INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE
<div class="body"> <div class="description"> <div style="border: 2px #444F71 solid; padding: 3px; background-color: #f0ffff; text-align: left;"> <ol> <li class="show">Nama Jurnal: Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE)</li> <li class="show">Singkatan: IJCE</li> <li class="show">Frekuensi: May and November</li> <li class="show">ISSN: Print 2657-1161 | Online 2657-117X</li> <li class="show">Editor in Chief: Ari Widyaningsih</li> <li class="show">DOI: 10.35473/IJCE</li> <li class="show">Akreditasi : Sinta 5</li> <li class="show">Penerbit: Universitas Ngudi Waluyo Fakultas Kesehatan</li> </ol> </div> <p>Indonesian Journal of Community Empowerment (IJCE) is a journal of community empowerment published by Faculty of Health Science, annually in Mei and November. IJCE welcomes any research-based articles by the lecturers in Faculty of Health Science, Universitas Ngudi Waluyo</p> </div> </div>en-US[email protected] (ARI WIDYANINGSIH)[email protected] (Eko Nur Hermansyah)Fri, 16 May 2025 14:20:27 +0000OJS 3.3.0.20http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss60Skrining Risiko dan Edukasi Perilaku Pencegahan Penyakit Jantung di Lingkungan Gedang Asri Kelurahan Gedang Anak
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3619
<p><em>Heart disease is still the main cause of morbidity and mortality in Indonesia. Community-based prevention efforts are very important to reduce the incidence of this disease. This community service program aims to increase community awareness and ability to recognize risk factors and implement preventive behavior for heart disease. The activity was carried out in the Gedang Asri RT 06 RW 08 Gedang Anak District of Semarang involving 16 participants. The program consists of heart disease risk screening, such as measuring blood pressure and body mass index. Followed by education on heart disease prevention behavior using the SEMAR smartphone application (Screening, education and monitoring of atherothrombosis). Education carried out interactively through lectures and discussions increases participants' knowledge. The results of the activity showed differences in knowledge about heart disease and its prevention with a p value of 0.001. Participants also showed increased motivation to adopt healthy lifestyle behaviors. The screening results show that the average blood pressure of people in the Gedang Asri neighborhood is 140.25 mmHg or in the pre-hypertension category and the average BMI is 25.55 kg/m2, which means that people in the Gedang Asri neighborhood are included in the overweight category. In conclusion, this program is effective in increasing public awareness of the risk of heart disease and encouraging preventive behavior changes.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas di Indonesia. Upaya pencegahan berbasis masyarakat sangat penting untuk menekan angka kejadian penyakit ini. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mengenali faktor risiko serta menerapkan perilaku pencegahan penyakit jantung. Kegiatan dilaksanakan di Lingkungan Gedang Asri RT 06 RW 08 Kelurahan Gedang Anak Kabupaten Semarang dengan melibatkan 16 peserta. Program terdiri dari skrining risiko penyakit jantung, seperti pengukuran tekanan darah dan indeks massa tubuh. Dilanjutkan dengan edukasi perilaku pencegahan penyakit jantung dengan menggunakan aplikasi <em>smarthphone </em>SEMAR (Skrining, edukasi dan monitoring atherotrombosis). Edukasi yang dilakukan secara interaktif melalui ceramah dan diskusi meningkatkan pengetahuan peserta. Hasil kegiatan menunjukkan perbedaan pengetahuan tentang penyakit jantung dan pencegahannya dengan nilai p : 0,001. Peserta juga menunjukkan peningkatan motivasi dalam mengadopsi perilaku hidup sehat. Hasil skrining menunjukkan bahwa rata – rata tekanan darah masyarakat di Lingkungan Gedang Asri adalah 140,25 mmHg atau dalam katagori pre hipertensi dan rata – rata IMT 25,55 kg/m<sup>2</sup> yang artinya masyarakat di Lingkungan Gedang Asri termasuk dalam katagori berat badan berlebih. Kesimpulannya, program ini efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko penyakit jantung dan mendorong perubahan perilaku preventif.</p>Gipta Galih Widodo, Sukarno, Yunita Galih Yudanari, Arvanilla Fitri Atuzahra, Nala Sasmita Sari , Aprilia Dwi Wahyu Kusumaningrum, Desvia Cinta Rafitri
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3619Fri, 16 May 2025 00:00:00 +0000Pengelolaan Obat bagi Pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus Kampung Untoro Kecamatan Trimurejo Kabupaten Lampung Tengah
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3716
<p><em>Patients with hypertension and diabetes mellitus must take medication regularly and for a long period of time. These patients sometimes suffer from other symptoms or diseases so that large amounts of medication are used. The main problem in the use of chronic disease medications is compliance. The aim of this activity is to provide education regarding medication management and involve patients in filling out aids to remember medication use. This activity is carried out using lecture, discussion and simulation methods. This activity will be carried out in August-December 2024. The target of this activity is patients with hypertension and diabetes mellitus. The results obtained were that 62% of participants' patient knowledge increased and 38% did not increase regarding medication management for hypertension and diabetes mellitus. The biggest improvement is knowledge about kidney damage caused by continuous drug use and how to dispose of insulin. Participants stated that there were benefits from active involvement in filling out the checklist table in controlling medication adherence. The conclusion from this activity is that providing education plays a role in increasing knowledge and providing tools helps patients to remember taking medication.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pasien hipertensi dan diabetes mellitus harus meminum obat secara rutin dan dalam jangka waktu yang panjang. Pasien tersebut memiliki kemungkinan menderita gejala atau penyakit lain sehingga obat yang digunakan dalam jumlah banyak. Masalah yang utama dalam penggunaan obat penyakit kronis adalah kepatuhan. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi mengenai pengelolaan obat dan mengikutsertakan pasien dalam pengisian alat bantu mengingat penggunaan obat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi dan simulasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2024. Sasaran kegiatan ini adalah pasien dengan penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Hasil yang diperoleh bahwa 62% peserta pengetahuan pasien meningkat dan 38% tidak meningkat mengenai pengelolaan obat hipertensi dan diabetes mellitus. Peningkatan paling besar adalah pengetahuan mengenai kerusakan ginjal akibat penggunaan obat terus-menerus dan cara membuang insulin. Peserta menyatakan adanya manfaat dari keterlibatan aktif dalam pengisian tabel ceklist dalam mengontrol kepatuhan minum obat. Kesimpulan dari kegiatan ini bahwa pemberian edukasi berperan dalam meningkatkan pengetahuan dan alat bantu pengingat minum obat berperan bagi pasien untuk mengingat meminum obat.</p>Isnenia, Yulyuswarni, Mugiati
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3716Fri, 16 May 2025 00:00:00 +0000Edukasi Diabetes pada Peserta Bakti Sosial Pemeriksaan Kesehatan di Apotek Siaga Bandar Lampung
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3723
<p><em>The increasing prevalence of diabetes in various countries reflects the negative impact of lifestyle changes, particularly low physical activity levels and unhealthy fast food consumption patterns. Diabetes mellitus is a metabolic condition marked by an increase in blood glucose levels, which is above 110 mg/dL when fasting and greater than 200 mg/dL after meals.</em> <em>Unhealthy lifestyles, lack of information, and low public awareness regarding the dangers, prevention, and management of diabetes mellitus are the main factors contributing to the rise in the prevalence of this disease. Recognizing the importance of lifestyle in the modern era, the participants of the community service event at Apotek Siaga expressed their desire to receive education regarding type 2 diabetes mellitus and healthy carbohydrate foods. This event aimed to provide participants with an opportunity to engage in productive activities that could enrich their knowledge. The event took place at Apotek Siaga, Jalan Dua Jalur BKP Kemiling, Bandar Lampung, on October 20, 2024, at 07:30 AM. This community service activity was conducted for 24 participants of the health check-up social service at Apotek Siaga. The educational method used was direct lecturing. To evaluate the increase in knowledge regarding type 2 diabetes mellitus and proper carbohydrate consumption, pretests were conducted before and posttests after the educational session. The results of the activity showed that 95.83% of participants' knowledge about type 2 diabetes mellitus and appropriate carbohydrate consumption improved after the education.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Peningkatan prevalensi diabetes di berbagai negara mencerminkan dampak negatif perubahan gaya hidup, terutama rendahnya tingkat aktivitas fisik dan pola konsumsi makanan cepat saji yang tidak sehat. Diabetes mellitus adalah suatu kondisi gangguan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah, yakni lebih dari 110 mg/dL saat berpuasa dan melebihi 200 mg/dL setelah makan. Gaya hidup tidak sehat, kurangnya informasi, dan rendahnya kesadaran masyarakat terkait bahaya, pencegahan, serta pengelolaan diabetes mellitus menjadi faktor utama meningkatnya prevalensi penyakit ini. Sadar akan pola hidup di era modern membuat para peserta bakti sosial di Apotek Siaga menyampaikan keinginan mereka agar dapat diberikan edukasi terkait diabetes melitus tipe 2 dan pangan karbohidrat yang baik. Tujuan kegiatan ini yaitu memberikan kesempatan kepada peserta untuk terlibat dalam aktivitas produktif yang dapat memperkaya pengetahuan mereka. Kegiatan dilaksanakan di Apotek Siaga, Jalan Dua Jalur BKP Kemiling, Bandar Lampung pada tanggal 20 Oktober 2024 pukul 07.30 WIB. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan untuk 24 peserta bakti sosial pemeriksaan kesehatan di Apotek Siaga. Metode edukasi yang diterapkan adalah ceramah langsung. Untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan terkait diabetes melitus tipe 2 dan konsumsi karbohidrat yang tepat, dilakukan pretest sebelum dan posttest setelah sesi edukasi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengetahuan 95,83% peserta terkait diabetes melitus tipe 2 dan konsumsi karbohidrat yang tepat terdapat peningkatan setelah edukasi.</p>Endah Ratnasari Mulatasih, Elma Viorentina Sembiring, Yulyuswarni
