INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE <div class="body"> <div class="description"> <div style="border: 2px #444F71 solid; padding: 3px; background-color: #f0ffff; text-align: left;"> <ol> <li class="show">Nama Jurnal: Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE)</li> <li class="show">Singkatan: IJCE</li> <li class="show">Frekuensi: May and November</li> <li class="show">ISSN: Print 2657-1161 | Online 2657-117X</li> <li class="show">Editor in Chief: Ari Widyaningsih</li> <li class="show">DOI: 10.35473/IJCE</li> <li class="show">Akreditasi : Sinta 5</li> <li class="show">Penerbit: Universitas Ngudi Waluyo Fakultas Kesehatan</li> </ol> </div> <p>Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE) is a journal of community empowerment published by Faculty of Health Science, annually in Mei and November. IJCE welcomes any research-based articles by the lecturers in Faculty of Health Science, Universitas Ngudi Waluyo</p> </div> </div> UNIVERSITAS NGUDI WALUYO en-US INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2657-117X Penyuluhan DAGUSIBU Obat dan TOGA pada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/2540 <p><em>Family Medicinal Plants (usually called TOGA) are essential medicinal plants grown in the yards managed by the family. TOGA basically a program for utilizing a piece of land either in the yard, garden or field to cultivate plants that have medicinal properties. Indonesian people are now getting used to various types of drugs. This has had both positive and negative impacts. The Indonesian Pharmacist Association (IAI) as one of the health professional organizations is currently starting to launch outreach activities to the public regarding the proper use of drugs. Pharmacists as health professionals who are concerned about the use of drugs in the community are encouraged to continue to conduct DAGUSIBU counseling anywhere so that people understand about the correct use of drugs so that the goals of treatment can be achieved and not cause environmental damage. The implementation of community service activities is carried out for correctional inmates at the Class IIA Narcotics Penitentiary in Bandar Lampung. Direct lecture with audio visual method was used in this events. In order to achieve the output in the form of increased knowledge about DAGUSIBU Drugs and TOGA, a pretest and posttest were carried out before and after the events. The average pretest score of participants was 68.28 and the average post test score was 85.22. As many as 95% of participants experienced an increase in post test scores compared to the pretest. The increase in post test scores in participants proves that counseling with audio-visual methods can increase participants' knowledge about DAGUSIBU and TOGA.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Tanaman Obat Keluarga (TOGA) pada hakekatnya adalah tanaman berkhasiat yang ditanam di lahan pekarangan yang dikelola oleh keluarga. TOGA atau tanaman obat keluarga pada dasarnya adalah program pemanfaatan sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun, maupun ladang untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat. Masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai terbiasa dengan penggunaan berbagai jenis obat-obatan. Perkembangan tersebut menimbulkan berbagai dampak positif maupun negatif. Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) sebagai salah satu organisasi profesi kesehatan saat ini mulai mencanangkan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat terkait penggunaan obat yang baik dan benar. Apoteker sebagai profesi kesehatan yang concern terhadap pemakaian obat-obatan di masyarakat dihimbau untuk terus melakukan penyuluhan DAGUSIBU di manapun agar masyarakat paham mengenai penggunaan obat yang benar sehingga tujuan pengobatan dapat tercapai serta tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan kepada para warga binaan permasyarakatan di Lembaga Permasyarakatan Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung. Metode yang digunakan adalah ceramah langsung dengan audio visual. Demi mencapai luaran berupa peningkatan pengetahuan mengenai DAGUSIBU Obat dan TOGA dilakukan pretest dan posttest sebelum dan sesudah penyuluhan. Rerata nilai pretest peserta ialah 68,28 dan rerata nilai postest ialah 85,22. Sebanyak 95% peserta mengalami peningkatan nilai postest dibandingkan dengan pretest. Peningkatan nilai postest pada peserta membuktikan bahwa penyuluhan dengan metode audio visual dapat meningkatkan pengetahuan peserta mengenai DAGUSIBU dan TOGA.</p> <p> </p> Elma Viorentina Sembiring Makhdalena Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 1 6 10.35473/ijce.v6i1.2540 Pelatihan Massage Kebugaran, Kesehatan, dan Kecantikan untuk Menciptakan Peluang Kerja pada Ibu-Ibu Pkk di Desa Pringsari https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/2720 <p><em>Massage is a natural science of society that is developing rapidly, this is a result of the enormous benefits of massage itself on human physical and psychological well-being. Massage is a form of body care using both hands on the palms and fingers. Massage in Indonesia is better known as massage which was originally intended as body therapy which eventually developed to achieve greater body beauty. Massage can provide benefits in the form of relaxation, reducing pain, repairing body organs, and maintaining fitness. The aim of this community service activity is to provide knowledge and competence to Pringsari Village PKK women regarding massage, fitness, health and beauty to improve and create new job opportunities. The target to be achieved in this community service is increasing knowledge, competence and creating new job opportunities for PKK women in Pringsari Village. The method for this activity is in the form of training for PKK women in Pringsari Village by providing theoretical material, basic knowledge and direct practice. This Community Service Method involves presenting material, questions and answers, discussions. Training is carried out twice in theory and practice, this is done so that participants do not just understand the theory. Based on the results of community service activities, data was obtained with a good percentage of 56.52%, fair 17.39%, poor 73.91%. The conclusion of this service activity was that PKK mothers in Pringsari village experienced increased knowledge and additional soft skills regarding massage, fitness, health and beauty. </em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><em> Massage </em>merupakan suatu ilmu alami masyarakat yang berkembang dengan pesat, hal itu merupakan akibat dari manfaat <em>massage </em>itu sendiri yang begitu besar terhadap fisik dan psikologis manusia. <em>Massage</em> adalah salah satu perawatan tubuh dengan menggunakan kedua tangan pada bagian telapak tangan maupun jari-jari tangan. <em>Massage</em> di Indonesia lebih dikenal dengan pijat yang pada awalnya bertujuan sebagai<em> theurapetic</em> tubuh yang akhirnya berkembang untuk lebih mencapai kecantikan tubuh. Dengan <em>massage</em> dapat memberikan manfaat berupa relaksasi, mengurangi nyeri, memperbaiki organ tubuh, dan memelihara kebugaran. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan, kompetensi ibu-ibu PKK Desa Pringsari tentang <em>massage</em> kebugaran, kesehatan, kecantikan untuk meningkatan dan menciptakan peluang kerja baru. Target yang ingin dicapai dalam pengabdian kepada masyarkat ini adalah meningkatan pengetahuan, kompetensi, dan menciptakan peluang kerja baru bagi ibu-ibu PKK Desa Pringsari. Metode dalam kegiatan ini berupa pelatihan kepada ibu-ibu PKK Desa Pringsari dengan cara memberikan materi teori, pengetahuan dasar, dan praktek secara langsung. Metode Pengabdian kepada Masyarakat ini dengan pemaparan materi, tanya jawab, diskusi, Pelatihan dilaksanakan sebanyak 2 kali secara teori dan praktek, hal ini dilakukan agar peserta tidak hanya sekedar memahami teorinya saja. Berdasarkan hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat diperoleh data dengan persentase baik 56,52%, cukup 17,39%, kurang 73,91%. Kesimpulan kegiatan pengabdian kepada bahwa ibu-ibu PKK di desa Pringsari mengalami peningkatan pengetahuan dan penambahan kemampuan <em>soft skill</em> tentang <em>massage </em>kebugaran, Kesehatan, dan kecantikan. </p> Ika Nilawati Wahyu Kristiningrum Risma Aliviani Putri Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 7 11 10.35473/ijce.v6i1.2720 Peningkatan Kualitas Hidup Lansia Melalui