Sports Collaboration Journal https://jurnal.unw.ac.id/index.php/SCJ <div class="body"> <div class="description"> <div style="border: 2px #444F71 solid; padding: 3px; background-color: #f0ffff; text-align: left;"> <ol> <li class="show">Nama Jurnal: Sports Collaboration Journal</li> <li class="show">Singkatan: SCJ</li> <li class="show">Frekuensi: -</li> <li class="show">ISSN: Print - | Online -</li> <li class="show">Editor in Chief:Nur Amin</li> <li class="show">DOI: 10.35473/SCJ</li> <li class="show">Akreditasi : -</li> <li class="show">Penerbit: Universitas Ngudi Waluyo Program Studi IKOR</li> </ol> </div> <p>Sports Collaboration Journal</p> </div> </div> en-US nuramin@unw.ac.id (Nur Amin) ekonurhermansyah@unw.ac.id (Eko Nur Hermansyah) Thu, 06 Jul 2023 00:00:00 +0000 OJS 3.3.0.13 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK SNACK BAR BERBASIS TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG KACANG MERAH SEBAGAI SPORTS FOODS https://jurnal.unw.ac.id/index.php/SCJ/article/view/2211 <p><em>Adequate intake of energy and nutrients are the key of athlete’s performance. Recent studies showed that lack of nutrients intake had been found in athlete. Snack bar based on mocaf and red bean have been included in criteria for sports foods. Foods products with low glycemic index are well-known have a beneficial for maintaining blood glucose levels, including for athletes. To identify the glycemic index and glycemic load of snack bar with mocaf and red bean. The research included pre-experimental with 10 subjects taken by purposive sampling. Blood glucose levels were taken with a strip test branded auto check in the capilleries. The glycemic index was analyzed using Incremental Area Under the Blood Glucose Response Curve (IAUC) method. Glycemic load is calculated by multiplying the glycemic index by the available carbohydrate/portion divided by 100. Analysis of those using a computer program. The glycemic index of snack bar made form mocaf and red bean is 51,92%, while the glycemic load is 19.39. The glycemic index of snack bar made form mocaf and red bean is in the low category, while the glycemic load is the medium category.</em></p> <p>Abstrak</p> <p>Asupan energi dan zat gizi yang dipenuhi dengan tepat menjadi kunci performa atlet saat latihan dan bertanding. Asupan gizi atlet yang masih kurang masih sering ditemui. <em>Snack bar</em> berbahan mocaf dan kacang merah berkriteria <em>sports foods</em>. IG yang rendah pada makanan bagi atlet bermanfaat menjaga kestabilan kadar glukosa darah. Mengidentifikasi IG dan BG <em>snack bar</em> berbahan dasar mocaf dan kacang merah. Penelitian termasuk pra eksperimental pre-post test control group dengan 10 subjek remaja putri diambil dengan teknik <em>purposive sampling.</em> <em>Snack bar </em>dibuat dari tepung mocaf dan tepung kacang merah dengan formula 50%:50%. Kadar glukosa darah diambil pada pembuluh darah kapiler menggunakan alat bermerek <em>Autocheck.</em> IG dianalisa menggunakan metode<em> Incremental Area Under the Blood Glucose Response Curve</em> (IAUC) diperoleh dari pemeriksaan kadar glukosa darah subyek penelitian. Perhitungan BG dengan cara IG dikalikan dengan <em>available carbohydrate/</em>porsi dibagi 100. IG dan BG dianalisa menggunakan perangkat lunak dalam komputer<em>.</em> IG <em>snack bar</em> berbahan mocaf dan kacang merah yaitu 51,92%, sedangkan BGnya sebesar 19,39. <em>Snack bar</em> berbahan mocaf dan kacang merah termasuk ber-IG rendah, sedangkan BG-nya termasuk kategori sedang.</p> Galeh Septiar Pontang, Dyah Kartika Wening, Rana Nur Azizah Copyright (c) 2023 Sports Collaboration Journal https://jurnal.unw.ac.id/index.php/SCJ/article/view/2211 Thu, 06 Jul 2023 00:00:00 +0000 MANAJEMEN ASOSIASI SEPAKBOLA KABUPATEN (ASKAB) PSSI WONOSOBO https://jurnal.unw.ac.id/index.php/SCJ/article/view/2318 <p><em>Wonosobo is one of those cities where this hasn’t happened in recent years had good football achievements. Problems such as ineffective communication between organizations and parties that play an important role in determining good performance and there are no adequate training infrastructure.This study aims to find out how the management of the PSSI