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3723Fri, 16 May 2025 00:00:00 +0000Optimalisasi Self Efficacy dan Edukasi Pemanfaatan Pil Cantik sebagai Langkah Cegah Stunting (LAJANG GENTING)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3730
<p><em>An Nur Junior High School is located in Gogik Village, East Ungaran District, Semarang Regency. According to a survey we conducted, adolescent girls—our primary focus group—have not previously received </em>information<em> regarding self-awareness (self-efficacy) in stunting prevention, nor have they been educated on the use of iron supplements, commonly referred to as “beautiful pills,” as a preventive measure. These young women have yet to be exposed to educational efforts aimed at utilizing beautiful pills to reduce the risk of stunting.Adolescent girls were chosen as the main target group because they represent future mothers who will bear the next generation, making it crucial that they are equipped with the knowledge and understanding necessary to prevent stunting. Community involvement is essential to effectively implement and promote the use of beautiful pills among this demographic.This initiative was carried out through an educational approach involving 35 female students from An Nur Junior High School. Prior to the educational session, an assessment of participants' understanding showed that 35.47% had low awareness, 28.54% had a moderate level of understanding, 30.12% demonstrated good understanding, and only 5.87% fell into the very good category. After the educational intervention, there was a marked improvement: 40.14% of participants reached the excellent category, 52.01% showed good understanding, 5.33% were categorized as sufficient, and only 2.62% remained with low understanding. Based on the post-education questionnaire, overall comprehension of the material increased by 97.48%.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>SMP An Nur merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama yang berlokasi di Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Berdasarkan survei yang telah kami lakukan terhadap mitra sasaran, yaitu remaja putri, diketahui bahwa mereka belum pernah memperoleh informasi mengenai kesadaran diri (self-efficacy) dalam mencegah stunting serta pemanfaatan pil tambah darah (dikenal juga sebagai pil cantik) sebagai salah satu langkah pencegahan stunting. Hingga saat ini, edukasi mengenai penggunaan pil cantik sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting belum pernah diberikan kepada mereka. Remaja putri menjadi kelompok sasaran utama karena di masa depan mereka akan berperan sebagai ibu yang melahirkan generasi penerus, sehingga penting bagi mereka untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai penyebab serta langkah-langkah pencegahan stunting. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan dukungan dari masyarakat dalam mengimplementasikan penggunaan pil cantik secara efektif di kalangan remaja putri. Kegiatan ini dilaksanakan melalui metode edukasi yang menyasar remaja putri di SMP An Nur Ungaran, dengan jumlah peserta sebanyak 35 orang. Hasil evaluasi sebelum dilakukan edukasi menunjukkan bahwa pemahaman peserta masih rendah, dengan rincian: 35,47% tergolong kurang paham, 28,54% cukup paham, 30,12% memahami dengan baik, dan hanya 5,87% yang sangat paham. Setelah dilakukan edukasi, terjadi peningkatan signifikan, di mana 40,14% peserta masuk dalam kategori sangat baik, 52,01% baik, 5,33% cukup, dan hanya 2,62% yang masih kurang. Berdasarkan kuesioner evaluasi, terjadi peningkatan pemahaman peserta terhadap materi edukasi sebesar 97,48%.</p>Tina Mawardika, Umi Aniroh, Fiktina Vifri Ismiriyam, Khilvy Salsabila Az-Zahra, Alivia Desi Rahmawati, Dinda Hapsari
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3730Fri, 16 May 2025 00:00:00 +0000Pemberdayaan Masyarakat dalam Program Penanganan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular di Kelurahan Candirejo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3891
<p><em>Non-Communicable Diseases (NCDs) tend to increase every year and the highest number of deaths are cardiovascular disease (CVD), cancer, respiratory disease and diabetes. The prevalence of NCDs is still high in Indonesia due to unhealthy lifestyles, which are actually preventable diseases. This service aims to provide an understanding of NCDs and to reduce prevalence by understanding risk factors through counseling or communication, information and education (CIE) among women at homestead RT01 RW03, Candirejo Village, West Ungaran, Semarang Regency. CIE is carried out using audiovisual aids and holding discussion sessions. To evaluate knowledge, a pre-test and post-test were carried out. The results of NCDs knowledge showed a significant increase (p= 0,779). Having a discussion is an indication that the participants have high concern. CIE is a communication strategy to encourage sustainable behavior change and is a key component of community development, increasing awareness, and providing a positive impact on knowledge, attitudes and behavior</em>.</p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penyakit Tidak Menular (PTM) cenderung meningkat setiap tahunnya dengan jumlah kematian tertinggi merupakan penyakit kardiovaskular (PKV), kanker, penyakit pernapasan, dan diabetes. Prevalensi PTM masih tinggi di Indonesia disebabkan gaya hidup yang tidak sehat, yang sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang PTM dan untuk menurunkan prevalensi dengan memahami faktor resiko melalui penyuluhan atau komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pada ibu dasa wisma RT01 RW03 Kelurahan Candirejo, Ungaran Barat, Kebupaten Semarang. KIE dilakukan menggunakan alat bantu audiovisual dan dilakukan sesi diskusi. Untuk mengevaluasi pemahaman dilakukan pre-test dan post-test. Hasil pemahaman tentang PTM menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan (p= 0,779). Adanya diskusi merupakan salah satu indikasi bahwa peserta memiliki kepedulian yang tinggi. KIE merupakan strategi komunikasi untuk mendorong perubahan perilaku berkelanjutan dan merupakan komponen kunci pengembangan masyarakat, meningkatkan kesadaran, serta memberikan dampak positif pada pengetahuan, sikap, dan perilaku.</p>Jatmiko Susilo, Rini Susanti, Kartika Sari
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3891Fri, 16 May 2025 00:00:00 +0000Pemanfaatan Booklet Kreasi Menu Makanan Pendamping ASI (Mp-Asi) UNTUK Meningkatkan Motivasi Ibu Balita dalam Pencegahan Stunting
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3904
<p><em>Infants and toddlers are part of an important phase in the life cycle, marked by very rapid physical growth and social development. This period is marked by high nutritional needs to support the speed of children's growth and development. Lack of nutritional intake in the first 1,000 days of life, covering the period from in the womb to the age of two years. This can have a serious impact not only on physical growth, but also on the child's cognitive development, intelligence, and productivity in the future. As a result, the child's development as an adult is at risk of being suboptimal.In Indonesia, one in three toddlers experiences stunting, which means growth disorders due to chronic malnutrition. Data from Riskesdas (2018), shows that the prevalence of stunting reaches 30.8%. One of the areas facing this problem is the Bergas Health Center work area, where a number of toddlers were found to be stunted.. One effort that can be made to overcome stunting is through the provision of appropriate Complementary Foods (MP-ASI), according to the child's age and nutritional needs. MP-ASI that is presented in an attractive, varied, and balanced way can increase toddlers' interest in eating. Seeing this problem, the community service team took the initiative to provide education to mothers of toddlers about creating MPASI menus. This activity was carried out through a lecture method and assisted by an informative booklet that was designed attractively. Previously, this kind of booklet had never been provided in the Bergas Health Center area. This community service program includes three stages, namely the preparation, implementation, and evaluation stages. The activity has been carried out three times in toddler classes located in Jatijajar, Randugunting, and Bergas Lor, with a total of 26 mothers/caregivers participating. The results of the implementation showed an increase in motivation from mothers/caregivers in preventing stunting through providing appropriate MPASI.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Bayi dan balita bagian dari fase penting dalam siklus kehidupan, ditandai pertumbuhan fisik serta perkembangan sosial yang sangat cepat. Periode ini ditandai dengan kebutuhan gizi yang tinggi untuk mendukung kecepatan tumbuh kembang anak. Kekurangan asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, mencakup masa sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun. Hal ini dapat berdampak serius, tidak hanya pada pertumbuhan fisik, tetapi juga pada perkembangan kognitif, kecerdasan, dan produktivitas anak dimasa mendatang. Akibatnya, perkembangan anak saat dewasa berisiko menjadi tidak optimal. Di Indonesia, satu dari tiga balita mengalami stunting, yang berarti gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis. Data dari Riskesdas (2018), menunjukkan bahwa prevalensi stunting mencapai angka 30,8%. Salah satu daerah yang menghadapi permasalahan ini adalah wilayah kerja Puskesmas Bergas, ditemukan sejumlah balita yang mengalami stunting. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi stunting adalah melalui pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, sesuai dengan usia dan kebutuhan gizi anak. MP-ASI yang disajikan secara menarik, bervariasi, dan bergizi seimbang dapat meningkatkan minat makan balita. Melihat permasalahan tersebut, tim pengabdian masyarakat berinisiatif memberikan edukasi kepada ibu balita mengenai kreasi menu MP-ASI. Kegiatan dilakukan melalui metode ceramah dan dibantu dengan <em>booklet</em> informatif yang dirancang menarik. Sebelumnya, <em>booklet</em> semacam ini belum pernah diberikan di wilayah Puskesmas Bergas. Program pengabdian masyarakat ini mencakup tiga tahapan, yakni tahap persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Kegiatan telah dilaksanakan sebanyak tiga kali, di kelas balita yang berlokasi di Jatijajar, Randugunting, dan Bergas Lor, dengan peserta sebanyak 26 ibu/pengasuh. Hasil pelaksanaan menunjukkan adanya peningkatan motivasi dari para ibu/pengasuh dalam mencegah stunting melalui pemberian MPASI yang tepat.</p>Hapsari Windayanti, Widayati, Luvi Dian Afriyani, Wahyu Kristiningrum