Peningkatan Pemahaman Intervensi Pencegahan Depresi https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3080 <p><em>Understanding of depression prevention intervention is one of the efforts that can be done as an effort to prevent depression. Understanding Depression prevention interventions can be applied to the elderly. By understanding depression prevention interventions, the elderly able to make their own efforts to prevent depression. There, the elderly a group that is very vulnerable to experiencing depression. To be able to implement the intervention well, understanding is needed from education, knowledge and training on the intervention. The ultimate goal of understanding interventions to prevent depression in the elderly is to prevent depression so as to achieve a good quality of life. Actions are carried out through stages from counseling to training by paying attention to the stages of knowledge and skills transfer</em><em> The results of this activity from a total of 64 elderly participants, at the end of the session or evaluation stage the level of knowledge was found to be sufficient knowledge at 17 (26.6%) and good at 47 (73.4%). At the level of quality of life in the value range 3-4. Where 3 was 30 (46.9%), and 4 was 34 (53.1%). Conclusion, this activity was successfully carried out and its objectives were achieved.</em><em> Suggestions that can be made for activities with the elderly are to involve younger families or close family members. This is related to the elderly's cognitive abilities which can decline and also the family as a support system.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pemahaman Intervensi pencegahan depresi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai Upaya untuk mencegah terjadinya depresi. Pemahaman Intervensi pencegahan depresi dapat diterapkan pada lansia. Dengan pemahaman intervensi pencegahan depresi para lansia mampu melakukan Upaya mendiri dalam mencegah depresi. Yang mana, Lansia merupakan satu kelompok yang sangat rentan mengalami depresi. Untuk dapat diterapkan intervensi dengan baik diperlukan pemahaman yang didapatkan dari edukasi pengetahuan hingga pelatihan dari intervensi intervensi tersebut. Tujuan akhir dari dengan pemahaman intervesi pecegahan depresi pada lansia adalah dapat dicegahnya depresi sehingga tercapainya kualitas hidup yang baik. Tindakan yang dilakukan melalui tahapan dari penyuluhan hingga pelatihan dengan memperhatikan tahapan transfer pengetahuan dan keterampilan Hasil dari kegiatan ini dari total peserta yaitu 64 lansia, pada akhir sesi atau tahap evaluasi tingkat pengetahuan didapatkan menjadi pengetahuan cukup sebesar 17 (26,6%) dan baik 47 (73,4%). Pada tingkat kualitas hidup pada rentang nilai 3-4. Dimana 3 sebanyak 30 (46,9%), dan nilai 4 sebanyak 34 (53,1%). Sehingga kesimpulannya, kegiatan ini berhasil terlaksana dan tercapai tujuannya. Saran yang dapat dilakukan untuk kegiatan dengan lansia adalah melibatkan keluarga yang usianya lebih muda atau keluarga terdekat. Hal ini terkait kemampuan kognitif lansia yang dapat turun dan juga keluarga sebagai support system.</p> Wulansari Fiktina Vifri Ismiriyam Mukhamad Mustain Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 12 17 10.35473/ijce.v6i1.3080 Edukasi Manfaat KMC (Kangaroo Mother Care) untuk Perawatan Bayi Sehari-Hari https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3131 <p><em>The initiation of bonding attachment between mother and baby in Low Birth Weight (LBW) Babies is delayed, this is due to the separation between mother and LBW baby during incubator care. Therefore, treatment is needed as an alternative to dealing with LBW problems, one of alternativfe is the Kangaroo Mother Care (KMC) method. The KMC method improves the emotional relationship between mother and baby (bounding attachment), prevents hypothermia, stabilizes body temperature, heart rate and breathing rate of the baby, increases growth and body weight, reduces stress on the baby and mother and increases the mother's breast milk production. The aim of this community service is that after carrying out KMC (Kangaroo Mother Care) education for daily baby care, it is hoped that mothers with babies will be able to apply KMC. The method for implementing this community service is by providing health education and demonstrations regarding KMC. After conducting health education regarding KMC in the working area of ​​the Gambirsari Community Health Center, mothers with babies and toddlers can practice KMC and use KMC as an alternative in daily baby care. The conclusion of this activity is that KMC is effective for daily baby care and mothers are able to apply it for daily baby care.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Inisiasi pembentukan ikatan (<em>bounding attachment</em>) antara ibu dan bayi pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) menjadi tertunda, hal ini dikarenakan pemisahan antara ibu dan bayi BBLR selama dilakukan perawatan inkubator. Oleh karena itu dibutuhkan perawatan yang menjadi alternatif untuk menangani masalah BBLR, salah satunya adalah dengan cara <em>Kangaroo Mother Care</em> (KMC). Metode KMC meningkatkan hubungan emosi ibu dan bayi (<em>bounding attachment</em>), mencegah terjadinya hipotermi, menstabilkan suhu tubuh, laju denyut jantung dan pernafasan bayi, meningkatkan pertumbuhan dan berat badan, mengurangi stress pada bayi dan ibu dan meningkatkan produksi ASI ibu. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah setelah dilakukan Edukasi KMC (Kangaroo Mother Care) untuk perawatan bayi sehari-hari diharapkan ibu-ibu yang mempunyai bayi dapat menerapkan KMC. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini adalah dengan cara memberikan pendidikan kesehatan dan demonstrasi mengenai KMC. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai KMC di wilayah kerja Puskesmas Gambirsari ibu-ibu yang mempunyai bayi dan balita dapat mempraktikkan KMC dan menjadikan KMC sebagai alternatif dalam perawatan bayi sehari-hari. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah KMC efektif untuk perawatan bayi sehari-hari dan ibu-ibu mampu untuk menerapkan untuk perawatan bayi sehari-hari</p> Wahyu Dwi Agussafutri Christiani Bumi Pangesti Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 18 22 10.35473/ijce.v6i1.3131 Screening dan Manajemen Stres sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Mental Remaja https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3137 <p><em>Adolescence is a transition phase from childhood to adulthood. This transition process causes stress both physically and mentally for teenagers. Long-term stress can also affect adolescents' adaptation, giving rise to behavior such as attempting suicide (8.5%), sadness and despair (29%), drinking alcohol (45%), and using marijuana/drugs (22%). Progressive muscle relaxation is a technique for dealing with stress by tensing and relaxing the muscles to relax the muscles, relieve pain, anxiety, anxiety, increase comfort and concentration. This activity aims to increase teenagers' knowledge and skills in carrying out progressive muscle relaxation. Community service activities were carried out on Tuesday 5 March 2024. The target of this service program was students at the Sudirman Islamic Vocational School, Ungaran, attended by 40 students. The methods used in this activity are discussion, lecture, question and answer, demonstration and re-demonstration. Educational media are powerpoints, leaflets and videos of progressive muscle relaxation exercises. This activity was carried out in three stages, including the first stage of preparation by obtaining permission to go to the school, preparing media, conducting a pre-test, and conducting stress screening on students. The second stage of implementation is the delivery of educational material on the concept of stress and a demonstration of progressive muscle relaxation. The third stage is evaluation by conducting a post test on students. The measurement results showed that students' knowledge before being given stress management education increased from 2.6 to 5.8. In addition, students' ability in progressive muscle relaxation increased from 3.2 to 6.2. It is hoped that students can carry out progressive muscle relaxation independently so that stress can be overcome and can improve students' mental health. </em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Remaja merupakan fase transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Proses transisi ini menyebabkan stres baik secara fisik maupun mental remaja. Stres jangka panjang juga dapat mempengaruhi adaptasi remaja sehingga menimbulkan perilaku seperti percobaan bunuh diri (8,5%), sedih dan putus asa (29%), minum alkohol (45%), dan menggunakan ganja/narkoba (22%). Relaksasi otot progresif sebagai teknik mengatasi stres dengan menegangkan dan melemaskan otot untuk membuat otot menjadi rileks, meredakan nyeri, kecemasan, ansietas, meningkatkan kenyamanan dan konsentrasi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja melakukan relaksasi otot progresif. