Aktivitas Antibakteri Buah Laban (Vitex pubescens V) yang Tumbuh di Dalam dan di Luar Kawasan Geothermal Ie Seum Aceh Besar terhadap Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis

Antibacterial Activity Of Laban Fruit (Vitex pubescens V) Which Grows In And Outside Geothermal Areas Ie Seum Aceh Besar Against Propionibacterium acnes AND Staphylococcus epidermidis

Authors

  • Rasidah Poltekkes Kemenkes Aceh
  • Jeni Windiyasari Poltekkes Kemenkes Aceh
  • Vonna Aulianshah Poltekkes Kemenkes Aceh
  • Munira Poltekkes Kemenkes Aceh
  • Noni Zakiah Poltekkes Kemenkes Aceh
  • Rini Handayani Poltekkes Kemenkes Aceh

DOI:

https://doi.org/10.35473/ijpnp.v7i01.2619

Keywords:

Vitex pubescens Vahl, Geothermal, Propionibacterium acnes, Staphylococcus epidermidis

Abstract

Acne can be caused by clogged skin pores causing red spots, inflammation and infection. Infections of the skin can be caused by the bacteria Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. One plant that has antibacterial potential is laban. Laban plants usually live freely scattered in terrestrial and hilly areas, one of which is in the Ie Seum area in Aceh Besar Regency which is a geothermal area in Aceh. The Ie Seum area has a higher soil pH and temperature compared to other areas (non-geothermal). This study was conducted to determine the difference in antibacterial activity between laban fruit extract (Vitex pubescens V) growing inside and outside the geothermal area of Ie Seum Aceh Besar in inhibiting the growth of Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis using disc diffusion method. Microbiological test results obtained the diameter of the inhibitory zone against Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis  respectively geothermal laban fruit extract (14.33±1.21 mm and 12.66±1.69 mm) and laban fruit extract outside geothermal (14.83±1.69 mm and 11.41±2.28 mm) and chloramphenicol (19.66±1.88 mm and 22.00±2.50 mm). Anova test results are known to be very influential laban fruit extract (P = 0.000) on the growth of Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Duncan's further test results found that laban fruit extracts inside and outside the geothermal region had no real difference in inhibiting the growth of Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. The difference in growing place did not provide a difference in antibacterial activity from laban fruit extract (P<0.005).

 

ABSTRAK

Jerawat dapat disebabkan karena tersumbatnya pori-pori kulit sehingga menimbulkan bintik merah, peradangan dan infeksi. Infeksi pada kulit dapat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai antibakteri adalah laban. Tanaman laban biasanya hidup tersebar secara bebas di daerah teresterial dan perbukitan, salah satunya pada kawasan Ie Seum di Kabupaten Aceh Besar yang merupakan daerah geothermal di Aceh. Kawasan Ie Seum memiliki pH tanah dan suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya (non geothermal). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri antara ekstrak buah laban (Vitex pubescens V) yang tumbuh di dalam dan di luar kawasan geothermal Ie Seum Aceh Besar dalam menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis menggunakan metode difusi cakram. Hasil uji mikrobiologi diperoleh diameter zona hambat terhadap Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis berturut-turut ekstrak buah laban geothermal (14,33±1,21 mm dan 12,66±1,69 mm); ekstrak buah laban di luar geothermal (14,83±1,69 mm dan 11,41±2,28 mm) serta kloramfenikol(19,66±1,88 mm dan 22,00±2,50 mm). Hasil uji Anova diketahui ekstrak buah laban sangat berpengaruh (P=0,000) terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Hasil uji lanjut Duncan diperoleh bahwa ekstrak buah laban di dalam dan di luar kawasan geothermal tidak memiliki perbedaan nyata dalam menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Perbedaan tempat tumbuh tidak memberikan perbedaan aktivitas antibakteri dari ekstrak buah laban (P<0,005).

References

Afnizar, M. A. M., Mahdi, N., & Zuraidah, Z. (2018). Uji aktivitas anti bakteri ekstrak daun mahkota dewa phaleria macrocarpa terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Prosiding Seminar Nasional Biotik, 4(1).