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3904Fri, 16 May 2025 00:00:00 +0000Optimalisasi Kader dalam Peningkatan Kualitas Kesehatan Lansia di Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3921
<p><em>Elderly people are very susceptible to health problems due to decreased body function. Complaints of illness experienced by the elderly include respiratory tract disorders, headaches, hypertension, diabetes mellitus, and other degenerative diseases. Health protection for the elderly needs to be considered so that the elderly carry out healthy physical and mental life management. The health of the elderly is facilitated by the Elderly Posyandu program which aims to improve the quality of life of the elderly. Elderly Posyandu is organized by health cadres, who are volunteers recruited from the community. Cadres are not professional health workers, but the role of cadres can help health workers to empower the community. Increasing the knowledge and skills of cadres is very important to support the health of the elderly towards healthy and happy elderly people. Increasing the capacity of cadres is carried out by increasing knowledge about degenerative diseases, and basic examinations. The purpose of this activity is to provide cadres with knowledge about degenerative diseases and how to measure blood pressure as a basic health examination. The method used is to provide health education accompanied by training in blood pressure examinations. The target of this activity is elderly Posyandu cadres. The stages carried out include providing material about degenerative diseases followed by a demonstration of blood pressure measurement. At the evaluation stage, there was an increase in the knowledge and skills of cadres in measuring blood pressure. The results of this activity were that all cadres had good knowledge of 60.71% and very good knowledge of 17.8%, the rest had sufficient knowledge of 21.42%</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Lansia sangat rentan mengalami gangguan kesehatan karena penurunan fungsi tubuh.. Keluhan sakit yang dialami lansia berupa gangguan saluran pernapasan, sakit kepala, hipertensi, diabetes mellitus, dan gangguan penyakit degenerative lainnya. Proteksi kesehatan terhadap lansia perlu diperhatiakan agar lansia melakukan manajemen hidup sehat jasmani dan rohani. Kesehatan para lansia difasilitasi dengan program Posyandu Lansia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia. Posyandu lansia diselenggarakan oleh kader kesehatan.yang merupakan tenaga sukarela yang direkrut dari masyarakat.. Kader bukanlah petugas kesehatan yang profesional, namun peranan kader dapat membantu tenaga kesehatan untuk memperdayakan masyarakat. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader sangat penting untuk menunjang kesehatan lansia menuju lansia sehat dan bahagia. Peningkatan kapasitas kader dilakukan dengan peningkatan pengetahuan tentang penyakit degeneratif, dan pemeriksaan dasar.. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kader tentang penyakit degenerative dan cara pengukuran tekanan darah sebagai pemeriksaan kesehatan dasar.. Metode yang digunakan adalah memberikan penyuluhan kesehatan disertai melatih pemeriksaan tekanan darah. Sasaran pada kegiatan ini adalah kader posyandu. lansia Tahapan yang dilakukan meliputi pemberian materi tentang penyakit degeneratif dilanjutkan demonstrasi pengukuran tekanan darah. Pada tahap evaluasi terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mengukur tekanan darah Hasil dari kegiatan ini adalah seluruh kader dengan pengetahuan baik 60,71 % dan pengetahuan baik sekali 17,8 % sisanya dengan pengetahuan cukup 21,42%.</p>Joyo Minardo, Mukhammad Musta'in, Heri Sugiarto, Eko Nur Hermansyah, Olif Rina Susanti5
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3921Fri, 16 May 2025 00:00:00 +0000Pentingnya Antenatal Care Ibu Hamil sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan dan Kejadian Stunting pada Bayi
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3941
<p><em>Pregnancy requires special attention to prevent complications that can have serious impacts on the mother and fetus. Antenatal Care (ANC) is an important service in early detection of pregnancy risks and maintaining the health of pregnant women. This community service activity was carried out at the Babat Health Center, Penukal District, PALI Regency, South Sumatra Province, aiming to increase awareness of pregnant women about the importance of Antenatal Care. The activity was carried out on February 21, 2025, involving 38 pregnant women through physical examinations, education, and filling out questionnaires. The results showed that there were still many pregnant women who had not routinely carried out ANC, influenced by low levels of education, access to health services, and lack of family support. Several health problems were also found such as mild hypertension, obesity, and proteinuria which lead to the risk of preeclampsia. This education and Antenatal Care program showed an increase in knowledge of pregnant women and an increase in awareness to carry out Antenatal Care. It is hoped that it can be continued periodically in order to reduce the Maternal Mortality Rate and improve the health of mothers and babies.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kehamilan memerlukan perhatian khusus untuk mencegah komplikasi yang dapat berdampak serius pada ibu dan janin. Antenatal Care (ANC) merupakan layanan penting dalam mendeteksi dini risiko kehamilan dan menjaga kesehatan ibu hamil. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Puskesmas Babat, Kecamatan Penukal, Kabupaten PALI Provinsi Sumatera Selatan, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap pentingnya Antenatal Care. Kegiatan dilaksanakan pada 21 Februari 2025, melibatkan 38 ibu hamil melalui pemeriksaan fisik, edukasi, dan pengisian kuesioner. Hasil menunjukan bahwa masih banyak ibu hamil yang belum rutin melakukan ANC, dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan, akses layanan kesehatan, serta kurangnya dukungan keluarga. Ditemukan pula beberapa masalah kesehatan seperti hipertensi ringan, obesitas, dan proteinuria yang mengarah pada risiko preeklampsia. Program edukasi dan Antenatal Care ini menunjukkan peningkatan pengetahuan ibu hamil dan meningkatnya kesadaran untuk melakukan Antenatal Care.Diharapkan dapat dilanjutkan secara berkala guna menurunkan Angka Kematian Ibu dan meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.</p>Intan Sari, Meni Anggrayani, Fifi Anara Fradela
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3941Fri, 16 May 2025 00:00:00 +0000Upaya Peningkatan Pengetahuan Remaja dalam Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Media Flash Card
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3529
<p><em>Breast cancer (carcinoma mammae) or in English breast cancer is a condition when body cells have lost control and their normal mechanisms, causing abnormal, rapid and uncontrolled growth of breast tissue. Breast cancer is the most common type of cancer experienced by women with an estimated 2.089 million new cases and 627,000 deaths reported in 2018. Based on these figures, around 15% of all cancer deaths in women. The rate of breast cancer diagnosis in developed countries is higher and continues to increase. While in developing countries breast cancer is also one of the largest contributors to death in women In Indonesia, the highest incidence of cancer for women is breast cancer with a prevalence of 42.1 per 100,000 population with an average death rate of 17 per 100,000 population followed by cervical cancer of 23.4 per 100,000 population with an average death rate of 13.9 per 100,000 population. The purpose of this Community Service activity is that teenagers can implement early detection through breast self-examination with Flash Card Media in Bulusari Village, Sidomulyo, Ampel, Boyolali. The methods used are Lectures, Demonstrations and Q&A. Counseling was carried out to 19 teenage girls in Bulusari Village, Sidomulyo, Ampel, Boyolali. The results showed that 100% of teenage girls were able to perform BSE themselves.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kanker payudara (<em>carcinoma mammae</em>) atau dalam bahasa Inggris <em>breast cancer</em> merupakan kondisi saat sel tubuh telah kehilangan kendali dan mekanisme normalnya, sehingga menyebabkan terjadi pertumbuhan jaringan payudara yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara merupakan jenis penyakit kanker terbanyak yang dialami oleh wanita dengan perkiraan 2,089 juta kasus baru dan 627.000 kematian dilaporkan pada tahun 2018. Berdasarkan angka tersebut sekitar 15% dari semua kematian akibat kanker pada wanita. Tingkat diagnosis kanker payudara di negara maju lebih tinggi dan terus meningkat. Sementara negara berkembang kanker payudara juga merupakan salah satu penyumbang kematian paling banyak pada wanitaDi Indonesia, angka kejadian kanker untuk wanita yang tertinggi adalah kanker payudara dengan prevalensi sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kasus kematian 17 per 100.000 penduduk yang diikuti kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk. Tujuan dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah Remaja dapat menerapkan deteksi dini melalui periksa payudara sendiri dengan Media flash Card di Desa Bulusari Sidomulyo Ampel Boyolali Metode yang digunakan adalah Ceramah, Demonstrasi dam tanya jawab. Penyuluhan dilakukan kepada Remaja Putri di Desa Bulusari Sidomulyo Ampel Boyolali sebanyak 19 Remaja Putri didapatkan hasil bahwa 100 % Remaja Putri sudah dapat melakukan SADARI sendiri. </p>Retno Wulandari, Desy Widyastutik, Wijayanti, Deny Eka W
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3529Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000SI GESIT (Sinergikan Gerakan Sehat Anti Hipertensi) pada Penderita Hipertensi di Desa Nyatnyono
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3550