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada hari Selasa 5 Maret 2024. Sasaran program pengabdian ini yaitu siswa SMK Islam Sudirman Ungaran diikuti oleh 40 siswa. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu diskusi, ceramah, tanya jawab, demonstrasi, dan re-demonstrasi. Media edukasi adalah powerpoint, leaflet, dan video latihan relaksasi otot progresif. Kegiatan ini dilakukan dalam tiga tahap mencakup tahap pertama persiapan dengan melakukan perijinan ke sekolah, menyiapkan media, melakukan <em>pre test</em>, dan melakukan <em>screening</em> stres pada siswa. Tahap kedua pelaksanaan yaitu penyampaian materi edukasi konsep stres dan demonstrasi relaksasi otot progresif. Tahap ketiga adalah evaluasi dengan melakukan <em>post test</em> pada siswa. Hasil pengukuran bahwa pengetahuan siswa sebelum diberikan edukasi manajemen stres meningkat dari 2,6 menjadi 5,8. Selain itu kemampuan siswa dalam relaksasi otot progresif meningkat dari 3,2 menjadi 6,2. Diharapkan bagi siswa untuk dapat melakukan relaksasi otot progresif dengan mandiri agar stres dapat teratasi dan dapat meningkatkan kesehatan mental siswa.</p> Liyanovitasari Puji Lestari Umi Setyoningrum Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 23 29 10.35473/ijce.v6i1.3137 Pijat Oksitosin pada Ibu Postpartum sebagai Upaya Meningkatkan Produksi Asi https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3140 <p><em>Breast milk not coming out is a condition where breast milk is not produced or there is little milk production. This is due to the influence of the oxytocin hormone which is not working enough due to the lack of stimulation from the baby's sucking which activates the work of the oxytocin hormone. One of the actions that need to be taken to maximize the quality and quantity of breast milk is back massage. Problems of postpartum mothers in the Sakura Room RST dr. Asmir Salatiga lacks knowledge about how to increase breast milk production with oxytocin massage. The activities were carried out in the Sakura Room, RST. Dr. Asmir Salatiga by providing health education about oxytocin massage as an effort to increase breast milk production. During the health education, oxytocin massage demonstrations were also carried out on 20 postpartum mothers. The instrument used was a questionnaire regarding knowledge of oxytocin massage. Knowledge of postpartum mothers before health education was in the good category of 13 mothers (65%), in the sufficient category of 7 mothers (35%). After health education was carried out, there was an increase in knowledge, namely 20 mothers (100%) mothers with good knowledge about oxytocin massage as an effort to increase breast milk production.This health education activity about oxytocin massage as an effort to increase breast milk production is a means of education and discussion that can provide many benefits for postpartum mothers. Because with this activity, mothers' knowledge about oxytocin massage has increased and they can overcome the problem of inadequate breast milk production that they experience independently by doing oxytocin massage.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> ASI tidak keluar adalah kondisi tidak diproduksinya ASI atau sedikitnya produksi ASI. Hal ini disebabkan pengaruh hormon oksitosin yang kurang bekerja sebab kurangnya rangsangan isapan bayi yang mengaktifkan kerja hormon oksitosin. Salah satu tindakan yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas ASI, yaitu pemijatan punggung. Permasalahan ibu postpartum di Ruang Sakura RST dr. Asmir Salatiga adalah kurangnya pengetahuan tentang cara meningkatkan prouksi ASI dengan pijat oksitosin Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di Ruang Sakura , RST. Dr.Asmir Salatiga dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang pijat oksitosin sebagai upaya meningkatkan produkasi ASI. Pada saat melakukan pendidikan kesehatan juga dilakukan demonstrasi gerakan pijat oksitosin pada 20 ibu postpartum. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tentang pengetahuan pijat oksitosin. Pengetahuan ibu postpartum sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dalam kategori baik 13 ibu ( 65%), kategori cukup 7 ibu (35%). Pengetahuan setelah dilakukan pendidikan kesehatan terjadi peningkatan pengetahuan yaitu 20 ibu (100%) ibu dengan pengetahuan baik tentang pijat oksitosin sebagai upaya untuk meningkatkan produksi ASI. Kegiatan pendidikan kesehatan tentang pijat oksitosin sebagai upaya meningkatkan produksi ASI ini menjadi sarana edukasi dan diskusi yang dapat memberikan banyak manfaat bagi ibu postpartum . Karena dengan adanya kegiatan ini pengetahuan ibu tentang pijat oksitosin mengalami peningkatan dan dapat mengatasi masalah kurang lancarnya produksi ASI yang di alami secara mandiri dengan melakukan pijat oksitosin.</p> Feni Noviyani Moneca Diah Listiyaningsih Munasifah Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 30 34 10.35473/ijce.v6i1.3140 Edukasi tentang Pencegahan Stunting pada 1000 Hari Kehidupan Balita melalui Pemanfaatan Tanaman Herbal di Desa Kemetul https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3143 <p><em>Kemetul Village is one of the villages located in Susukan District, Semarang Regency. Based on the results of a survey from target partners, it is known that residents of Kemetul Village have never received information about stunting, causes and dangers. Target partners have never received education about the importance of preventing stunting during the 1000 days of a toddler's life and the use of herbal plants to improve toddler nutrition. This community service program was carried out using educational methods for housewives in Kemetul Village, Susukan District, Semarang Regency. The number of participants who took part in educational activities was 30 participants consisting of housewives and several elderly people. The percentage of participants' evaluation results before being given education fell into the category of less understanding at 56.6%, quite understanding 26.6%, good understanding 16.6% and very good 0%. Participants' understanding increased after being given education, namely being included in the very good category at 53.3%, good at 43.3%, fair at 3.3% and poor at 0%. Based on the participant understanding questionnaire, it was found that after being given education there was an increase in participants' understanding of stunting by 96.6%.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Desa Kemetul merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil survey kepada mitra sasaran diketahui warga Desa Kemetul belum pernah mendapatkan informasi terkait stunting, penyebab dan bahayanya. Mitra sasaran belum pernah mendapatkan edukasi tentang pentingnya pencegahan stunting pada 1000 hari kehidupan Balita serta pemanfaatan tanaman herbal untuk meningkatkan gizi balita. Pelaksanaan kegiatan pengabdiaan kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode edukasi pada ibu rumah tangga di Desa Kemetul, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan edukasi yaitu 30 peserta yang terdiri dari ibu rumah tangga dan beberapa lansia. Persentase hasil evaluasi peserta sebelum diberikan edukasi masuk dalam kategori kurang paham sebanyak 56,6%, cukup paham 26,6%, pemahaman yang baik 16,6% dan sangat baik 0%. Pemahaman peserta mengalami peningkatan setelah diberikan edukasi yaitu termasuk dalam kategori sangat baik sebesar 53,3%, baik 43,3%, cukup 3,3% dan kurang sebanyak 0%. Berdasarkan kuesioner pemahaman peserta diketahui bahwa setelah diberikan edukasi terdapat peningkatan pemahaman tentang penyakit stunting sebesar 96,6%.