Wonosobo Regency Football Association is in implementing management functions in the PSSI Wonosobo Regency Football Association. This type of research is descriptive and qualitative. Data collection methods by observation, interviews, and documentation. Research subjects consisted of 6 respondents, namely 2 administrators, 2 coaches, and 2 Wonosobo football athletes. The data analysis techniques used is data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study are (1) The implementation of the ASKAB PSSI Wonosobo program has been carried out well, (2) The training facilities and infrastructure are still very limited, (3) The management organization of the ASKAB PSSI Wonosobo program is in the process of improving the quality of performance. The conclusion from the results of this study is that the management of ASKAB PSSI Wonosobo which consuls of planning, organizing leadership and supervision has not gone well, there is still much that needs to be improved to make ASKAB PSSI Wonosobo even better.</em></p> <p>Abstrak</p> <p>Wonosobo adalah salah satu kota yang tidak memiliki kesuksesan sepakbola yang bagus dalam beberapa tahun terkahir. Masalah seperti komunikasi yang tidak efektif antara organisasi dan pihak yang berperan penting dalam menentukan kinerja yang baik dan kurangnya infrastruktur pelatihan yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen pengelolaan Asosiasi Sepakbola Kabupaten PSSI Wonosobo dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen di Asosiasi Sepakbola Kabupaten PSSI Wonosobo. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari 6 responden yaitu 2 pengurus, 2 pelatih, dan 2 atlet sepakbola Wonosobo. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini yaitu (1) Pelaksanaan program ASKAB PSSI Wonosobo sudah dilaksanakan dengan baik, (2) Sarana dan prasarana latihan yang masih sangat terbatas, (3) Penyelenggaraan program ASKAB PSSI Wonosobo saat ini sedang meningkatkan kualitas kinerjanya. Kesimpulan tentang hasil penelitian ini adalah manajemen ASKAB PSSI Wonosobo yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian kepemimpinan serta pengawasan belum berjalan dengan baik, masih banyak yang perlu ditingkatkan untuk menjadikan ASKAB PSSI Wonosobo lebih baik lagi. </p> Afton Agata, Sugiarto Copyright (c) 2023 Sports Collaboration Journal https://jurnal.unw.ac.id/index.php/SCJ/article/view/2318 Thu, 06 Jul 2023 00:00:00 +0000 PROGRAM GERAKAN MASYARAKAT SEHAT (GERMAS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBER KABUPATEN REMBANG https://jurnal.unw.ac.id/index.php/SCJ/article/view/2174 <p><em>The lack of society's comprehension in implementing the healthy living community movement program is the main factor in increasing the risk of noncommunicable diseases. This study aims to find out of healthy living community movement program in Sumber Subdistrict Public Health Center, Rembang. This research uses a qualitative research method. The speakers in this study are the parties having principal task and function in GERMAS program. Data collection methods use interviews, observations, and documentation. The results showed that communications in implementation of healthy living community movement are done through socialization, counseling at village hall, and Sumber Subdistrict Public Health Center's social media. The targets of socialization in this study were 776 people with hypertension, 418 people with diabetes mellitus, and 153 people with Posbindu PTM. The socialization method used is by conducting a self-examination and then being given education The availability of human resources and infrastructure resources in implementation of healthy living community movement is feasible. The disposition execution in implementation of healthy living community movement in Sumber Subdistrict Public Health Center is suitable with programs and guidances. The bureaucratic structure in implementation of healthy living community movement in Sumber Subdistrict Public Health Center has SOP and the performance is suitable with SOP.</em></p> <p>Abstrak</p> <p>Kurangnya pemahaman masyarakat dalam melaksanakan program GERMAS menjadi faktor utama meningkatnya resiko penyakit tidak menular. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui program gerakan masyarakat hidup sehat di wilayah kerja Puskesmas Sumber Kabupaten Rembang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun narasumber pada penelitian ini adalah pihak-pihak yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam program GERMAS. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi dalam gerakan masyarakat hidup sehat dilakukan dengan cara sosialisasi dan penyuluhan di balai desa, serta memanfaatkan media sosial Puskesmas Sumber. Sasaran sosisalisasi dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi berjumlah 776 orang, diabetes melitus berjumlah 418 orang, dan Posbindu PTM berjumlah 153 orang. Metode sosialisasi yang digunakan adalah dengan melakukan pemeriksaan diri kemudian diberikan edukasi. Ketersediaan sumber daya manusia dan sarana prasarana dalam implementasi gerakan masyarakat hidup sehat memadai dan sudah layak. Pelaksanaan disposisi dalam implementasi gerakan masyarakat hidup sehat sudah sesuai dengan program dan pedoman. Struktur birokrasi dalam implementasi gerakan masyarakat hidup sehat memiliki SOP dan pelaksanaannya sudah sesuai SOP.</p> Ahmad Khoiruzzad, Said Junaidi Copyright (c) 2023 Sports Collaboration Journal https://jurnal.unw.ac.id/index.php/SCJ/article/view/2174 Thu, 06 Jul 2023 00:00:00 +0000 TATA LAKSANA GIZI OLAHRAGA PADA ATLET SILAT DI TAPAK SUCI PUTRA MUHAMMADIYAH SUKABUMI https://jurnal.unw.ac.id/index.php/SCJ/article/view/1602 <p><em>Pencak silat is an achievement sport characterized by a highly competitive climate, thus demanding athletes to have high performance and endurance. Management of sports nutrition is very important for athletes to help optimize their performance. This study aims to describe the management of sports nutrition in silat athletes at the Tapak Suci Putra Muhammadiyah Sukabumi. This research is a descriptive research with a case study method. The case subjects were two silat athletes with an intake of less than 50% of the total daily nutritional requirement. Case monitoring was carried out for seven days, the data collected included primary data, secondary data and interview results. The results of the 24-hour recall of the athlete's first nutritional intake before being given the intervention only fulfilled 31% (1190 kcal) of the daily nutrient requirement (2943 kcal). The second athlete only fulfills 21% (710 kcal) of the daily nutrient requirement (2782 kcal). The diet therapy given is a balanced diet with a target of meeting 65% and 68% (1898 kcal) of the total nutrient requirement (2943 kcal and 2782 kcal). The menu arrangement consists of ingredients that are easily accessible to athletes. The results of the recall of food intake to the intake target were the first athlete to meet 95% (1805 kcal) of the intake target (1898 kcal). And the second athlete met 78% (1479 kcal) of the intake target (1898 kcal). Based on the results of sports nutrition management starting from assessment, diagnosis, intervention and monitoring evaluation, it was found that both athletes had insufficient nutrient intake and did not meet the needs that needed to be consumed every day. With intervention, the nutritional intake of the two athletes reached 95% (1805 kcal) and 78% (1479 kcal) of the target intake (1898 kcal).</em></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p>Pencak silat merupakan olahraga prestasi yang mempunyai ciri iklim kompetitif tinggi, sehingga menuntut atlet agar memiliki performa dan daya tahan yang tinggi. Tata laksana gizi olahraga sangat penting dilaksanakan kepada atlet agar dapat membantu optimalisasi performanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tata laksana gizi olahraga pada atlet silat di Tapak Suci Putra Muhammadiyah Sukabumi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode studi kasus. Subjek kasus adalah dua atlet silat dengan asupan kurang dari 50% dari total kebutuhan gizi perhari. Pemantuan kasus dilakukan selama tujuh hari. data yang dikumpulkan meliputi data primer, data sekunder dan hasil wawancara. Hasil recall 24 jam asupan zat gizi atlet pertama sebelum diberikan intervensi hanya memenuhi 31% (1190 kkal) dari kebutuhan