<p><em>Non-communicable or degenerative diseases are a public health problem due to high levels of morbidity and mortality globally, one of which is hypertension. This type of disease develops slowly and occurs over a long period of time. Non-communicable diseases cause high death rates every year and can affect individuals of various ages and countries throughout the world. Hypertension is a serious medical condition that significantly increases the risk of heart, brain, kidney and other diseases. Hypertension is the main cause of premature death worldwide. Therefore, efforts to control or manage blood pressure and modify risk factors that can be changed are crucial things to do. Modifiable risk factors include smoking, obesity, monotonous lifestyle and stress. Objectives of activities of the SI GESIT program (Synergize Healthy Anti-Hypertension Program), the activities such as: 1) elderly health screening, 2) discussion about the dangers of hypertension, 3) hypertension diet education, 4) hypertension exercise, and 5) throwing ring games. Method used Community based project with nursing process approach. The total number of hypertensive elderly were 22 elderly in Dusun Blanten, Nyatnyono Village. In this activity 18 elderly people with hypertension actively participated in the series of activities. A combination of 5 activities increases the enthusiasm of the elderly in efforts to control blood pressure in the elderly in Dusun Blanten , Candirejo Village. </em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat karena tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi secara global, salah satunya adalah hipertensi. Jenis penyakit ini berkembang secara perlahan dan terjadi dalam jangka waktu yang panjang. Penyakit tidak menular menimbulkan angka kematian yang tinggi tiap tahunnya dan dapat menjangkiti individu di berbagai usia maupun negara di seluruh dunia. Hipertensi adalah kondisi medis serius yang secara signifikan meningkatkan risiko jantung, otak, ginjal, dan penyakit lainnya. Hipertensi merupakan penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Oleh karena itu upaya untuk mengontrol atau mengendalikan tekanan darah dan memodifikasi faktor resiko yang dapat diubah adalah hal krusial untuk dilakukan. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain merokok, obesitas, gaya hidup monoton, dan stres. Tujuan melakukan kegiatan pengabdian gerakan SI GESIT (Sinergikan Gerakan Sehat Anti Hipertensi) pada penderita hipertensi dengan kegiatan: 1) skrining kesehatan lansia, 2)diskusi tentang bahaya hipertensi, 3) edukasi diit hipertensi, 4) senam hipertensi, serta 5) <em>throw ring game</em>. Metode yang digunakan adalah <em>Community based project </em>dengan pendekatan proses keperawatan. Total penderita hipertensi di Dusun Blanten Desa Nyatnyono sebanyak 22 lansia. Pada series kegiatan tersebut 18 lansia dengan hipertensi berpartisipasi aktif dalam rangkaian kegiatan. Kombinasi 5 kegiatan meningkatkan antusiasme lansia dalam upaya mengontrol tekanan darah pada lansia di Dusun Blanten Desa Candirejo.</p> <p> </p>Suwanti, Puji Lestari, Abdul Wakhid, Vidya Vigi Astuti, Nashofa Fahid
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3550Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000Pemberdayaan Kader Posyandu dalam Praktik Pijat Bayi sebagai Upaya Stimulasi Pertumbuhan Bayi di Wilayah Kelurahan Candirejo, Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3768
<p><em>Infant growth and development are important indicators in determining the overall level of public health. One simple yet effective method to stimulate infant growth is through baby massage. However, the knowledge and skills of Posyandu (Integrated Health Post) cadres in practicing baby massage remain limited. This community service activity aimed to empower Posyandu cadres in Candirejo Subdistrict, Ungaran Barat District, Semarang Regency by providing training on proper and standardized baby massage practices. The implementation methods included education sessions, demonstrations, and hands-on practice with direct supervision. The results showed an improvement in the cadres’ knowledge and skills in performing baby massage, which is expected to be routinely implemented in Posyandu activities to support infant growth stimulation in the area. This activity demonstrates that empowering cadres through practical training can be an effective strategy to enhance the quality of community-based health services.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong><br />Pertumbuhan dan perkembangan bayi merupakan indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu metode sederhana namun efektif dalam menstimulasi pertumbuhan bayi adalah melalui pijat bayi. Namun, pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam praktik pijat bayi masih terbatas. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan kader posyandu di Kelurahan Candirejo, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang melalui pelatihan praktik pijat bayi yang benar dan sesuai standar. Metode pelaksanaan meliputi penyuluhan, demonstrasi, dan praktik langsung dengan pendampingan. Hasil kegiatan menunjukkan 90% peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader posyandu dalam melakukan pijat bayi, yang diharapkan dapat diterapkan secara rutin dalam kegiatan posyandu guna mendukung stimulasi pertumbuhan bayi di wilayah tersebut. Kegiatan ini membuktikan bahwa pemberdayaan kader melalui pelatihan praktis dapat menjadi strategi efektif dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan berbasis masyarakat.</p>Siti Haryani, Eka Adimayanti, Kartika Sari
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3768Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000Pelatihan Terapi Nonfarmakologi untuk Mengurangi Kecemasan sebagai Upaya Menjaga Kesehatan Mental Masyarakat Desa Tambakboyo
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3886
<p><em>Training is a learning activity that aims to improve cognitive and psychomotor abilities. This ability improvement aims to be able to apply what has been trained. One of the trainings that can be given to the community is non-pharmacological therapy training. The skills to carry out non-pharmacological therapy can be used to overcome symptoms or handle health problems as an initial nursing action. Several non-pharmacological therapies based on evidence-based practice are widely used to maintain mental health and overcome anxiety. The purpose of this activity is to improve the ability to recognize anxiety problems, carry out several non-pharmacological therapies as a prevention effort that can later be used to overcome mental health problems experienced, especially anxiety, and share the skills possessed with other community members. The method used in this service activity is to start with an in-depth interview, then a participatory method and training. The results obtained from this service activity are the needs of the community related to the problem of maintaining health, especially mental health, community participation in activities and the implementation of training activities with the results of an increase in the level of skills in carrying out good non-pharmacological therapy reaching 85.96% and maximum participation with 100% attendance. The main conclusion of this community service activity is that training activities, especially non-pharmacological training, will improve skills as an effort to maintain community mental health.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pelatihan merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang bertujuan meningkatkan kemampuan pada kognitif sekaligus psikomotor. Peningkatan kemampuan ini memiliki tujuan agar mampu mengaplikasikan apa yang sudah dilatihkan. Salah satu pelatihan yang bisa diberikan kepada masyarakat adalah pelatihan terapi nonfarmakologi. Keterampilan melakukan terapi nonfarmakologi dapat digunakan untuk mengatasi gejala atau penanganan masalah kesehatan sebagai tindakan keperawatan awal. Beberapa terapi nonfarmakologi berdasarkan <em>evidencebased practice</em> banyak digunakan untuk menjaga kesehatan mental dan mengatasi kecemasan. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan dalam mengenali masalah kecemasan, melakukan beberapa terapi nonfarmakologi sebagai Upaya pengahan yang nantinya bisa digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang dialami khususnya kecemasan dan membagi ketrampilan yang dimiliki kepada anggota Masyarakat lainnya. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabian ini adalah diawali dengan in depth interview selanjutnya metode partisipasif serta pelatihan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian ini adalah diketahui kebutuhan masyarakat terkait masalah menjaga kesehatan khususnya kesehatan mental, partisipasi masyarakat dalam kegiatan dan terlaksana kegiatan pelatihan dengan hasil peningkatan tingkat ketrampilan melakukan terapi nonfarmakologi yang baik mencapai 85,96% serta partisipasi yang maksimal dengan kehadiran 100%. Kesimpulan utama dari kegiatan pengabian kepada Masyarakat ini adalah kegiatan pelatihan khususnya pelatihan nonfarmakologi akan meningkatkan ketrampilan sebagai Upaya menjaga kesehatan mental Masyarakat.</p> <p> </p>Wulansari, Fiktina Vifri Ismiriyam, Ummu Muntamah, Suwanti
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3886Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000Edukasi Gizi dalam Kehamilan sebagai Upaya Pencegahan Anemia
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3898
<p><em>The priority problem faced by partners is the incidence of anaemia among pregnant women in the Beji village area. Many pregnant women do not know about the nutrients needed during pregnancy and the foods and drinks that should be reduced during pregnancy. Pregnant women also do a lot of food restrictions during pregnancy and there are still pregnant women who still follow myths or prohibitions from parents about certain foods such as eating spicy, half-cooked eggs, eating pineapple. One way to overcome these problems is to give understanding, especially to pregnant women, about fulfilling nutrition during pregnancy because the nutrition of pregnant women can affect the growth and development of the fetus in the womb. The understanding of pregnant women about nutritional adequacy can be given using the lecture method using leaflet media. The activity of providing information about balanced nutrition in pregnancy as an effort to prevent anaemia was carried out in Beji. The number of pregnant women who participated in the counselling activities was 25 people. Pre-test results obtained Most pregnant women have sufficient knowledge about balanced nutrition in pregnancy as much as 60%. After the information dissemination activities, the knowledge of pregnant women improved, with the good knowledge category comprising 20 pregnant women (80%).Suggestions to midwives or posyandu cadres in the future so that this counselling is carried out continuously with added practical sessions so that the information remembered by the counselling participants can be maximised.