</p> Anasthasia Pujiastuti Rissa Laila Vifta Tina Mawardika Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 35 40 10.35473/ijce.v6i1.3143 Akupresure Meningkatkan Nafsu Makan Upaya Pengentasan Stunting Balita 13 – 59 Bulan https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3162 <p><em>The toddler years are a period of basic growth which influences subsequent development, including development in language, creativity, social and emotional intelligence. Malnutrition problems can affect brain development which ultimately causes a decline in the quality of human resources. (Nurwijayanti, 2017). Eating problems in children can also be overcome by non-pharmacological methods, including herbal medicine or herbal drinks, massage, acupuncture and acupressure. Acupressure is carried out by pressing using fingers or a blunt object on the body's meridian points or energy flow lines so that it is relatively easier and can be more specific for overcoming feeding difficulties in toddlers because it can improve blood circulation in the spleen and digestion (Widowati, 2022). The aim of this activity is to provide health education about stunting, a balanced diet and train mothers to do acupressure. The implementation of this PKM program is carried out using a participatory approach method. The results of this activity are that mothers understand more about the meaning, causes and characteristics of stunted children, how to prepare a balanced diet for stunted children and mothers are able to do acupressure to increase their children's appetite. The conclusion is that holding this PKM activity is very effective and useful in increasing the knowledge and understanding of young women about acupressure which is useful for increasing appetite as an effort to reduce stunting in toddlers 13 - 59 months.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Masa balita menjadi masa pertumbuhan dasar yang berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya, di antaranya adalah perkembangan dalam berbahasa, berkreasi, bersosial dan kecerdasan emosional. Permasalahan gizi yang kurang terpenuhi dapat mempengaruhi perkembangan otak yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kualitas sumber daya manusia. (Nurwijayanti, 2017). Masalah makan pada anak juga dapat diatasi dengan cara non farmakologi antara lain dengan jamu atau minuman herbal, pijat, akupunktur dan akupresur. Akupresur dilakukan dengan penekanan menggunakan jari atau benda tumpul pada titik meridian tubuh atau garis aliran energi sehingga relatif lebih mudah dan dapat lebih spesifik untuk mengatasi kesulitan makan pada balita karena dapat memperlancar peredaran darah pada limpa dan pencernaan (Wahyu, 2022). Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang stunting, menu makanan yang seimbang dan melatih ibu melakukan akupresure. Pelaksanaan program PKM ini dilaksanakan dengan metode pendekatan partisipatif . Adapun hasil dari kegiatan ini adalah ibu menjadi lebih paham tentang pengertian, penyebab dan ciri-ciri anak stunting, cara menyiapkan menu makanan yang seimbang untuk anak stunting serta ibu mampu untuk melakukan akupresure untuk meningkatkan nafsu makan pada anak-anak nya. Kesimpulan penyelenggaraan kegiatan PKM ini sangat efektif dan bermanfaat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman remaja putri tentang akupresure bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan sebagai upaya pengentasan stunting balita 13 – 59 bulan.</p> Kartika Sari Siti Haryani Ana Puji Astuti Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 41 46 10.35473/ijce.v6i1.3162 Ibm Edukasi Kesehatan Totok Wajah Dalam Upaya Mengurangi Ketidaknyamanan pada Ibu Nifas di RS X https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3142 <p><em>Post partum is the period that begins after the birth of the placenta and ends when the uterine organs return to their pre-pregnancy state. The post partum period starts from 2 hours after the birth of the placenta until 6 weeks 42 days). During the postpartum period, a woman needs adjustments in carrying out her new activities and role as a mother. Some women can adapt to these changes well, but other women cannot adapt so they will experience anxiety with signs such as rapid mood changes, sadness, likes to cry, loss of appetite, sleep disturbances, indigestion, easily irritable, tired quickly, anxious, and feel lonely. Postpartum mothers often feel anxious because they are making many adjustments, such as increased responsibilities, the presence of new family members who have to be taken care of, chaotic sleep schedules, which puts a burden on the mother both physically and psychologically. The aim of the facial acupressure service activity is to reduce discomfort for postpartum mothers at Hospital There were 10 respondents who took part in the facial acupressure activity. Before the facial acupressure activity was carried out, we conducted interviews and it was found that respondents did not know about facial acupressure and respondents also complained of feeling tired, had headaches and anxiety. , relaxed, comfortable and no longer anxious, so it is necessary to carry out facial acupressure activities as an effort to reduce discomfort in postpartum mothers. Suggestions for hospitals to carry out health education activities for postpartum mothers continuously to increase information and knowledge for postpartum mothers.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Postpartum merupakan masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa postpartum dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu 42 hari. Pada masa nifas seorang perempuan membutuhkan penyesuaian dalam menjalani aktifitas serta peran barunya menjadi seorang ibu. Sebagian perempuan dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut dengan baik, akan tetapi sebagian perempuan lainnya tidak dapat menyesuaikan diri sehingga akan mengalami kecemasan dengan tanda – tanda seperti perubahan mood yang cepat, sedih, suka menangis, hilang nafsu makan, gangguan tidur, gangguan pencernaan, mudah tersinggung, cepat lelah, cemas, dan merasa kesepian. Ibu nifas sering merasa cemas karena banyak melakukan penyesuaian seperti tanggung jawab bertambah, kehadiran anggota keluarga baru yang harus diurus, jadwal tidur yang kacau, sehingga membebani ibu baik secara fisik maupun psikologis.Tujuan kegiatan pengabdian totok wajah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada ibu nifas di RS X. Ibu nifas yang mengikuti kegiatan totok wajah sebanyak 10 responden.Sebelum dilakukan kegiatan pengabdian totok wajah, kita melakukan wawancara didapatkan hasil responden belum tahu tentang totok wajah dan responden juga mengeluh merasa leelah, nyeri kepala dan cemas. Setelah dilakukan totok wajah responden mengatakan menjadi mengantuk, rileks, nyaman dan tidak cemas lagi, sehingga perlu dilakukan kegiatan totok wajah sebagai salah satu upaya untuk mengurangi ketidaknyaman pada ibu nifas. Saran bagi rumah sakit melakukan kegiatan penyuluhan Kesehatan pada ibu nifas secara kontinyu untuk menambah informasi dan pengetahuan bagi ibu nifas.</p> Masruroh Dian Cahya Putri Renny Anjelina Bunga Asmara Nugra Alifia Jumeisya Setyawan Adeya Ilma Permana Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 47 52 10.35473/ijce.v6i1.3142 Stop Bullying Melalui Edukasi, Attitude Change dan Empathy di Sekolah https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3152 <p><em>Bullying is an imbalance of power that can make others feel uncomfortable, scared, and hurt that is often done due to differences in appearance, culture, race, religion, sexual orientation and gender identity of people. Bully behavior is not only treated physically but can be in the form of words (verbal) either directly or indirectly. Schools are places where children learn, socialize, play, but schools can also be places where children experience bullying or bullying. The lack of knowledge of children about bullying makes children can accidentally bully their themes so that children become perpetrators and victims of bullying</em><em>. </em><em>The implementation of the activity was carried out at SDN Sumurrejo 01 Semarang City. The method used is counseling which begins with opening, perception, provision of material, evaluation and conclusion. Data collection instruments are in the form of questionnaires while the media used are visual media</em><em>. </em><em>Education about bullying given to students increased their knowledge with an increase in the percentage of knowledge quite good by 36 students (46.75%), good knowledge 30 students (38.96%) and knowledge less 11 students (14.29%).