zat gizi harian (2943 kkal). Atlet kedua hanya memenuhi 21% (710 kkal) dari kebutuhan zat gizi harian (2782 kkal). Terapi diet yang diberikan adalah diet menu makanan seimbang dengan target memenuhi 65% dan 68% (1898 kkal) dari total kebutuhan zat gizinya (2943 kkal dan 2782 kkal). Susunan menu terdiri dari bahan makanan yang mudah diakses oleh atlet. Hasil recall intake makanan terhadap target asupan adalah atlet pertama memenuhi 95% (1805 kkal) dari target asupan (1898 kkal). Dan atlet kedua memenuhi 78% (1479 kkal) dari target asupan (1898 kkal). Berdasarkan hasil tata laksana gizi olahraga mulai dari assesmen, diagnosis, intervensi dan monitoring evaluasi didapatkan bahwa kedua atlet memiliki asupan zat gizi yang masih kurang dan belum sesuai dengan kebutuhan yang perlu di asup setiap hari. Dengan adanya intevernsi, asupan zat gizi kedua atlet telah mencapai 95 % (1805 kkal) dan 78 % (1479 kkal) dari target asupan (1898 kkal).</p> Awalukin Arianto Copyright (c) 2023 Sports Collaboration Journal https://jurnal.unw.ac.id/index.php/SCJ/article/view/1602 Thu, 06 Jul 2023 00:00:00 +0000 HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DENGAN IMT (INDEKS MASSA TUBUH) ATLET SEPAKBOLA PERSEKA PATI https://jurnal.unw.ac.id/index.php/SCJ/article/view/2180 <p><em>An athlete's food intake must meet all the nutrients the body needs to replace the energy lost due to daily activities, especially training. Adequacy of nutritional needs can be seen from a person's nutritional status. This study aims to determine the relationship between the intake of nutrients (protein, carbohydrates and fat) with the Body Mass Index (BMI) of Perseka Pati football athletes. This study uses a descriptive correlation method. The subjects in this study were 15 athletes using a purposive sampling technique. Instruments in this study included 24-hour recall and the Nutrisurvey application to determine nutrient intake, body scales to calculate body weight, microtoice to measure height and the BMI formula to calculate Body Mass Index. Data were analyzed using a descriptive test to describe the characteristics of the respondents and Spearman's test to determine the relationship between the variables of nutrient intake and nutritional status. The results of this study were that there was no relationship between carbohydrate intake p-value = 0.07, protein intake p-value = 0.13 and fat intake p-value = 0.50 with BMI. There is no relationship between food intake (protein, carbohydrates and fat) with the BMI of Perseka Pati football athletes</em></p> <p>Abstrak</p> <p>Asupan makanan seorang atlet harus memenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk mengganti energi yang hilang dari akibat aktivitas sehari-hari khususnya latihan. Tercukupinya kebutuhan zat gizi dapat dilihat dari status gizi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi (protein, karbohidrat dan lemak) dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) atlet sepakbola Perseka Pati. Penelitian ini menggunakan metode <em>descriptive correlation</em>. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 15 atlet dengan menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Instrumen dalam penelitian ini antara lain <em>Recall</em> 24 jam dan aplikasi <em>Nutrisurvey</em> untuk mengetahui asupan zat gizi, timbangan badan digunakan untuk menghitung berat badan, <em>microtoice</em> digunakan untuk mengukur tinggi badan serta menggunakan rumus IMT untuk menghitung Indeks Massa Tubuh. Data dianalisis menggunakan uji deskriptif untuk mengetahui gambaran karakteristik responden, uji <em>spearman’s</em> untuk mengetahui hubungan antara variabel asupan zat gizi dengan status gizi. Hasil dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan antara asupan karbohidrat nilai <em>p-value</em> = 0,07, asupan protein <em>p-value</em> = 0.13 dan asupan lemak <em>p-value</em> = 0.50 dengan IMT. Tidak terdapat hubungan antara asupan makanan (protein, karbohidrat dan lemak dengan IMT atlet sepakbola Perseka Pati</p> Alvin Fitra Alvin Rahmana, Anies Setiowati Copyright (c) 2023 Sports Collaboration Journal https://jurnal.unw.ac.id/index.php/SCJ/article/view/2180 Thu, 06 Jul 2023 00:00:00 +0000