Anggita, A., Fakhrurrazi, F., & Harris, A. (2018). Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun putri malu (Mimosa pudica) terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Veteriner, 2(3), 411–418.

Hafsari AR, T. Cahyanto, T. Sujarwo, R. I. L. (2015). Uji aktivitas antibakteri daun beluntas. Jounal Istek, 9(1), 142–161.

Hidayat, M. (2018). Analisis vegetasi dan keanekaragaman tumbuhan di kawasan manifestasi geotermal ie suum Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Biotik: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi Dan Kependidikan, 5(2), 114–124.

Irtania, P. (2021). Isolasi senyawa metabolit sekunder dari fraksi aktif antibakteri daun laban (Vitex pubescens Vahl) Skripsi Sarjana Kimia. Universitas Andalas.

Munira, M., Zakiah, N., Handayani, R., & Nasir, M. (2022). Potensi antimikroba ekstrak daun jamblang (Syzygium cumini L.) dari kawasan geothermal Ie Seum Aceh Besar. Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 5(1), 98–107. https://doi.org/10.36387/jifi.v5i1.915

Purba, T.G. B. 2018 cit. Nabillah, R. 2021. (2021). Prevalensi dermatitis seboroik di poli kulit dan kelamin Rsud Meuraxa Kota Banda Aceh Periode Tahun 2016-2019. Jurnal Health Sains, 2(1), 24–32.

Putri, S. (2018). Daya hambat ekstrak daun kopi robusta (Coffea canephora) terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans.

Rahmawati, N., Sudjarwo, E., & Widodo, E. (2014). Uji aktivitas antibakteri ekstrak herbal terhadap bakteri Escherichia coli. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science), 24(3), 24–31.

Rakhmawatie, M. D., & Marfu’ati, N. (2023). Pembuatan simplisia dan teknik penyiapan obat tradisional jahe merah dan daun pepaya untuk standardisasi dosis. Berdikari: Jurnal Inovasi Dan Penerapan Ipteks, 11(1).

Rubianti, I., Azmin, N., & Nasir, M. (2022). Analisis skrining fitokimia ekstrak etanol daun golka (Ageratum conyziodes) sebagai tumbuhan obat tradisional masyarakat bima. JUSTER: Jurnal Sains Dan Terapan, 1(2), 7–12.

Safitri, T. M., Khatimah, H., & Edyson, E. (2021). Aktivitas antibakteri infus kayu laban (Vitex pubescens Vahl.) terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Homeostasis, 4(2), 283–290.

Sampelan, M. G., Kundre, D. P. R. M., & Program. (2017). Hubungan timbulnya Acne Vulgaris dengan tingkat kecemasan pada remaja di SMPN 1 Likupang timur Meiching. E-Journal Keperawatan (e-Kp), 5((1)), 1689–1699.

Sapara, T. U. (2016). Efektivitas antibakteri ekstrak daun pacar air (Impatiens balsamina l.) terhadap pertumbuhan porphyromonas gingivalis. Pharmacon, 5(4).

Setiawati. (2017). Utilization Of laban wood (Vitex pubescens vahl) as raw materials traditional charcoal By Communitis: A Case Study At Jembayan Village East Kalimantan. International Journal of Scientific & Technology Research, 6(2), 122–127.

Shakespeare W. (2014). Bakteri Staphylococcus epidermidis. Pap Knowl Towar a Media Hist Doc, 5(4), 12–58.

Sirait, E. U., Khotimah, S., & Turnip, M. (2014). Ekstrak buah Laban ( Vitex pubescens Vahl ) sebagai penghambat pertumbuhan Salmonella thypi dan Staphylococcus aureus. Protobiont, 3(3), 40–45.

Wahyuni. (2020). Perbedaan daya hambat kombinasi ekstrak daun legundi (Vitex trifolia l.) dan virgin coconut oil terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Med Hangtuah, 19(1), 1–9.

Downloads

Published

2024-04-02