</em> <em>Children’s knowledge about bullying behavior must be known early so as not to have a greater impact in the future because children become perpetrators or victims of bullying. </em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Perundungan atau <em>Bullying</em> adalah ketidakseimbangan kekuasaan yang dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman, takut, dan sakit hati yang sering dilakukan dikarenakan adanya perbedaan pada penampilan, budaya, ras, agama, orientasi seksual dan identitas gender orang. Perilaku <em>Bully </em>tidak hanya perlakukan secara fisik namun bisa berupa perkataan (verbal) baik secara langsung maupun tidak langsung. Sekolah menjadi tempat anak-anak belajar, bersosialisasi, bermain, namun sekolah bisa juga menjadi tempat bagi anak-anak mengalami perundungan atau <em>bullying</em>. Kurangnya pengetahuan anak mengenai <em>bullying</em> menjadikan anak bisa saja secara tidak sengaja melakukan perundungan pada temanya sehingga anak-anak menjadi pelaku dan korban <em>bullying</em><em>. </em><em>Pelaksanan kegiatan dilaksanakan di SDN Sumurrejo 01 Kota Semarang. Metode yang digunakan adalah penyuluhan yang diawali dengan pembukaan, apersepsi, pemberian materi, evaluasi dan kesimpulan. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner sedangkan media yang digunakan adalah media visual</em><em>. </em>Edukasi tentang b<em>ullying</em> yang diberikan kepada siswa meningkatkan pengetahuan mereka dengan terjadinya kenaikan prosetase pengetahuan cukup baik sejumlah 36 siswa (46,75%), pengetahuan baik 30 siswa (38,96%) dan pengetahuan kurang 11 siswa (14,29%). <em>Pengetahuan anak mengenai perilaku bullying harus diketahui sejak dini agar tidak memberikan dampak yang lebih besar dikemudian hari karena anak menjadi pelaku atau korban bullying</em><em>.</em></p> Ida Sofiyanti Risma Aliviani Putri Isfaizah Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 53 57 10.35473/ijce.v6i1.3152 Upaya Peningkatan Kesadaran Gizi Ibu Nifas Melalui Pendidikan Kesehatan pada Ibu Post Partum https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3170 <p><em>The postpartum period is considered a safe period because the baby and placenta have been born. However, health problems are still frequently encountered, including less than optimal breast milk production, less smooth milk production, and the healing process of perineal suture wounds and caesarean section suture wounds will take a long time. The timing of breast milk production and wound healing is closely related to postpartum mothers' nutritional needs and knowledge about maternal nutrition during the postpartum period. Efforts to provide health education to postpartum mothers regarding nutrition for postpartum mothers aim to speed up the healing process of perineal wounds and postpartum caesarean wounds and increase breast milk production in postpartum mothers. In connection with this problem, this community service program provides a solution to increase postpartum mothers' knowledge about postpartum mothers' nutrition. This activity was carried out on post partum mothers who were being treated in Shofa Room I, PKU Muhammadiyah Hospital, Temanggung Regency. This activity was carried out on 10 post partum mothers, both those who gave birth normally and those who gave birth via Sectio Caesarea (SC). Starting with assessing the knowledge of post-partum mothers with a pre-test related to post-partum mother nutrition, then providing health education/counseling about post-partum mother nutrition and then conducting a post-test. The results of this community service show an increase in postpartum mothers' knowledge about postpartum mothers' nutrition, from previously an average score of 67 after being given counseling to 99. This shows a significant increase in knowledge among postpartum mothers after being given health education.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Masa nifas dianggap sebagai masa yang aman karena bayi dan plasenta sudah lahir. Namun, masih sering ditemui masalah kesehatan diantaranya produksi ASI kurang optimal, pengeluaran ASI kurang lancar, proses penyembuhan luka jahitan perineum dan luka jahitan <em>sectio caesaria</em> akan berlangsung lama. Waktu pengeluaran ASI dan penyembuhan luka ini berkaitan erat dengan pemenuhan gizi dan pengetahuan ibu post partum tentang gizi ibu pada masa nifas. Upaya pemberian pendidikan kesehatan kepada ibu post partum tentang gizi ibu nifas bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan luka perineum dan luka post <em>sectio caesaria </em>serta meningkatkan produksi ASI pada ibu nifas. Berkaitan dengan masalah tersebut, program pengabdian masyarakat ini memberikan solusi untuk meningkatkan pengetahuan ibu post partum tentang gizi ibu nifas. Kegiatan ini dilakukan pada ibu post partum yang dirawat di Ruang Shofa I Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Kabupaten Temanggung. Kegiatan ini dilakukan pada 10 ibu post partum baik yang bersalin secara normal maupun yang bersalin secara <em>Sectio Caesaria </em>(SC). Diawali dengan penilaian pengetahuan ibu post partum dengan pre test yang berkaitan dengan gizi ibu nifas kemudian memberikan pendidikan kesehatan/ penyuluhan tentang gizi ibu nifas lalu dilakukan post test. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan ibu post partum tentang gizi ibu nifas, yang sebelumnya nilai rata- rata 67 setelah diberikan penyuluhan menjadi 99. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan signifikan pada ibu nifas setelah diberikan pendidikan kesehatan.</p> Siswati Heni Hirawati Pranoto Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 58 63 10.35473/ijce.v6i1.3170 Implementasi Pijat Bayi sebagai Upaya Pencegahan Stunting pada Anak Balita di Wilayah Kelurahan Candirejo, Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3153 <p><em>Stunting is a problem that needs special attention. The result of stunting can cause growth and development to be inhibited. One of the efforts to reduce the incidence of stunting is baby massage. The purpose of this activity is to provide an overview of the baby massage procedure. The method used is to provide health counselling with a demonstration method of baby massage procedures. The target of this activity is mothers who have toddlers. The stages carried out include providing material about baby massage followed by a demonstration of baby massage. At the evaluation stage, participants demonstrated the baby massage that had been taught. The result of this activity was that 90% of the participants could explain and demonstrate the baby massage procedur</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Stunting merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus. Akibat stunting dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan menjadi terhambat. Salah satu upaya untuk menurunkan kejadian stunting adalah dengan pijat bayi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan gambaran tenatng prosedur pijat bayi. Metode yang digunakan adalah memberikan penyuluhan kesehatan dengan metode demonstrasi prosedur pijat bayi. Sasaran pada kegiatan ini adalah ibu yang mempunyai balita. Tahapan yang dilakukan meliputi pemberian materi tentang pijat bayi dilanjutkan demonstrasi pijat bayi. Pada tahap evaluasi dilakukan dengan peserta mendemonstrasikan kembali pijat bayi yang telah diajarkan. Hasil dari kegiatan ini adalah peserta 90% dapat menjelaskan dan mendemonstrasikan kembali tentang prosedur pijat bayi</p> <p> </p> Siti Haryani Ana Puji Astuti Kartika Sari Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 64 69 10.35473/ijce.v6i1.3153 Optimalisasi Tumbuh Kembang Bayi dengan Stimulasi melalui Pijat Bayi https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3176 <p><em>I</em><em>nfancy is a golden period of growth and development, so optimal quality of growth and development is very important. Baby massage has various benefits such as increasing the frequency of breastfeeding, increasing the baby's weight, making the baby more relaxed, making sleep deeper and longer and can even increase immunity. baby's body. Furthermore, when parents massage their babies independently, at the same time the parents also provide auditory stimulation (hearing, by inviting the baby to talk while being massaged), visual stimulation (sight, by making eye contact while massaging) and so on. so that the bond between parent and baby becomes stronger. Based on this situation, we carried out community service activities about the importance of knowing baby massage and its various benefits, targeting parents who have babies aged 0-12 months. It is hoped that this activity can become a forum. in increasing parents' knowledge and skills in carrying out baby massage independently at home. After the service was carried out, all respondents or 10 (100%) answered correctly about the meaning of baby massage, the benefits of baby massage and when is the right time to do a baby massage, 10 respondents (100%) answered correctly about when massage can be done, 9 respondents (85.7%) answered correctly about contraindications for infant massage. Respondents understood baby massage techniques and began to do and practice them independently at home with video guidance on baby massage techniques provided by the community service team.