Analisis Perbandingan Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Parameter Asam Lemak Bebas

Comparative Analysis Of Cooking Oil Quality Based on Free Fatty Acid Parameter

Authors

  • Nurul Jannah Universitas PGRI Yogyakarta
  • Yuniar La Daiba Universitas PGRI Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.35473/ijpnp.v7i01.2655

Keywords:

Minyak Goreng, Minyak Sawit, Titrasi, NaOH, Asam Lemak Bebas

Abstract

Palm cooking oil is a basic need for people in Indonesia. Heating the  palm cooking oil for a long time can decreased the quality of the oil, one of them is  free fatty acid parameter. This study aims to determine the free fatty acids in samples of new cooking oil and cooking oil after used. Analysis of oil quality was observed based on organoleptic and free fatty acid (FFA) parameters. The FFA value in cooking oil was carried out using the titration method, while organolepic was obtained by sensory observation. The samples were new cooking oil (A), cooking oil used twice ( B) and cooking oil used more than twice (C). The results showed that the free fatty acid value in sample A met the SNI standard (< 0.3), namely 0.0799, while the free fatty acid value in samples B and C was higher than the SNI standard, namely 0.3062 and 0.3915. Statistical analysis showed that there was a significant difference in the free fatty acid values in sample A compared to samples B and C (p<0.05). Based on this research, it can be concluded that repeated heating of cooking oil can increase the free fatty acid value significantly.

 

ABSTRAK

Minyak goreng menjadi kebutuhan pokok masyarakat di Indonesia. Pemanasan minyak goreng dalam waktu lama dapat menyebabkan penurunan kualitas minyak, salah satunya di parameter asam lemak bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asam lemak bebas dalam sampel minyak goreng baru dan minyak goreng setelah digunakan. Analisis kualitas minyak diamati berdasarkan organoleptik dan parameter asam lemak bebas (ALB). Nilai ALB dalam minyak goreng dilakukan dengan metode titrasi, sedangkan organolepik diperoleh dengan pengamatan indera. Sampel berupa minyak goreng baru (sampel A), minyak goreng 2 kali pakai (sampel B) dan minyak goreng lebih dari 2 kali pakai (sampel C). Hasil penelitian menunjukan nilai asam lemak bebas pada sampel A memenuhi standar SNI (< 0,3) yaitu 0,0799, sedangkan asam lemak bebas pada sampel B dan C lebih tinggi dari standar SNI, yaitu 0,3062 dan 0,3915. Analisis statistik menunjukan adanya perbedaan bermakna nilai asam lemak bebas pada sampel A dibandingkan dengan sampel B dan C (p<0,05). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemanasan berulang pada minyak goreng dapat meningkatkan nilai asam lemak bebas secara signifikan.

References

Alzaa, D. F., Guillaume, C., & Ravetti, L. (2018). Evaluation of Chemical and Physical Changes in Different Commercial Oils during Heating. Acta Scientific Nurtitional Health, 2(6), 2–11.

Anonim. (2015). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Anonim. (2019). SNI 7709:2019 Minya Goreng Sawit. Badan Standarisasi Nasional.

Anonim. (2020). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 201tentang Penetapan Dan Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok Dan Barang Penting. Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Badan Pusat Statistik Indonesia. (2023). Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia per Provinsi Maret 2023 (A. Chamami, B. Setiawan, & R. Nainggolan (eds.)). Badan Pusat Statistik RI.

Cao, G., Ding, C., Ruan, D., Chen, Z., Wu, H., Hong, Y., & Cai, Z. (2019). Gas chromatography-mass spectrometry based profiling reveals six monoglycerides as markers of used cooking oil. Food Control, 96, 494–498. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.foodcont.2018.10.013

Manurung, M. M., Suaniti, N. M., & Dharma Putra, K. G. (2018). Perubahan Kualitas Minyak Goreng Akibat Lamanya Pemanasan. Jurnal Kimia, 59. https://doi.org/10.24843/jchem.2018.v12.i01.p11

Muhammed Niyas, M., & Shaija, A. (2022). Effect of repeated heating of coconut, sunflower, and palm oils on their fatty acid profiles, biodiesel properties and performance, combustion, and emission, characteristics of a diesel engine fueled with their biodiesel blends. Fuel, 328, 125242. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.fuel.2022.125242

Mulyati, T. ., Pujiono, F. ., & Lukis, P. . (2015). Pengaruh lama pemanasan terhadap kualitas minyak goreng kemasan kelapa sawit. Jurnal Wiyata, 2(2), 162–168.

Nainggolan, B., Susanti, N., & Juniar, A. (2016). Uji Kelayakan Minyak Goreng Curah dan Kemasan yang Digunakan Menggoreng Secara Berulang. Jurnal Pendidikan Kimia, 8(1), 45–57. https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.410

Oktaviani, N. D. (2012). Hubungan Lamanya Pemanasan dengan Kerusakan Minyak Goreng Curah Ditinjau dari Bilangan Peroksida. Jurnal Biomedika, 1(1), 31–35. http://hdl.handle.net/11617/522

Ronitawati, P., Riantama, V., & Palupir, K. C. (2020). Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Minyak Berulang Pada Pelaku Usaha Makanan. Jurnal Riset Gizi, 8(2), 116–121. https://doi.org/10.31983/jrg.v8i2.6357

Sutanto, S., Rahman, R., & Abriana, A. (2016). Pengaruh Pengulangan Penggorengan terhadap Kandungan Asam Lemak Bebas dan Viskositas Minyak Hasil Penggorengan. Ecosystem, 16, 498–514.

Downloads

Published

2024-04-02