Determinan Stunting pada Balita Di Puskesmas Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2020

Authors

  • Dorsinta Siallagan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten
  • Desi Rusiana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten
  • Ela Susilawati

DOI:

https://doi.org/10.35473/ijm.v4i1.668

Abstract

The problem of stunting is one of the nutritional problems faced in the world, especially in poor and developing countries. Toddlers with stunting are more at risk of having a low Intelligence Quotient compared to toddlers who are growing well. In 2018, the prevalence of stunting in Tangerang Regency (38%) was higher than the national prevalence (30.8%). This study aims to determine the most dominant factor in the incidence of stunting in the Tangerang District Public Health Center. The research method used was descriptive analytic with a cross sectional study approach. Research Location at the Rajeg Community Health Center, Tangerang Regency. The population in this study were all toddlers who were stunting as many as 211 and a sample of 138 respondents. Sampling using accidental sampling technique. The results showed that stunting was very short at 28.2%. Bivariate analysis using the Chi-Square test. There was a significant relationship between age (p = 0.000), knowledge (p = 0.000), history of ANC (p = 0.023), LBW (p = 0.005) exclusive breastfeeding (p = 0.001), dietary habits (p = 0.005) and history of disease (p = 0.005) with incidence of stunting. The multivariate results showed that the most dominant factor in the incidence of stunting was the high risk age at pregnancy with an OR of 9,333. It is hoped that government programs through related agencies, health workers provide counseling about high-risk age during pregnancy, run the 4T program so that women do not get pregnant when they are too young, too old, too close to birth distances and too many children, other government programs such as Age Maturation Marriage

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Ela Susilawati

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten

References

Arisman, (2010). dr. Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC

Cunningham, F, G; et al (2006). Obstetri William; Komplikasi Bedah dan Medis Pada Kehamilan. Jakarta: Penerbit EGC

Desyanti, C., & Nindya, T. S. (2017). Hubungan riwayat penyakit diare dan praktik higiene dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Simolawang, Surabaya. Amerta Nutrition, 1(3), 243-251.

Dinas Kesehatan Provinsi Banten. (2013). Profil Kesehatan Kota Banten.

Fajrina, N., & Utami, F. S. (2016). Hubungan Faktor Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita di Puskesmas Piyungan Kabupaten Bantul.

Fatimah, I. (2013). Berat lahir sebagai faktor dominan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di Kelurahan Harapan Mulya Kota Bekasi tahun 2013= Birthweight as a dominant factor of stunting among children aged 24-59 months at Harapan Mulya Sub District in Bekasi City 2013

Fitri, L. (2018). Hubungan BBLR Dan Asi Ekslusif Dengan Kejadian Stunting Di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru. Jurnal Endurance, 3(1), 131-137.

Hanum, N. L., & Khomsan, A. (2012). Pola asuh makan, perkembangan bahasa, dan kognitif anak balita stunted dan normal di Kelurahan Sumur Batu, Bantar Gebang Bekasi. Jurnal Gizi dan Pangan, 7(2), 81-88.

Hutasoit, M., Utami, K. D., & Afriyliani, N. F. (2020). KUNJUNGAN ANTENATAL CARE BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING. JURNAL KESEHATAN SAMODRA ILMU, 11(1), 38-47.

Irsyadhi, M. D. (2019). HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA DIBAWAH 5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANGETAYU-Studi Observasional pada Balita Stunting di Puskesmas Bangetayu (Doctoral dissertation, Universitas Islam Sultan Agung) Anindita, P. (2012). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein & Zinc dengan Stunting (Pendek) pada Balita Usia 6 35 Bulan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 1(2), 18764.

Jiang, Y., Su, X., Wang, C., Zhang, L., Zhang, X., Wang, L., & Cui, Y. (2015). Prevalence and risk factors for stunting and severe stunting among children under three years old in midâ€western rural areas of C hina. Child: care, health and development, 41(1), 45-51.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. Direktorat Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI.

MCA- Indonesia. Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Stunting, MCA- Indonesia Versi 01-2 April 2014.

Ngaisyah, R. D. (2015). Hubungan sosial ekonomi dengan kejadian stunting pada balita di Desa Kanigoro, Saptosari, Gunung Kidul. Medika Respati: Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(4).

Olsa, E. D., Sulastri, D., & Anas, E. (2018). Hubungan sikap dan pengetahuan ibu terhadap kejadian stunting pada anak baru masuk Sekolah Dasar di kecamanatan Nanggalo. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(3), 523-529.

Rahmawati, L. A., Hardy, F. R., & Anggraeni, A. (2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stunting Sangat Pendek dan Pendek pada Anak Usia 24-59 Bulan di Kecamatan Sawah Besar. JURNAL ILMIAH KESEHATAN MASYARAKAT: Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat, 12(2), 68-78.

Setyawati, V. A. V. (2018). Kajian Stunting Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Kota Semarang. Proceeding of The URECOL, 834-838

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, CV

UNICEF. (2013) The World Bank Child Malnutrition Database Estimates for 2012 and Launch of Interactive Data Dashboards. WHO.

Downloads

Published

2021-03-31

How to Cite

Siallagan, D., Rusiana, D., & Susilawati, E. (2021). Determinan Stunting pada Balita Di Puskesmas Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2020. Indonesian Journal of Midwifery (IJM), 4(1), 1–16. https://doi.org/10.35473/ijm.v4i1.668

Issue

Section

Articles