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Masa bayi adalah masa keemasan dalam pertumbuhan dan perkembangan, sehingga kualitas tumbuh kembang yang optimal sangatlah penting.. Pijat bayi memiliki berbagai manfaat seperti meningkatkan frekuensi menyusu, meningkatkan berat badan bayi, membuat bayi lebih relaks, membuat tidur lebih lelap dan lama bahkan dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi. Lebih jauh lagi, ketika orang tua memijat bayinya secara mandiri, pada saat yang sama orang tua juga melakukan stimulasi <em>auditory </em>(pendengaran, dengan mengajak bayi bicara saat dipijat), stimulasi <em>visual </em>(penglihatan, dengan mengadakan kontak mata saat memijat) dan lain-lain, sehingga ikatan (bonding) antara orang tua dan bayi semakin erat. Berdasarkan situasi tersebut, maka kami melakukan kegiatan pengabdian masyarakat tentang pentingnya mengenal pijat bayi beserta beragam manfaatnya dengan sasaran orang tua yang memiliki bayi usia 0-12 bulan. Diharapkan dengan kegiatan ini dapat menjadi wadah. dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam melakukan pijat bayi secara mandiri di rumah. Setelah di lakukan pengabdian, Seluruh responden atau 10 (100%) menjawab dengan benar tentang pengertian pijat bayi manfaat pijat bayidan kapan waktu yang tepat untuk dilakukan pijat bayi sebanyak 10 responden (100%) menjawab dengan benar tentang kapan pemijatan dapat dilakukan, sebanyak 9 responden (85,7%) menjawab dengan benar tentang kontraindikasi dari pijat bayi. Respasponden memahami teknik pijat bayi dan mulai melakukan dan mempraktekkan secara mandiri di rumah dengan panduan video teknik pijat bayi yang diberikan tim pengabdian</p> Cahyaningrum Hardyani Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 70 74 10.35473/ijce.v6i1.3176 Pelatihan Pembuatan Repellant Spray Batang Serai sebagai Upaya dalam Mencegah DBD (Demam Berdarah Dengue) di Dasawisma Kelurahan Srondol Wetan https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3177 <p><em>Dengue virus infection caused by the bite of the Aedes Aegypti mosquito can cause dengue hemorrhagic fever (DHF) and is a deadly disease. Dengue fever is included in the extraordinary event category, with an increase of 857 cases per year. One of the main health problems in Indonesia is dengue hemorrhagic fever (DHF) which is caused by the dengue virus and carried by the Aedes aegypty mosquito. It is nothing new that using anti-mosquito products containing synthetic insecticides is people's main choice to avoid mosquito bites. This product is widely sold on the market and is used in various ways, such as burning, spraying, or applying, even if it requires electricity. The use of synthetic insecticides is associated with environmental and health hazards. As a result, it is considered important to switch to natural ingredients which are much safer. Lemongrass (Cymbopogon citratus) is a plant that has the ability to ward off mosquitoes. The aim of this service is to provide education about dengue fever, the benefits of lemongrass, and provide skills to the community to turn lemongrass into an anti-mosquito spray which is useful for preventing dengue fever and improving the economy of the surrounding community. The data collection method in this service was carried out using the pre and posttest method with a total of 41 participants. The results obtained in this service showed that there was an influence on the level of knowledge before and after the socialization, where the average respondent experienced an increase of 87.8% after being given knowledge about how to prevent dengue fever, the benefits of lemongrass, as well as training in making repellent spray as an effort to prevent dengue fever. From this collaboration, it is hoped that residents can act as an extension of their efforts to prevent the increasingly widespread prevalence of dengue fever.</em></p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Infeksi virus dengue yang disebabkan oleh gigitan nyamuk <em>Aedes Aegypti </em>dapat menyebabkan demam berdarah dengue (DBD) dan merupakan penyakit mematikan. Penyakit DBD masuk dalam kategori kejadian luar biasa, dengan peningkatan sebesar 857 kasus per tahun. Salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia adalah demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus dengue dan dibawa oleh nyamuk <em>Aedes aegypty</em>. Bukan hal baru bahwa menggunakan produk anti nyamuk yang mengandung insektisida sintetik adalah pilihan utama masyarakat untuk menghindari gigitan nyamuk. Produk ini banyak dijual di pasar dan digunakan dengan berbagai cara, seperti dibakar, disemprot, atau dioleskan, bahkan jika memerlukan listrik. Penggunaan insektisida sintetik dikaitkan dengan bahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Akibatnya, dianggap penting untuk beralih ke bahan alami yang jauh lebih aman. Serai (<em>Cymbopogon citratus</em>) adalah salah satu tanaman yang memiliki kemampuan untuk menangkal nyamuk. Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan edukasi tentang DBD, manfaat serai, dan memberikan keterampilan kepada masyarakat untuk mengubah serai menjadi spray anti nyamuk yang bermanfaat untuk mencegah DBD dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Metode pengambilan data dalam pengabdian ini dilakukan dengan metode pre dan postest dengan total peserta sebanyak 41 orang. Hasil yang diperoleh dalam pengabdian ini bahwa ada pengaruh pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukannya sosialisasi dimana rata-rata responden mengalami peningkatan sebesar 87,8% setelah diberikan pengetahuan tentang cara pencegahan DBD, manfaat serai, serta pelatihan pembuatan <em>repellant spray</em> sebagai upaya mencegah DBD. Dari kolaborasi ini diharapkan warga dapat sebagai perpanjangan tangan untuk mencegah prevalensi DBD yang semakin meluas.</p> Devi Mardiyanti Willi Wahyu Timur Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 75 80 10.35473/ijce.v6i1.3177 Pendidikan Produktif, Aktif, Terampil Pada Pengasuh Panti Asuhan Manarur Mabrur dengan Pijat Bayi https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3184 <p><em>Babies/toddlers (ages 0-5 years) are a golden and critical period because during this period there is rapid growth and development which peaks at the age of 24 months. The problems that arise in this orphanage are that some babies often have difficulty sleeping, have difficulty eating, often cry, which are factors that can influence growth and development during the golden age. Caregivers find it difficult to do baby massage due to limited knowledge. The aim of this community service is to increase caregivers' knowledge about baby massage which can overcome partners' problems, namely partners not providing a maximum role during the golden age period. This activity began with 5 PKM-PM team students and 12 caregivers using active learning methods with small group discussions. The implementation of the community service student creativity program (PKM-PM) activities carried out by us as Ngudi Waluyo University students, namely providing baby massage training to caregivers at the Manarur Mabrur Orphanage which was carried out in July-November 2023 has been carried out completely (100%) . From this activity, it was found that there was an increase in caregivers' knowledge after carrying out infant massage health education. The result of this community service activity is an increase in caregivers' knowledge after carrying out infant massage health education so that caregivers become productive, active and skilled. It is hoped that the results of this PKM-PM can become a reference for orphanage caregivers so that they can carry out baby massage consistently at the Manarul Mabrur Orphanage using the media of baby massage guidebooks and video tutorials that have been made by the team and it is hoped that partners can support this activity so that this activity can still be implemented on a scheduled basis.