Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TGT (Team Game Tournament) bagi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Magelang
DOI:
https://doi.org/10.35473/dwijaloka.v2i1.927Abstract
Pembelajaran matematika di sekolah masih dirasakan kurang berhasil walaupun sudah disesuaikan dengan perkembangan berpikir peserta didik. Sebagai mata pelajaran yang berfungsi mendukung mata pelajaran lain, seharusnyalah pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep matematika baik. Namun pada kenyataannya hasil belajar peserta didik pada bidang matematika pada umumnya belum sesuai yang diharapkan. Bedasarkan pengalaman peneliti, hal tersebut juga terjadi di SMA Negeri 5 Magelang. Setelah proses pembelajaran berlangsung selama kurang lebih 2 bulan pada semester gasal, rata-rata ulangan harian di kelas X, masih jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75.00). Diantara kelas X yang peneliti ajar, kelas yang nilai rata-rata ulangan hariannya paling rendah adalah kelas X I yaitu 58.45, ketuntasan klasikal 26.67 % dan dengan tingkat keaktifan mengikuti pelajaran juga paling rendah(rata–rata skor keaktifan 15.50). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 5 Magelang pada standar kompetensi memahami konsep logaritma melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). Sebanyak 30 siswa kelas X I dilibatkan dalam kegiatan ini. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dimana setiap siklus terdiri atas dua putaran. Siklus I jumlah anggota tujuh dan delapan orang, siklus II sebanyak 3 dan 4 orang. Data tentang hasil belajar siswa diperoleh melalui ulangan tes akhir siklus dan keaktifan siswa diperoleh melalui pengamatan partisipasi aktif anggota kelompok sebagai tingkah laku yang mencerminkan keaktifan belajar yang dilakukan oleh obsrever. Penelitian ini dilakukan pada semester gasal Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik meningkat secara signifikan setelah menggunakan model kooperatif teknik Team Game Ttournament (TGT). Jika dibandingkan dengan penggunaan metode sebelumnya pada pra siklus ketuntasan klasikal 26.67 % meningkat menjadi 70.00 % pada siklus I kemudian meningkat lagi menjadi 86.67 % pada siklus II, nilai rata-rata kelas pada pra siklus sebesar 58.45 meningkat menjadi 74.66 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 78.90 pada siklus II. Hasil kajian juga menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I, yaitu dari keaktifan rendah (rata-rata skor 15.50), meningkat menjadi keaktifan tinggi (rata-rata skor 25.50) dan pada siklus II meningkat lagi menjadi sangat tinggi (rata-rata skor 33.93).
Kata Kunci: Team Game Tournament, Keaktifan belajar, Hasil Belajar
Â
References
Arikunto, S. (2007). Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008).
Cetakan Ketujuh, hlm, 3.
Asrori. (2009) Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan Kompetensi Profesional Guru,
Yogyakarta: Multi Press.
Kemmis, S & McTaggart, R. (1990).
The Action Research Plamer. Victoria: Deakin
University Pers.
Septina, E. D. (2010). Prestasi Belajar
Matematika Siswa Yang Belajar Melalui Diskusi Kelompok Beranggota 3, 5, dan 7 Orang
Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Salatiga Semester
Tahun Ajaran 2009/ 2010, Sripsi, Salatiga: Program Studi Pendidikan Matematika
FKIP UKSW.
Slavin, R. E. (2009). Cooperative Learning: teori, riset dan Praktik. Bandung: Nusa
Media.
Published
Issue
Section
License
Copyright notice:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)