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Permasalahan prioritas yang dihadapi oleh mitra yaitu masih adanya kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah Kelurahan Beji. Banyak ibu hamil yang belum mengetahui tentang nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan dan makanan dan minuman yang harus dikurang selama hamil. Ibu hamil juga banyak banyak melakukan pembatasan makanan selama kehamilan dan masih ada ibu hamil yang masih mengikuti mitos atau larangan dari orang tua tentang makanan tertentu seperi makan pedas, telur setengan matang , makan buah nanas. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahn tersebut dengan diberikan pehaman terutama pada ibu hamil tentang pemenuhan nutrisi pada saat hamil karena nutrisi ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan. Adapun apabila kecukupan gizi janin yang kurang cukup didalam kandungan dapat menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin setelah lahir. Pemahaman ibu hamil tentang kecukupan gizi ini dapat diberikan menggunakan metode ceramah dengan menggunakan media leaflet. Kegiatan pemberian informasi tentang gizi seimbang pada kehamilan sebagai upaya pencegahan anemia dilaksanakan di kelurangan Beji . Jumlah ibu hamil yang mengikuti kegiatan penyuluhan sebanyak 25 orang. Hasil pre test didapatkan Sebagian ibu hamil mempunyai pengetahun cukup tentang gizi seimbang pada kehailan sebanyak 60 %. Setelah dilakukan kegiatan pemberian informasi, pengetahuan ibu hamil mengalami peningkatan dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 20 ibu hamil ( 80 %). Saran kepada bidan ataupun kader posyandu kedepan agar penyuluhan ini dilakukan secara kontinyu dengan ditambah sesi praktek agar informasi yang diingat oleh peserta penyuluhan dapat lebih maksimal.</p>Masruroh, Cahyaningrum, Heni Hirawati Pranoto
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3898Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000Tanam Selasih (Therapeutic Nape Massage dan Senam Lansia Sehat) sebagai Upaya Pencegahan Komplikasi Hipertensi
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3947
<p><em>Hypertension is a non-communicable disease that is commonly experienced by the elderly, with a prevalence that continues to increase. Uncontrolled hypertension, where systolic blood pressure is ≥140 mmHg and diastolic blood pressure is ≥90 mmHg, can lead to various complications such as heart disease, stroke, kidney failure, and vision disturbances. In addition to regular medication, hypertension complications can be minimized with complementary therapies such as Therapeutic Nape Massage and elderly exercises. The results of a preliminary study in the Ngadipiro Walitelon Utara area, Temanggung Regency, found that out of 70 elderly individuals, 54% were experiencing hypertension. Most elderly people do not regularly exercise, such as doing gymnastics, and do not understand alternative treatments for hypertension complications. The purpose of providing Tanam Selasih is to increase the knowledge of the community, especially the elderly, in minimizing hypertension complications and promoting healthy living behaviors through exercise. The activities were conducted using lecture, discussion, and demonstration methods. The activities included blood pressure checks, pre-post tests, education, as well as demonstrations of Therapeutic Nape Massage and elderly exercises. Community service was conducted on Tuesday, December 7, 2024, in the Ngadipiro area, Walitelon Utara. The activity was attended by 36 participants. The results of the community service showed an increase in public knowledge about Tanam Selasih to minimize hypertension complications, where there was a difference in the average knowledge before and after the education with a paired t-test value of 0.000. There is a need for the dissemination of information to a wider community regarding the benefits of planting basil in reducing hypertension complications. There is a need for the dissemination of information to the wider community regarding the benefits of Tanam Selasih in reducing hypertension complications. </em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang banyak dialami oleh lansia dengan prevalensi yang terus meningkat. Hipertensi yang tidak terkendali, dimana ukuran tekanan darah sistolik ³140 mmHg dan tekanan darah diastolik ³90 mmHg dapat memunculkan berbagai komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal dan gangguan penglihatan. Selain dengan pengobatan teratur, komplikasi hipertensi dapat diminimalisir dengan tindakan terapi komplementer seperti <em>Therapeutic Nape Massage </em>(pijat tengkuk) dan senam lansia sehat (Tanam Selasih). Hasil studi pendahuluan di lingkungan Ngadipiro Walitelon Utara Kab Temanggung, dari 70 lansia ditemukan 54% yang mengalami hipertensi. Sebagian besar lansia juga belum rutin berolahraga seperti senam dan belum memahami pencegahan alternatif komplikasi hipertensi. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat Tanam Selasih yaitu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya lansia dalam meminimalkan komplikasi hipertensi dan meningkatkan perilaku hidup sehat melalui senam. Kegiatan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi. Kegiatan meliputi pemeriksaan tekanan darah, pre-posttest, edukasi serta demonstrasi <em>Therapeutic Nape Massage</em> dan senam lansia. Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 7 Desember 2024 bertempat di lingkungan Ngadipiro, Walitelon Utara Kab Temanggung. Kegiatan diikuti oleh 30 peserta. Hasil pengabdian kepada masyarakat didapatkan peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai tanam selasih dalam meminimalkan komplikasi hipertensi dimana ada perbedaan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi dengan nilai uji t berpasangan 0.000. Perlu adanya penyebarluasan informasi kepada masyarakat yang lebih luas mengenai manfaat tanam selasih dalam menurunkan komplikasi hipertensi.</p>Mukhamad Mustain, Heri Sugiarto, Joyo Minardo, Maksum
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3947Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000Edukasi dan Praktik Pembuatan Masker Anti-jerawat Daun Sirih Cina pada Murid Madrasah Aliyah Al-Asror Gunung Pati Semarang
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3969
<p><em>Acne is still a common problem among teenagers, with a high prevalence especially in female teenagers aged 14-17 years and male teenagers aged 16-19 years. Acne can lower self-confidence, which may impact mental health and social activities of teenagers in daily life. Therefore, acne should be treated properly and effectively. The use of anti-acne masks made from Chinese betel leaves (Peperomia pellucida L.) can be a potential solution for acne problems among teenagers, especially those with sensitive skin. The purpose of this community service is to provide education about acne and its management and the manufacture of anti-acne masks made from Chinese betel leaves (Peperomia pellucida L.) which is carried out at the Al-Asror Gunung Pati Semarang Islamic High School. Method: education is carried out with a PowerPoint presentation, followed by questions and answers session. To determine the effect of education on students, pretest and posttest are carried out. Data are tested statistically using the Mann Whitney. Students are given skills on how to make and use anti-acne masks. Results: the average pretest score is (70.65 ± 21.95) and posttest (89.13 ± 12.62). There is a significant increase in knowledge about acne (p<0.001) and students are able to make anti-acne masks from Chinese betel leaves. Conclusion: There is a significant increase in knowledge about acne(p<0.001) and students have the skills to make and use anti-acne masks from Chinese betel leaves</em><em>.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Jerawat masih menjadi masalah umum di kalangan remaja, dengan prevalensi tinggi terutama pada remaja putri usia 14-17 tahun dan remaja pria usia 16-19 tahun. Jerawat dapat menurunkan kepercayaan diri yang akan berdampak pada kesehatan mental dan kegiatan sosial remaja dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, jerawat harus diobati secara tepat dan efektif. Penggunaan masker anti-jerawat daun sirih cina dapat menjadi solusi masalah jerawat pada remaja, terutama bagi remaja yang memiliki kulit sensitif. Tujuan dari pengabdian ini untuk memberi edukasi tentang jerawat dan penatalaksanaannya serta pembuatan masker anti-jerawat berbahan daun sirih cina <em>(Peperomia pellucida L.)</em> yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Al-Asror Gunung Pati Semarang. Metode: edukasi dilakukan dengan presentasi PowerPoint, dilanjutkan sesi tanya jawab. Untuk mengetahui pengaruh edukasi pada murid dilakukan <em>pretest </em>dan <em>posttest</em>. Data diuji statistik menggunakan Mann Whitney. Para murid diberi keterampilan cara pembuatan dan penggunaan masker anti-jerawat. Hasil: nilai rata-rata <em>pretest</em> adalah (70,65 ± 21,95) dan <em>posttest</em> (89,13±12,62). Ada peningkatan pengetahuan tentang jerawat secara signifikan (p<0,001) dan murid mampu membuat masker anti-jerawat dari daun sirih cina. Kesimpulan: Ada peningkatan pengetahuan tentang jerawat secara signifikan (p<0.001) dan murid memiliki keterampilan membuat dan menggunakan masker anti-jerawat berbahan daun sirih cina.</p>Nayla Salsabilla, Alfi Setiyowati, Aditya Ardian Syahputri, Septi Lamana, Jatmiko Susilo
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3969Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000Penyuluhan Kekurangan Energi Kronis untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu Hamil dan Wanita Usia Subur
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3993