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Bayi/balita (usia 0-5 tahun) merupakan periode emas sekaligus kritis karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang puncaknya pada usia 24 bulan. Permasalahan yang muncul pada panti asuhan ini yaitu beberapa bayi sering mengalami kesulitan tidur, susah makan, sering menangis, dimana hal ini menjadi faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada masa <em>golden age</em>. Para pengasuh merasa kesulitan untuk melakukan pijat bayi dikarenakan keterbatasan pengetahuan Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahun pengasuh tentang pijat bayi yang dapat mengatasi permasalahan mitra yaitu mitra kurang memberikan peran yang maksimal dalam masa <em>golden age</em>. Kegiatan ini diawali dengan 5 mahasiswa tim PKM-PM dan 12 pengasuh melalui metode pembelajaran <em>active learning</em> dengan <em>small group discussion</em>. Pelaksanaan kegiatan program kreativitas mahasiswa pengabdian kepada masyarakat (PKM-PM) yang dilakukan kami selaku mahasiswa Universitas Ngudi Waluyo yaitu dalam memberikan pelatihan pijat bayi kepada pengasuh di Panti Asuhan Manarur Mabrur yang dilaksanakan pada bulan Juli-November 2023 sudah dilaksanakan dengan sepenuhnya (100%). Dari kegiatan tersebut didapatkan ada peningkatan pengetahuan pengasuh setelah dilakukan pendidikan kesehatan pijat bayi. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah peningkatan pengetahuan pengasuh setelah dilakukan pendidikan kesehatan pijat bayi sehingga pengasuh menjadi produktif, aktif, dan terampil. Diharapkan dari hasil PKM-PM ini bisa menjadi referensi bagi pengasuh panti supaya dapat melakukan pijat bayi secara konsisten di Panti Asuhan Manarul Mabrur dengan menggunakan media buku panduan pijat bayi dan video tutorial yang telah dibuatkan oleh tim dan diharapkan mitra dapat mendukung kegiatan tersebut sehingga kegiatan tersebut tetap dapat dilaksanakan secara terjadwal.</p> Bela Catur Sakti Rahayu Diah Ayu Ningsih Rika Aprillia Yeni Susanti Sovia Puspita Anggraeni Rini Susanti Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 81 97 10.35473/ijce.v6i1.3184 Minimalisasi Kecemasan pada Ibu Hamil dengan Kartu Pintar Samas (Sadar Kecemasan) https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3185 <p><em>Maternal mental health has become a concern of the international community. Many women experience mental health disorders during and after pregnancy which often do not receive more attention and are considered normal. Anxiety that arises in pregnant women must be handled properly because this has an impact on the mother's mental health. The effects of poor mental health include the incidence of premature birth, low birth weight, early neonatal complications, neurodevelopmental problems in childhood aged 3-5 years and mental health and behavioral problems in adolescents. This community service is carried out with the aim of increasing maternal awareness about anxiety in pregnant women using the Samas smart card (Anxiety Awareness). The method used in this community service is using lecture and independent methods. After being given the SAMAS (Anxiety Awareness) smart card, all pregnant women were able to explain the meaning of anxiety, risk factors for anxiety, causes of anxiety, symptoms of anxiety, prevention of anxiety and the consequences of anxiety. It is hoped that this activity can be utilized by midwives both in PMB and in villages and also by cadres in providing health education regarding anxiety in pregnancy.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Kesehatan mental ibu sudah menjadi perhatian masyarakat internasional. Banyak wanita mengalami gangguan kesehatan mental selama dan setelah kehamilan yang seringkali tidak mendapatkan perhatian lebih dan dianggap hal yang biasa. Kecemasan yang muncul pada ibu hamil harus diatasi dengan baik karena hal ini berdampak pada kesehatan mental ibu. Efek dari kesehatan mental yang buruk antara lain kejadian persalinan prematur, berat badan lahir rendah, komplikasi neonatal dini, masalah perkembangan saraf masa kanak-kanak usia 3-5 tahun dan masalah kesehatan mental dan perilaku remaja. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran ibu tentang kecemasan pada ibu hamil menggunakan kartu pintar samas (Sadar Kecemasan). Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah menggunakan metode ceramah dan mandiri. Setelah diberikan kartu pintar SAMAS (Sadar Kecemasan) seluruh ibu hamil sudah dapat menjelaskan mengenai pengertian kecemasan, faktor resiko kecemasan, penyebab kecemasan, gejala kecemasan, pencegahan kecemasan dan akibat dari kecemasan. Kegiatan ini diharapkan dapat dimanfaatkan baik oleh bidan baik di PMB maupun di desa dan juga oleh kader dalam memberikan pendidikan kesehatan mengenai kecemasan pada kehamilan.</p> Deny Eka Widyastuti Ernawati Megayana Yessy M Arista Apriani Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 98 103 10.35473/ijce.v6i1.3185 Peningkatan Kapasitas Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3187 <p><em>Stunting is a condition of growth failure in children under five resulting from chronic malnutrition, particularly during the first 1,000 days of life. In the body of a stunted child, there are impediments to physical growth and mental development. This is the body's adaptation to malnutrition. The underlying causes of stunting must be addressed so that the impact of stunting is not experienced until adulthood. In 2022, Sragen Regency, Central Java, was identified as a key location for stunting intervention. One of the strategies to accelerate stunting reduction is the provision of assistance to families at risk of stunting. This is carried out by the family support team (TPK) Cadre. The Sragen Regency TPK cadres have provided communication, information, and education to the target group. However, the implementation of this strategy has not been optimised. The cadres lack the requisite skills to prepare materials, create media, and provide education to the target group. They are constrained in their ability to educate target groups about alternative nutrient-dense foods, particularly those derived from local sources in the supplementary feeding program for target groups. Training activities utilize a combination of lecture, discussion, and hands-on preparation of materials and creation of communication, information, and education media according to the target group, video screenings, and demonstrations of nutrient-dense supplementary foods. The activity was attended by 71 representatives of TPK cadres from 10 villages focused on handling stunting in Sragen Regency. The results obtained were increased knowledge and skills of cadres in providing communication, information and education and the provision of nutrient-dense supplementary food. It is recommended that cadres disseminate information about the preparation of materials, the creation of communication, information and education media and alternative nutrient-dense supplementary foods to other cadres in the village.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita sebagai akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Di dalam tubuh anak yang stunting terjadi hambatan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Hal ini sebagai penyesuaian tubuh terhadap kondisi kekurangan gizi. Akar penyebab stunting harus diatasi agar dampak stunting tidak dialami hingga dewasa. Kabupaten Sragen, Jawa Tengah pada tahun 2022 menjadi salah satu lokasi fokus intervensi stunting. Salah satu program percepatan penurunan stunting adalah pendampingan keluarga berisiko stunting yang dilaksanakan oleh Kader Tim Pendamping Keluarga (TPK). Kader TPK Kabupaten Sragen telah memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) pada kelompok sasaran, namun belum dilaksanakan dengan optimal. Kader TPK belum terampil dalam menyusun materi, membuat media dan memberikan edukasi kepada kelompok sasaran. Kader TPK memiliki keterbatasan dalam memberikan edukasi kepada kelompok sasaran mengenai alternatif makanan padat gizi terutama yang berbahan dasar pangan lokal dalam program Pemberian Makan Tambahan (PMT) kelompok sasaran. Kegiatan pelatihan dengan metode ceramah, diskusi dan praktik penyusunan materi dan pembuatan media KIE sesuai kelompok sasaran, pemutaran video dan demonstrasi untuk PMT pada gizi. Kegiatan tersebut diikuti oleh perwakilan Kader TPK dari 10 Desa fokus penanganan stunting di Kabupaten Sragen sebanyak 71 orang. Hasil yang didapatkan adalah meningkatnya pengetahuan, dan keterampilan kader TPK dalam memberikan KIE dan PMT padat gizi. Saran bagi kader TPK adalah meneruskan informasi mengenai penyusunan materi dan pembuatan media untuk KIE dan alternatif PMT padat gizi kepada kader TPK yang anggota kader TPK lain di desanya.