG GENTING) https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3730 <p><em>An Nur Junior High School is located in Gogik Village, East Ungaran District, Semarang Regency. According to a survey we conducted, adolescent girls—our primary focus group—have not previously received </em>information<em> regarding self-awareness (self-efficacy) in stunting prevention, nor have they been educated on the use of iron supplements, commonly referred to as “beautiful pills,” as a preventive measure. These young women have yet to be exposed to educational efforts aimed at utilizing beautiful pills to reduce the risk of stunting.Adolescent girls were chosen as the main target group because they represent future mothers who will bear the next generation, making it crucial that they are equipped with the knowledge and understanding necessary to prevent stunting. Community involvement is essential to effectively implement and promote the use of beautiful pills among this demographic.This initiative was carried out through an educational approach involving 35 female students from An Nur Junior High School. Prior to the educational session, an assessment of participants' understanding showed that 35.47% had low awareness, 28.54% had a moderate level of understanding, 30.12% demonstrated good understanding, and only 5.87% fell into the very good category. After the educational intervention, there was a marked improvement: 40.14% of participants reached the excellent category, 52.01% showed good understanding, 5.33% were categorized as sufficient, and only 2.62% remained with low understanding. Based on the post-education questionnaire, overall comprehension of the material increased by 97.48%.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>SMP An Nur merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama yang berlokasi di Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Berdasarkan survei yang telah kami lakukan terhadap mitra sasaran, yaitu remaja putri, diketahui bahwa mereka belum pernah memperoleh informasi mengenai kesadaran diri (self-efficacy) dalam mencegah stunting serta pemanfaatan pil tambah darah (dikenal juga sebagai pil cantik) sebagai salah satu langkah pencegahan stunting. Hingga saat ini, edukasi mengenai penggunaan pil cantik sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting belum pernah diberikan kepada mereka. Remaja putri menjadi kelompok sasaran utama karena di masa depan mereka akan berperan sebagai ibu yang melahirkan generasi penerus, sehingga penting bagi mereka untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai penyebab serta langkah-langkah pencegahan stunting. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan dukungan dari masyarakat dalam mengimplementasikan penggunaan pil cantik secara efektif di kalangan remaja putri. Kegiatan ini dilaksanakan melalui metode edukasi yang menyasar remaja putri di SMP An Nur Ungaran, dengan jumlah peserta sebanyak 35 orang. Hasil evaluasi sebelum dilakukan edukasi menunjukkan bahwa pemahaman peserta masih rendah, dengan rincian: 35,47% tergolong kurang paham, 28,54% cukup paham, 30,12% memahami dengan baik, dan hanya 5,87% yang sangat paham. Setelah dilakukan edukasi, terjadi peningkatan signifikan, di mana 40,14% peserta masuk dalam kategori sangat baik, 52,01% baik, 5,33% cukup, dan hanya 2,62% yang masih kurang. Berdasarkan kuesioner evaluasi, terjadi peningkatan pemahaman peserta terhadap materi edukasi sebesar 97,48%.</p> Tina Mawardika Umi Aniroh Fiktina Vifri Ismiriyam Khilvy Salsabila Az-Zahra Alivia Desi Rahmawati Dinda Hapsari Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2025-05-16 2025-05-16 7 1 21 29 10.35473/ijce.v7i1.3730 Pemberdayaan Masyarakat dalam Program Penanganan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Kelurahan Candirejo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3891 <p><em>Non-Communicable Diseases (NCDs) tend to increase every year and the highest number of deaths are cardiovascular disease (CVD), cancer, respiratory disease and diabetes. The prevalence of NCDs is still high in Indonesia due to unhealthy lifestyles, which are actually preventable diseases. This service aims to provide an understanding of NCDs and to reduce prevalence by understanding risk factors through counseling or communication, information and education (CIE) among women at homestead RT01 RW03, Candirejo Village, West Ungaran, Semarang Regency. CIE is carried out using audiovisual aids and holding discussion sessions. To evaluate knowledge, a pre-test and post-test were carried out. The results of NCDs knowledge showed a significant increase (p= 0,779). Having a discussion is an indication that the participants have high concern. CIE is a communication strategy to encourage sustainable behavior change and is a key component of community development, increasing awareness, and providing a positive impact on knowledge, attitudes and behavior</em>.</p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penyakit Tidak Menular (PTM) cenderung meningkat setiap tahunnya dengan jumlah kematian tertinggi merupakan penyakit kardiovaskular (PKV), kanker, penyakit pernapasan, dan diabetes. Prevalensi PTM masih tinggi di Indonesia disebabkan gaya hidup yang tidak sehat, yang sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang PTM dan untuk menurunkan prevalensi dengan memahami faktor resiko melalui penyuluhan atau komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pada ibu dasa wisma RT01 RW03 Kelurahan Candirejo, Ungaran Barat, Kebupaten Semarang. KIE dilakukan menggunakan alat bantu audiovisual dan dilakukan sesi diskusi. Untuk mengevaluasi pemahaman dilakukan pre-test dan post-test. Hasil pemahaman tentang PTM menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan (p= 0,779). Adanya diskusi merupakan salah satu indikasi bahwa peserta memiliki kepedulian yang tinggi. KIE merupakan strategi komunikasi untuk mendorong perubahan perilaku berkelanjutan dan merupakan komponen kunci pengembangan masyarakat, meningkatkan kesadaran, serta memberikan dampak positif pada pengetahuan, sikap, dan perilaku.