<p><em>Pregnancy is a crucial period requiring special attention, particularly regarding nutritional intake. Chronic Energy Deficiency (CED) in pregnant women is a condition where the mother experiences a prolonged lack of energy and protein intake, which can have detrimental effects on both maternal and fetal health. CED is often associated with poor nutritional status, characterized by a Mid-Upper Arm Circumference (MUAC) of < 23.5 cm. A deep understanding of CED during pregnancy is vital for improving the quality of maternal and child health and reducing mortality rates related to malnutrition. Klaten Regency, for instance, recorded a CED prevalence of approximately 15.8%. A study at Manisrenggo Community Health Center in Klaten identified that economic factors, a lack of nutritional awareness, and limited access to healthcare services contribute to the high incidence of CED. This community service activity aimed to enhance the knowledge of pregnant women and women of childbearing age regarding Chronic Energy Deficiency (CED) through educational intervention. A total of 35 participants took part in the counseling session, which covered the definition, impacts, prevention, and management of CED. The effectiveness of the counseling was measured by comparing participants' knowledge scores before and after the intervention using a paired samples t-test. The analysis results showed a significant average increase in knowledge scores of 1.647 points (p < 0.05). The calculated t-value of 11.200 (df=35) indicates a high strength of the counseling's influence. The counseling on Chronic Energy Deficiency (CED) conducted in Sotrunan Hamlet, Kecemen Village, Manisrenggo District, Klaten Regency, proved effective in increasing the knowledge of pregnant women and couples of childbearing age (PUS).</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Kehamilan merupakan periode penting yang memerlukan perhatian khusus, terutama dalam hal pemenuhan gizi. Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil adalah kondisi di mana ibu mengalami kekurangan asupan energi dan protein dalam waktu lama, yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan janin. KEK sering dikaitkan dengan status gizi buruk, yang ditandai dengan Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm. Pemahaman mendalam tentang KEK pada kehamilan penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak serta menurunkan angka kematian terkait gizi buruk. Kabupaten Klaten, yang mencatat prevalensi KEK sekitar 15,8% . Studi di Puskesmas Manisrenggo, Klaten, mengidentifikasi bahwa faktor ekonomi, kurangnya kesadaran gizi, dan keterbatasan akses layanan kesehatan berkontribusi terhadap tingginya kasus KEK ini. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan wanita usia subur mengenai Kekurangan Energi Kronis (KEK) melalui intervensi penyuluhan. Sebanyak 35 peserta berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan yang meliputi penjelasan mengenai definisi, dampak, pencegahan, dan penatalaksanaan KEK. Efektivitas penyuluhan diukur melalui perbandingan skor pengetahuan peserta sebelum dan sesudah intervensi menggunakan uji statistik paired samples t-test. Hasil analisis menunjukkan peningkatan skor pengetahuan rata-rata yang signifikan sebesar 1,647 poin (p < 0,05). Nilai t hitung sebesar 11,200 (df=35) mengindikasikan kekuatan pengaruh penyuluhan yang tinggi. Penyuluhan tentang Kurang Energi Kronik (KEK) yang dilaksanakan di Dusun Sotrunan, Desa Kecemen, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten terbukti efektif meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan pasangan usia subur (PUS).</p>Yunri Merida, Shandy Wigya Mahanani
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3993Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000Pendampingan Guru dalam Pencegahan Sindrom Metabolik di SMA N 1 Bergas, Kabupaten Semarang
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/4080
<p><em>Metabolic syndrome is a condition that can lead to the development of cardiovascular disease (CVD), coronary heart disease (CHD), and type 2 diabetes mellitus (T2DM). These diseases are frequently referred to as "noncommunicable diseases," and they account for the highest global mortality rates. The occupation of school teachers has been identified as a profession with a high risk of obesity. This is due to the fact that teachers engage in relatively sedentary daily activities, exhibit excessive eating patterns, frequently engage in snacking, and consume foods that are high in calories and carbohydrates. This condition places school teachers at high risk of developing metabolic syndrome and may adversely impact their performance. It is imperative to enhance our understanding and competencies regarding metabolic syndrome and its prevention. A series of educational initiatives have been implemented to promote the prevention of metabolic syndrome among teaching professionals. These initiatives employ a multifaceted approach, incorporating lecture-style presentations, interactive discussions, and hands-on demonstrations. The content of these sessions encompasses an in-depth examination of metabolic syndrome, its underlying causes, the ramifications it can have on individuals, and effective strategies for its prevention. Prior to the commencement of the activity, a series of anthropometric measurements and health assessments were conducted. Additionally, the presentation encompassed material on the role of functional foods in the prevention of metabolic syndrome, along with the processing of healthy foods. Demonstrations of food portioning according to nutritional needs and metabolic syndrome prevention exercises were carried out. The results obtained after the material was administered revealed a 26.55-point increase in the average score of teacher knowledge. A substantial majority of teachers exhibit a commendable degree of pedagogical expertise, with a notable 93.1% demonstrating a high level of proficiency. Teachers' curiosity about the prevention of metabolic syndrome has been shown to encourage active participation in activities. The subject displays a high level of motivation.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Sindrom metabolik merupakan kondisi yang dapat berkembang menjadi penyakit gagal jantung (CVD), jantung coroner (CHD) dan diabetes melitus tipe 2 (T2DM). Penyakit tersebut yang sering disebut ”noncommunicable diseases” dan penyebab utama kematian di dunia. Guru sekolah merupakan kelompok dengan risiko obesitas tinggi karena memiliki aktivitas harian tergolong ringan, pola makan yang berlebih, sering ngemil, makan makanan tinggi kalori dan karbohidrat. Kondisi ini menyebabkan guru sekolah berisiko tinggi mengalami sindrom metabolik dan akan berdampak pada performa guru. Diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan menganai sindrom metabolik dan pencegahannya. Kegiatan pendampingan pencegahan sindrom metabolik pada guru dilakukan dengan metode ceramah, diskusi dan demonstrasi mengenai sindrom metabolik, faktor penyebab, dampak dan pencegahannya. Kegiatan didahului dengan pengukuran antropometri dan pemeriksaan kesehatan. Selanjutnya disampaikan materi mengenai pangan fungsional untuk pencegahan sindrom metabolik dan pengolahan makanan yang sehat. Dilakukan demonstrasi pemorsian makanan sesuai kebutuhan gizi dan senam pencegahan sindrom metabolik. Hasil yang didapat setelah diberikan materi adalah meningkatnya rerata skor pengetahuan guru sebesar 26,55 poin. Hampir seluruh guru memiliki tingkat pengetahuan guru menjadi baik (93,1%). Keingintahuan guru yang mengenai pencegahan sindrom metabolik menjadi penyemangat guru untuk aktif mengikuti kegiatan. Motivasi yang tinggi untuk memiliki pola makan dan pola hidup yang lebih sehat merupakan dasar perubahan perilaku menjadi perilaku yang lebih sehat.</p>Puji Afiatna, Sugeng Maryanto, Umi Setyoningrum, Untari, Anisa Puspitasari
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/4080Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000Pendampingan Program Penurunan Berat Badan dan Kebugaran pada Member Sanggar Senam Linggar Ungaran
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/4072
<p><em>The increasing number of obesity becomes a health problem. Diet with consumption of foods high in fat and energy is an influencing factor. Gymnastics is one type of exercise that can help lose weight and reduce the risk of increasing non-communicable diseases (NCDs). Most gymnastics members only rely on gymnastics as a means of weight loss, without being balanced by balanced nutrition that supports weight loss. Adequate education on balanced nutrition and healthy lifestyles that support exercise results as well as a system for recording or monitoring progress in weight loss, physical fitness, or changes in healthy behavior have not been carried out, making it difficult to measure the effectiveness of gymnastics activities in the long term. Activities were carried out for three weeks to 10 Linggar Susukan Ungaran gymnastics participants. The first activity was education about foods that support weight loss and was accompanied by measurements of weight, height, Body Mass Index and percent body fat. Education in the second week is a light strength training movement accompanied by anthropometric monitoring, and the third activity is monitoring evaluation of anthropometry. The results of the implementation of activities show that there is an increase in knowledge of participants in the weight loss program but there has not been a decrease in body weight and body fat percent.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Meningkatnya jumlah penderita obesitas di masyarakat menjadi permasalahan yang semakin mengkhawatirkan. Pola makan dengan konsumsi makanan tinggi lemak dan energi merupakan faktor yang mempengaruhi. Senam merupakan salah satu jenis olahraga yang dapat membantu menurunkan berat badan dan mengurangi risiko peningkatan penyakit tidak menular (PTM). Sebagian besar member senam hanya mengandalkan senam sebagai sarana penurunan berat badan, tanpa diimbangi oleh makana gizi seimbang yang mendukung penurunan berat badan. Edukasi yang memadai tentang gizi seimbang dan pola hidup sehat yang menunjang hasil olahraga serta sistem pencatatan atau pemantauan progres penurunan berat badan, kebugaran fisik, atau perubahan perilaku sehat belum pernah dilakukan sehingga, sulit mengukur efektivitas kegiatan senam dalam jangka panjang. Kegiatan dilakukan selama tiga minggu kepada10 peserta senam Linggar Susukan Ungaran. Kegiatan pertama edukasi mengenai makanan yang mendukung penurunan berat badan dan disertai pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh dan persen lemak tubuh. Edukasi pada minggu kedua yaitu gerakan latihan kekuatan ringan disertai pemantauan antropometri, dan kegiatan yang ketiga yaitu monitoring evaluasi terhadap antropometri. Hasil pelaksanaan kegiatan menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan peserta program penurunan berat badan namun belum terdapat penurunan berat badan dan persen lemak tubuh</p>Riva Mustika Anugrah, Puji Afiatna, Ika Nilawati, Inka Wahyu Arnanda
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/4072Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000Peningkatan Peranan Kader Kesehatan dalam Pelaksanaan Posyandu Integrasi Layana Primer (ILP) di Dusun Tegalrejo Desa Lerep Kabupaten Semarang
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/4062