</p> Puji Afiatna Sugeng Maryanto Indri Mulyasari Risma Aliviani Putri Anisa Puspitasari Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 104 111 10.35473/ijce.v6i1.3187 Peningkatan Kapasitas Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam Melakukan Surveilan pada Program Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sragen https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3189 <p><em>Nutrition surveillance data related to stunting is important as a basis for program formulation. The skills of the data collection team in nutrition surveillance determine the quality of the data. One of the roles of the family assistance team is to collect data using both interviews and anthropometric measurements. Lack of skill in collecting data can lead to misinterpretation, which can lead to ineffective nutrition programs. Training activities for family support teams related to interview techniques and anthropometric measurements were carried out to overcome these problems. The methods used were lectures, demonstrations, and simulations. The results of the activity are expected to improve the skills of the family support team in collecting nutrition surveillance data. After the activity, the knowledge of the family support team increased. The skills of the family support team still need to be refreshed regularly because there are still misperceptions related to interview techniques. In addition, anthropometric measurement errors were still found, especially in measuring mid-upper arm circumference and height.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Data surveilan gizi terkait stunting penting sebagai dasar perumusan program. Keterampilan tim pengumpul data dalam surveilan gizi menentukan kualitas data. Salah satu peran TPK adalah mengumpulkan data baik menggunakan metode wawancara maupun pengukuran antropometri. TPK yang kurang terampil dalam mengumpulkan data dapat menyebabkan interpretasi yang keliru yang dapat menyebabkan program gizi menjadi kurang efektif. Kegiatan pelatihan bagi TPK terkait teknik wawancara dan pengukuran antropometri dilaksanakan untuk mengatasi masalah tersebut. Metode yang digunakan adalah ceramah, demonstrasi, dan simulasi. Hasil kegiatan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan TPK dalam mengumpulkan data surveilan gizi. Setelah kegiatan pengetahuan TPK meningkat. Keterampilan TPK masih perlu mendapatkan penyegaran secara berkala karena masih ditemukan kesalahan persepsi terkait teknik wawancara. Selain itu, masih ditemukan kesalahan pengukuran antropometri terutama pada pengukuran lingkar lengan atas dan tinggi badan. </p> Indri Mulyasari Puji Afiatna Moneca Diah Listiyaningsih Anisa Puspitasari Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 112 117 10.35473/ijce.v6i1.3189 Upaya Peningkatan Pengetahuan Remaja dalam Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3186 <p><em>Data from Riskesda in 2013 and 2018 shows an increase in the prevalence of cancer in Indonesia from 1.4% to 1.49%. The prevalence of cancer in Indonesia based on age groups shows that a significant increase begins to occur at ages above 35 years. Screening is a government effort or a simple and easy test carried out on healthy populations with the aim of distinguishing people who are sick or at risk of contracting disease from healthy people. One form of increasing public awareness about the symptoms and signs of cancer is providing public education about breast self-examination (BSE). Counseling was carried out to 15 female students at SMP Muhammadiyah 8 Surakarta and the results showed that 100% of the students were able to do BSE themselves.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Kanker payudara adalah jenis kanker yang menduduki urutan kedua terbanyak di dunia pada wanita. Berdasarkan survei dari <em>World Health Organization </em>(WHO) di tahun 2018, kanker payudara dialami oleh 8% hingga 9% wanita di dunia (WHO, 2018). Tahun 2018 kanker payudara menyebabkan kematian kedua dari total keseluruhan semua jenis kanker (348.809 kasus) pada wanita di Indonesia, kanker payudara menyumbang sebesar 58.256 (16,7%) (Kemenkes RI, 2021). Skrining adalah upaya pemerintah atau tes yang sederhana dan mudah yang dilaksanakan pada populasi masyarakat sehat yang bertujuan untuk membedakan masyarakat yang sakit atau beresiko terkena penyakit di antara masyarakat yang sehat. Salah satu bentuk peningkatan kesadaran masyarakat tentang gejala dan tanda-tanda kanker salah satunya adalah pemberian edukasi masyarakat tentang pemeriksaan Payudara sendiri (SADARI). Penyuluhan dilakukan kepada siswi di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta sebanyak 15 siswi didapatkan hasil bahwa 100 % siswa sudah dapat melakukan SADARI sendiri. </p> Retno Wulandari Desy Widyastutik Wijayanti Deny Eka W Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-05-31 2024-05-31 6 1 118 121 10.35473/ijce.v6i1.3186 Pembuatan Pupuk Organik Tofu Go Green dari Limbah Cair Tahu di Kelurahan Gedanganak Ungaran Timur https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/2623 <p><em>Environmental pollution by human activities is often found in the environment around residences that live close to industry in both the formal and informal sectors, one of which is the tofu factory. Gedanganak Village is one of the sub-districts located in West Ungaran sub-district, Semarang Regency. Gedanganak sub-district consists of several hamlets, where the residents make their living as laborers and tofu craftsmen. People who do not know how to use liquid waste from tofu factories can be overcome by providing information, education and training to process liquid waste from tofu factories into organic fertilizer to achieve food security and increase people's income in Gedanganak Village. There is a need for liquid waste processing in the tofu industry. One innovation that can be done to reduce tofu waste is by using it into Tofu Go Green products. The purpose of this empowerment is to provide empowerment regarding the use of tofu liquid waste into organic fertilizer in the Gedanganak Village Community. The methods used are education, training and demonstration The result of Community Empowerment with training in making organic fertilizer from tofu liquid waste is that the community is able to independently utilize tofu liquid waste which has not previously been utilized.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> Pencemaran lingkungan oleh aktivitas manusia kerap ditemui dilingkungan sekitar tempat tinggal yang bermukim dekat dengan industri baik sektor formal dan informal, sektor informal salah satunya adalah pabrik tahu. Kelurahan Gedanganak merupakan salah satu kelurahan yang terletak di kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Kelurahan Gedanganak terdiri dari beberapa dusun, dimana penduduknya bermata pencarian sebagai buruh dan pengrajin tahu. Masyarakat yang tidak mengetahui bagaimana pemanfaatan limbah cair pabrik tahu dapat diatasi dengan memberikan informasi,edukasi, dan pelatihan mengolah limbah cair pabrik tahu menjadi pupuk organik untuk mewujudkan ketahanan pangan dan menambah penghasilan masyarakat di Kelurahan Gedanganak. diperlukannya pengolahan limbah cair pada industi tahu tersebut, salah satu inovasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah tahu tersebut yaitu dengan memanfaatkannya menjadi produk Tofu Go Green. Tujuan dari pemberdayaan ini adalah untuk memberikan <em>empowerment </em>mengenai pemanfaatan limbah cair tahu menjadi pupuk organik pada Masyarakat Kelurahan Gedanganak. Metode yang digunakan adalah edukasi, pelatihan dan demonstrasi. Hasil dari Pemberdayaan Masyarakat dengan pelatihan pembuatan pupuk organik dari limbah cair tahu yaitu masyarakat mampu mandiri untuk memanfaatkan limbah cair tahu yang sebelumnya belum dimanfaatkan. </p> Septi Antika Nerischa Adisti Rahma Aulia Kristi Ramadhani Ryzky Dwi Mulyaningrum Muhammad Sultan Al-Zukhruf Sri Wahyuni Copyright (c) 2024 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) 2024-06-06 2024-06-06 6 1 122 126 10.35473/ijce.v6i1.2623