</p> Jatmiko Susilo Rini Susanti Kartika Sari Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2025-05-16 2025-05-16 7 1 30 35 10.35473/ijce.v7i1.3891 Pemanfaatan Booklet Kreasi Menu Makanan Pendamping ASI (Mp-Asi) UNTUK Meningkatkan Motivasi Ibu Balita dalam Pencegahan Stunting https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3904 <p><em>Infants and toddlers are part of an important phase in the life cycle, marked by very rapid physical growth and social development. This period is marked by high nutritional needs to support the speed of children's growth and development. Lack of nutritional intake in the first 1,000 days of life, covering the period from in the womb to the age of two years. This can have a serious impact not only on physical growth, but also on the child's cognitive development, intelligence, and productivity in the future. As a result, the child's development as an adult is at risk of being suboptimal.In Indonesia, one in three toddlers experiences stunting, which means growth disorders due to chronic malnutrition. Data from Riskesdas (2018), shows that the prevalence of stunting reaches 30.8%. One of the areas facing this problem is the Bergas Health Center work area, where a number of toddlers were found to be stunted.. One effort that can be made to overcome stunting is through the provision of appropriate Complementary Foods (MP-ASI), according to the child's age and nutritional needs. MP-ASI that is presented in an attractive, varied, and balanced way can increase toddlers' interest in eating. Seeing this problem, the community service team took the initiative to provide education to mothers of toddlers about creating MPASI menus. This activity was carried out through a lecture method and assisted by an informative booklet that was designed attractively. Previously, this kind of booklet had never been provided in the Bergas Health Center area. This community service program includes three stages, namely the preparation, implementation, and evaluation stages. The activity has been carried out three times in toddler classes located in Jatijajar, Randugunting, and Bergas Lor, with a total of 26 mothers/caregivers participating. The results of the implementation showed an increase in motivation from mothers/caregivers in preventing stunting through providing appropriate MPASI.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Bayi dan balita bagian dari fase penting dalam siklus kehidupan, ditandai pertumbuhan fisik serta perkembangan sosial yang sangat cepat. Periode ini ditandai dengan kebutuhan gizi yang tinggi untuk mendukung kecepatan tumbuh kembang anak. Kekurangan asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, mencakup masa sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Hal ini dapat berdampak serius, tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan kognitif, kecerdasan, dan produktivitas anak dimasa mendatang. Akibatnya, perkembangan anak saat dewasa berisiko menjadi tidak optimal. Di Indonesia, satu dari tiga balita mengalami stunting, yang berarti gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis. Data dari Riskesdas (2018), menunjukkan bahwa prevalensi stunting mencapai angka 30,8%. Salah satu daerah yang menghadapi permasalahan ini adalah wilayah kerja Puskesmas Bergas, ditemukan sejumlah balita yang mengalami stunting. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi stunting adalah melalui pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, sesuai dengan usia dan kebutuhan gizi anak. MP-ASI yang disajikan secara menarik, bervariasi, dan bergizi seimbang dapat meningkatkan minat makan balita. Melihat permasalahan tersebut, tim pengabdian masyarakat berinisiatif memberikan edukasi kepada ibu balita mengenai kreasi menu MP-ASI. Kegiatan dilakukan melalui metode ceramah dan dibantu dengan <em>booklet</em> informatif yang dirancang menarik. Sebelumnya, <em>booklet</em> semacam ini belum pernah diberikan di wilayah Puskesmas Bergas. Program pengabdian masyarakat ini mencakup tiga tahapan, yakni tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan telah dilaksanakan sebanyak tiga kali, di kelas balita yang berlokasi di Jatijajar, Randugunting, dan Bergas Lor, dengan peserta sebanyak 26 ibu/pengasuh. Hasil pelaksanaan menunjukkan adanya peningkatan motivasi dari para ibu/pengasuh dalam mencegah stunting melalui pemberian MPASI yang tepat.</p> Hapsari Windayanti Widayati Luvi Dian Afriyani Wahyu Kristiningrum Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2025-05-16 2025-05-16 7 1 36 43 10.35473/ijce.v7i1.3904 Optimalisasi Kader dalam Peningkatan Kualitas Kesehatan Lansia di Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3921 <p><em>Elderly people are very susceptible to health problems due to decreased body function. Complaints of illness experienced by the elderly include respiratory tract disorders, headaches, hypertension, diabetes mellitus, and other degenerative diseases. Health protection for the elderly needs to be considered so that the elderly carry out healthy physical and mental life management. The health of the elderly is facilitated by the Elderly Posyandu program which aims to improve the quality of life of the elderly. Elderly Posyandu is organized by health cadres, who are volunteers recruited from the community. Cadres are not professional health workers, but the role of cadres can help health workers to empower the