<p><em>supporting promotive and preventive efforts, particularly in realizing the Integrated Primary Service (ILP). However, the implementation of ILP at the Posyandu level still faces various challenges, especially related to the role of health cadres. Based on a preliminary study conducted in February 2025 in Tegalrejo Hamlet, Lerep Village, Semarang Regency, it was found that out of 15 active cadres, only 6 people (40%) fully understood the ILP concept, and only 4 people (26.7%) routinely carried out recording and reporting according to ILP standards. The survey results also showed that only 33% of Posyandu activities had integrated maternal and child health services, immunization, nutrition, and non-communicable diseases comprehensively. This activity aims to improve the capacity and role of health cadres in implementing ILP-based Posyandu through structured training and mentoring. Method: The method used was health education through counseling, participatory training, hands-on practice, and evaluation with pre-test and post-test. This activity was carried out over three weeks and involved all active cadres in Tegalrejo Hamlet.<br />The activity showed an increase in the average cadre knowledge score from 59.3 (pre-test) to 85.7 (post-test). In addition, 80% of cadres showed improved skills in conducting simple screenings, service recording, and public education. Participatory-based training and intensive mentoring can effectively improve the capacity of cadres in implementing ILP-based Posyandu. Recommendation: This activity recommends continuous support from the Community Health Center (Puskesmas), village government, and strengthening the monitoring and evaluation system for cadres to ensure optimal and sustainable ILP implementation.<br /><br /></em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pelaksanaan Posyandu sebagai bagian dari pelayanan kesehatan tingkat dasar memiliki peran vital dalam mendukung upaya promotif dan preventif, terutama dalam mewujudkan Integrasi Layanan Primer (ILP). Namun, implementasi ILP di tingkat posyandu masih menghadapi berbagai kendala, khususnya terkait peran kader kesehatan. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada Februari 2025 di Dusun Tegalrejo, Desa Lerep, Kabupaten Semarang, diketahui bahwa dari 15 kader aktif, hanya <strong>6 orang (40%)</strong> yang memahami secara menyeluruh konsep ILP, dan hanya <strong>4 orang (26,7%)</strong> yang rutin melakukan pencatatan dan pelaporan sesuai standar ILP. Hasil survei juga menunjukkan bahwa hanya <strong>33%</strong> dari kegiatan posyandu telah mengintegrasikan layanan kesehatan ibu dan anak, imunisasi, gizi, serta penyakit tidak menular secara menyeluruh. kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan peran kader kesehatan dalam pelaksanaan Posyandu ILP melalui pelatihan dan pendampingan yang terstruktur. yang digunakan adalah pendidikan kesehatan melalui penyuluhan, pelatihan partisipatif, praktik langsung, dan evaluasi dengan pre-test dan post-test. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga minggu dan melibatkan seluruh kader aktif di Dusun Tegalrejo. kegiatan menunjukkan adanya peningkatan skor pengetahuan kader dari nilai rata-rata <strong>59,3 (pre-test)</strong> menjadi <strong>85,7 (post-test)</strong>. Selain itu, <strong>80% kader</strong> menunjukkan peningkatan keterampilan dalam melakukan skrining sederhana, pencatatan pelayanan, dan edukasi kepada masyarakat. dari kegiatan ini adalah bahwa pelatihan berbasis partisipatif dan pendampingan intensif dapat meningkatkan kapasitas kader dalam menjalankan peran pada pelaksanaan Posyandu ILP secara efektif. Rekomendasi kegiatan ini adalah perlunya dukungan berkelanjutan dari Puskesmas, pemerintah desa, serta penguatan sistem monitoring dan evaluasi kader agar implementasi ILP dapat berjalan optimal dan berkelanjutan.</p>Umi Setyoningrum, Liyanovitasari, Neency Aryanti3
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/4062Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000Pelatihan Penanganan Cedera Ankle dengan Metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) pada Pelajar di SMPN 4 Ungaran
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/4041
<p><em>Sports injuries are soft or hard tissue damage caused by impact, physical activity that exceeds the training load limit, which can cause pain. Proper handling of sports injuries is expected not to deepen damage to body tissue. The purpose of this community service is to provide education and training on handling ankle injuries with the RICE method (Rest, Ice, Compression, Elevation), so that it can increase knowledge about sports injuries and, at the same time, handle ankle injuries in students. This activity was carried out at SMPN 4 Ungaran, Ungaran Barat District, Semarang Regency. Participants in this activity included 32 grade VIII students with the aim of forming independent characters in students. The methods used in this activity include several stages, namely the preparation stage, the activity implementation stage, and the monitoring and evaluation stage. The results of this community service activity showed an increase in the knowledge of class VIII students of SMPN 4 Ungaran regarding the handling of sports injuries, especially ankle injuries, using the RICE method (Rest, Ice, Compression, Elevation). Based on the evaluation data before and after the training, the following results were obtained: The number of participants in the good category increased by 59.3%, the number of participants in the sufficient category decreased by 46.8%, and the number of participants in the less category decreased by 12.5%. Based on the results of the activities that have been carried out, it can be concluded that educational and training activities regarding the handling of ankle injuries using the RICE method have succeeded in increasing the knowledge of class VIII students at SMPN 4 Ungaran. This training is effective in changing the understanding of participants from the less and sufficient categories to the good category.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Cedera olahraga merupakan adanya kerusakan jaringan lunak maupun keras yang diakibatkan adanya benturan, aktivitas fisik yang melebihi batas beban latihan sehingga dapat menimbulkan nyeri. Penanganan yang tepat dalam cedera olahraga diharapkan tidak memperdalam kerusakan pada jaringan tubuh. Tujuan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan edukasi dan pelatihan tentang penanganan cedera <em>ankle </em>dengan metode <em>RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation), </em>sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang cedera olahraga dan sekaligus penanganan cedera <em>ankle </em>pada pelajar. Kegiatan ini dilaksanakan di SMPN 4 Ungaran Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. Peserta dalam kegiatan ini meliputi siswa kelas VIII yang berjumlah 32 orang dengan tujuan membentuk karater kemandian pada siswa. Adapaun metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi bebrapa tahap, yaitu tahapan persiapan, tahap pelaksanaan kegiatan, dan tahap monitoring dan evaluasi. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta didik kelas VIII SMPN 4 Ungaran mengenai penanganan cedera olahraga, khususnya cedera <em>ankle</em>, dengan menggunakan <em>metode RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation)</em>. Berdasarkan data evaluasi sebelum dan sesudah pelatihan, diperoleh hasil sebagai berikut: Jumlah peserta dengan kategori baik meningkat sebesar 59,3%, jumlah peserta dengan kategori cukup mengalami penurunan sebesar 46,8%, dan jumlah peserta dengan kategori kurang mengalami penurunan sebesar 12,5%. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan edukasi dan pelatihan mengenai penanganan cedera<em> ankle</em> dengan metode <em>RICE</em> berhasil meningkatkan pengetahuan siswa kelas VIII di SMPN 4 Ungaran. Pelatihan ini efektif dalam mengubah pemahaman peserta dari kategori kurang dan cukup menjadi kategori baik.</p>Ika Nilawati, Guntur Ratih Prestifa Herdinata, Nasri, Fiore Elang Arsyandi, Deni Irwansyah
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/4041Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000Program SMART (Smart Eating And Living For Teens) sebagai Upaya Edukasi Interaktif Peningkatan Kualitas Kesehatan Remaja
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/4021
<p><em>The current lifestyle of adolescents shows a tendency towards unhealthy consumption patterns, especially the high consumption of fast food, foods high in sugar, and sugary drinks. This phenomenon also occurs at SMA Negeri 2 Ungaran, where easy access to unhealthy foods affects students' eating habits. This kind of consumption pattern risks increasing the prevalence of obesity, type 2 diabetes mellitus, and other metabolic diseases from a young age. Through nutrition education activities conducted to students in grades X and XI, interactive approaches such as visual simulation of sugar levels, understanding nutrition labels, and inspirational stories were used to increase students' awareness of the importance of healthy eating. The results of the activity showed a significant increase in student knowledge, as evidenced by the increase in pre-test scores from 56 to 85 in the post-test. In addition, most of the students expressed their commitment to reduce their consumption of unhealthy food and drinks and start bringing healthy lunches from home. This activity also highlighted the importance of education on food-drug interactions, which are often overlooked but can interfere with therapeutic effectiveness and nutritional status. With a good understanding of nutrition, adolescents are expected to become agents of change who not only take care of their own health, but also contribute to spreading health information in the surrounding environment. Continuous education and participatory approaches are key in building nutrition literacy and healthy consumption behavior among adolescents.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Gaya hidup remaja saat ini menunjukkan kecenderungan pola konsumsi yang tidak sehat, khususnya tingginya konsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi gula, dan minuman manis. Fenomena ini juga terjadi di SMA Negeri 2 Ungaran, di mana akses mudah terhadap makanan tidak sehat memengaruhi kebiasaan makan siswa. Pola konsumsi semacam ini berisiko meningkatkan prevalensi obesitas, diabetes melitus tipe 2, dan penyakit metabolik lainnya sejak usia muda. Melalui kegiatan edukasi gizi yang dilakukan kepada siswa kelas X dan XI, pendekatan interaktif seperti simulasi visual kadar gula, pemahaman label gizi, dan cerita inspiratif digunakan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya pola makan sehat. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan siswa yang signifikan, dibuktikan dengan kenaikan skor pre-test dari 56 menjadi 85 pada post-test. Selain itu, sebagian besar siswa menyatakan komitmen untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman tidak sehat serta mulai membawa bekal sehat dari rumah. Kegiatan ini juga menyoroti pentingnya edukasi mengenai interaksi antara makanan dan obat yang sering kali diabaikan, namun berisiko mengganggu efektivitas terapi dan status gizi. Dengan pemahaman gizi yang baik, remaja diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang tidak hanya menjaga kesehatannya sendiri, tetapi juga berkontribusi dalam menyebarkan informasi kesehatan di lingkungan sekitarnya. Edukasi yang berkelanjutan dan pendekatan partisipatif menjadi kunci dalam membangun literasi gizi dan perilaku konsumsi sehat di kalangan remaja.</p>Ita Puji Lestari, Niken Dyah Ariesti, Richa Yuswantina
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/4021Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000Membangun Lingkungan Sekolah yang Bebas dari Bullying untuk Mencegah Gangguan Kesehatan Mental pada Siswa Sekolah Dasar
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3889
<p><em>Bullying in the school environment has become one of the prominent social problems and has a major impact on the psychological development and mental health of students. Based on statistical data, in 2023, 21,241 children became victims of bullying and the highest bullying rate of 25% occurred in elementary school children. Children who experience bullying are at higher risk of experiencing mental health disorders such as anxiety, depression, social isolation, and decreased academic achievement. In the long term, these negative impacts can persist into adulthood, affecting the quality of life and mental well-being of children. Students who experience bullying at school, whether physical, verbal, or through social media (cyberbullying), often do not have access to psychological support or a safe complaint mechanism. This causes many cases of bullying to go unreported or handled properly. In addition, the involvement of parties in schools, such as teachers, other students, and parents, in preventing and handling bullying cases is often less than optimal. Bullying prevention education needs to be provided to students in elementary schools to prevent bullying in the school environment. The involvement of teachers and parents is needed to prevent bullying in the school environment. The purpose of this community service activity is to increase children's knowledge about anti-bullying and children can prevent bullying by playing games, so that they can prevent mental health disorders in school-age children.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Bullying di lingkungan sekolah telah menjadi salah satu masalah sosial yang menonjol dan berdampak besar pada perkembangan psikologis serta kesehatan mental siswa. Berdasarkan data statistik, pada tahun 2023, 21241 anak menjadi korban bullying dan angka bullying tertinggi 25% terjadi pada anak sekolah dasar. Anak-anak yang mengalami bullying berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, isolasi sosial, hingga menurunnya prestasi akademik. Dalam jangka panjang, dampak negatif ini dapat bertahan hingga dewasa, memengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan mental anak. Siswa yang mengalami bullying di sekolah, baik fisik, verbal, maupun melalui media sosial (cyberbullying), sering kali tidak memiliki akses terhadap dukungan psikologis atau mekanisme pengaduan yang aman. Hal ini menyebabkan banyak kasus bullying yang tidak dilaporkan atau ditangani dengan baik. Selain itu, keterlibatan pihak-pihak di sekolah, seperti guru, siswa lain, dan orang tua, dalam pencegahan dan penanganan kasus bullying sering kali kurang optimal. Edukasi pencegahan bullying perlu diberikan kepada siswa di sekolah dasar perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah. Perlu peran serta antara guru dan orangtua untuk mencegah terjadinya bullying di lingkungan sekolah. Tujuan kegiatan pengabdian ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan anak tentang anti bullying dan anak dapat melakukan pencegahan bullying dengan melakukan permainan, sehingga dapat mencegah gangguan kesehatan mental pada anak usia sekolah.</p> <p> </p>Natalia Devi Oktarina, Fiki Wijayanti, Zulmi Roestika Rini
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3889Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000Edukasi Gout Arthritis dan Senam Ergonomik untuk Meningkatkan Pengetahuan Serta Kesehatan Lansia di Panti Wening Wardoyo Ungaran
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3988
<p><em>Gout Arthritis is a form of arthritis that often occurs in the elderly, especially due to an unhealthy lifestyle and lack of physical activity. Health education and physical interventions such as ergonomic exercises can be effective strategies to improve the understanding and health conditions of the elderly. This community service activity aims to provide education about Gout Arthritis and ergonomic exercises in improving the knowledge and health of the elderly at Panti Wening Wardoyo, Ungaran. A total of 48 elderly people participated in educational activities and ergonomic exercise practices. Participants' knowledge was measured using a multiple choice question instrument before (pretest) and after (posttest) the intervention. The pretest results showed that 8.33% of participants were in the "Very Good" category, 45.83% "Good", 33.33% "Fair", and 12.50% "Poor". After being given education, the post test results showed a significant improvement, with 72.92% of participants in the "Very Good" category and 27.08% in the "Good" category. There were no participants who were in the "Enough" or "Poor" categories in the post test. Education regarding Gout Arthritis and ergonomic exercises has proven to be effective in increasing the knowledge of the elderly and is recommended to be implemented on an ongoing basis in promotive and preventive efforts in social care environments.</em></p> <p> </p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><em>Gout Arthritis</em> merupakan salah satu bentuk <em>arthritis</em> yang sering terjadi pada lanjut usia (lansia), terutama akibat gaya hidup yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik. Edukasi kesehatan dan intervensi fisik seperti senam ergonomik dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan pemahaman serta kondisi kesehatan lansia. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dosen Program Studi Farmasi, Dosen program studi PJOK dan dibantu oleh mahasiswa farmasi yang bertujuan untuk memberikan edukasi tentang Gout Arthritis dan senam ergonomik dalam meningkatkan pengetahuan serta kesehatan lansia di Panti Wening Wardoyo, Ungaran. Sebanyak 48 lansia menjadi partisipan dalam kegiatan edukasi dan praktik senam ergonomik. Pengetahuan peserta diukur menggunakan instrumen soal pilihan ganda sebelum (pretest) dan sesudah intervensi (post test). Hasil pretest menunjukkan bahwa 8,33% peserta berada dalam kategori "Sangat Baik", 45,83% "Baik", 33,33% "Cukup", dan 12,50% "Kurang". Setelah diberikan edukasi, hasil post test menunjukkan peningkatan signifikan, dengan 72,92% peserta berada dalam kategori "Sangat Baik" dan 27,08% dalam kategori "Baik". Tidak ada peserta yang berada dalam kategori "Cukup" maupun "Kurang" pada post test. Edukasi mengenai <em>Gout Arthritis</em> dan senam ergonomik terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan lansia dan disarankan untuk diterapkan secara berkelanjutan dalam upaya promotif dan preventif di lingkungan panti sosial.</p>Al Hajar Fuadatus Zurroh, Melati Aprilliana Ramadhani, Ika Nilawati
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3988Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000Edukasi Metode Stimulasi Bicara Flash Card untuk Pencegahan Speech Delay di PAUD Tunas Buana
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3897
<p><em>Speech development in early childhood is important because it affects cognitive development. The developmental delay that is often experienced by children is speech development. Speech delay in children is the development of speech ability that is lacking and their ability is below the speech ability of children of the same age which can be seen based on articulation and choice of words to be spoken. Children with speech delays need to be given appropriate stimulus, either from parents, teachers, caregivers, or people around them. Flash cards are one of the media that can be given in the learning process and can be used as a stimulus that can be given to children who experience speech delays. This community service aims to provide education to educators and parents at Tunas Buana PAUD about the speech stimulation method using flash cards, as well as to help detect speech delay early. The methods used are socialization, education and practice. Community service activities entitled Education on Flash Card Speech Stimulation Methods for Preventing Speech Delay at Tunas Buana PAUD have succeeded in increasing the understanding and ability of parents and teachers about stimulating speech ability in children using flash card media.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Perkembangan bicara pada anak usia dini penting karena mempengaruhi perkembangan kognitifnya. Keterlambatan perkembangan yang sering dialami oleh anak adalah perkembangan bicara. Keterlambatan bicara (speech delay) pada anak merupakan perkembangan kemampuan bicara yang kurang serta kemampuannya berada di bawah kemampuan berbicara pada anak seusianya yang dapat dilihat berdasarkan artikulasi dan pemilihan kata yang akan diucapkan. Anak dengan keterlambatan bicara perlu diberikan stimulus yang sesuai baik itu dari orangtua, guru, pengasuh, ataupun orang yang ada di sekitarnya. Flash card merupakan salah satu media yang dapat diberikan dalam proses belajar dan dapat dijadikan sebagai stimulus yang dapat diberikan kepada anak yang mengalami keterlambatan bicara. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para pendidik dan orang tua di PAUD Tunas Buana tentang metode stimulasi bicara menggunakan flash card, sekaligus membantu deteksi dini speech delay.Metode yang di guankan adalah sosialaisasi, edukasi dan praktik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul <em>Edukasi Metode Stimulasi Bicara Flash Card untuk Pencegahan Speech Delay di PAUD Tunas Buana</em> telah berhasil meningatakn pemahaman dan ekmampuan orang tua dan guru tentang stimulai kemampuan bicara pada anak deengan mengguankan medi flash card.</p>Cahyaningrum, Masruroh
Copyright (c) 2025 INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE)
https://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/3897Thu, 29 May 2025 00:00:00 +0000