community. Increasing the knowledge and skills of cadres is very important to support the health of the elderly towards healthy and happy elderly people. Increasing the capacity of cadres is carried out by increasing knowledge about degenerative diseases, and basic examinations. The purpose of this activity is to provide cadres with knowledge about degenerative diseases and how to measure blood pressure as a basic health examination. The method used is to provide health education accompanied by training in blood pressure examinations. The target of this activity is elderly Posyandu cadres. The stages carried out include providing material about degenerative diseases followed by a demonstration of blood pressure measurement. At the evaluation stage, there was an increase in the knowledge and skills of cadres in measuring blood pressure. The results of this activity were that all cadres had good knowledge of 60.71% and very good knowledge of 17.8%, the rest had sufficient knowledge of 21.42%</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Lansia sangat rentan mengalami gangguan kesehatan karena penurunan fungsi tubuh.. Keluhan sakit yang dialami lansia berupa gangguan saluran pernapasan, sakit kepala, hipertensi, diabetes mellitus, dan gangguan penyakit degenerative lainnya. Proteksi kesehatan terhadap lansia perlu diperhatiakan agar lansia melakukan manajemen hidup sehat jasmani dan rohani. Kesehatan para lansia difasilitasi dengan program Posyandu Lansia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Posyandu lansia diselenggarakan oleh kader kesehatan.yang merupakan tenaga sukarela yang direkrut dari masyarakat.. Kader bukanlah petugas kesehatan yang profesional, namun peranan kader dapat membantu tenaga kesehatan untuk memperdayakan masyarakat. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader sangat penting untuk menunjang kesehatan lansia menuju lansia sehat dan bahagia. Peningkatan kapasitas kader dilakukan dengan peningkatan pengetahuan tentang penyakit degeneratif, dan pemeriksaan dasar.. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kader tentang penyakit degenerative dan cara pengukuran tekanan darah sebagai pemeriksaan kesehatan dasar.. Metode yang digunakan adalah memberikan penyuluhan kesehatan disertai melatih pemeriksaan tekanan darah. Sasaran pada kegiatan ini adalah kader posyandu. lansia Tahapan yang dilakukan meliputi pemberian materi tentang penyakit degeneratif dilanjutkan demonstrasi pengukuran tekanan darah. Pada tahap evaluasi terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mengukur tekanan darah Hasil dari kegiatan ini adalah seluruh kader dengan pengetahuan baik 60,71 % dan pengetahuan baik sekali 17,8 % sisanya dengan pengetahuan cukup 21,42%.</p> Joyo Minardo Mukhammad Musta'in Heri Sugiarto Eko Nur Hermansyah Olif Rina Susanti5 Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2025-05-16 2025-05-16 7 1 44 49 10.35473/ijce.v7i1.3921 Pentingnya Antenatal Care Ibu Hamil sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan dan Kejadian Stunting pada Bayi https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3941 <p><em>Pregnancy requires special attention to prevent complications that can have serious impacts on the mother and fetus. Antenatal Care (ANC) is an important service in early detection of pregnancy risks and maintaining the health of pregnant women. This community service activity was carried out at the Babat Health Center, Penukal District, PALI Regency, South Sumatra Province, aiming to increase awareness of pregnant women about the importance of Antenatal Care. The activity was carried out on February 21, 2025, involving 38 pregnant women through physical examinations, education, and filling out questionnaires. The results showed that there were still many pregnant women who had not routinely carried out ANC, influenced by low levels of education, access to health services, and lack of family support. Several health problems were also found such as mild hypertension, obesity, and proteinuria which lead to the risk of preeclampsia. This education and Antenatal Care program showed an increase in knowledge of pregnant women and an increase in awareness to carry out Antenatal Care. It is hoped that it can be continued periodically in order to reduce the Maternal Mortality Rate and improve the health of mothers and babies.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kehamilan memerlukan perhatian khusus untuk mencegah komplikasi yang dapat berdampak serius pada ibu dan janin. Antenatal Care (ANC) merupakan layanan penting dalam mendeteksi dini risiko kehamilan dan menjaga kesehatan ibu hamil. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Puskesmas Babat, Kecamatan Penukal, Kabupaten PALI Provinsi Sumatera Selatan, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap pentingnya Antenatal Care. Kegiatan dilaksanakan pada 21 Februari 2025, melibatkan 38 ibu hamil melalui pemeriksaan fisik, edukasi, dan pengisian kuesioner. Hasil menunjukan bahwa masih banyak ibu hamil yang belum rutin melakukan ANC, dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan, akses layanan kesehatan, serta kurangnya dukungan keluarga. Ditemukan pula beberapa masalah kesehatan seperti hipertensi ringan, obesitas, dan proteinuria yang mengarah pada risiko preeklampsia. Program edukasi dan Antenatal Care ini menunjukkan peningkatan pengetahuan ibu hamil dan meningkatnya kesadaran untuk melakukan Antenatal Care.Diharapkan dapat dilanjutkan secara berkala guna menurunkan Angka Kematian Ibu dan meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.</p> Intan Sari Meni Anggrayani Fifi Anara Fradela Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2025-05-16 2025-05-16 7 1 50 54 10.35473/ijce.v7i1.3941