Analisis Keefektifan Biaya Pengobatan Pada Pasien Pneumonia Balita Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga Tahun 2018

Authors

  • Nita Tanti Wulandari Universitas Ngudi Waluyo
  • Ening Listyanti Instalasi Farmasi RSP dr. Ario Wirawan Salatiga
  • Niken Dyahariesti Universitas Ngudi Waluyo
  • Agitya Resti Erwiyani Universitas Ngudi Waluyo

DOI:

https://doi.org/10.35473/ijpnp.v2i2.276

Abstract

Pneumonia adalah infeksi akut yang menyerang jaringan paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pengobatan pneumonia yang diterapi dengan antibiotik secara efektif dapat meningkatkan efek terapeutik klinis, meminimalkan toksisitas obat mengurangi angka kejadian resistensi dan lebih ekonomis. CEA merupakan suatu metode evaluasi ekonomi yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan pemilihan alternatif terbaik pada pemilihan biaya pengobatan pneumonia. Penelitian ini bertujuan  untuk menganalisis keefektifan biaya pengobatan pada pasien pneumonia balita di rawat inap Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga   tahun 2018. Penelitian ini menggunakan merupakan penelitian non eksperimental (observasional) menggunakan pendekatan retrospektif dan dianalisis secara deskriptif. Sampel yang digunakan sebanyak 30 pasien. Sampel dianalisis sesuai dengan metode ACER dan ICER. Efektivitas terapi dilihat dari LOS. Nilai ACER: kelas VIP: Ceftriaxon + Cefixime Rp. 615.177, Cefotaxime + Gentamisin Rp.810.773.  Kelas I: Cefotaxime + Gentamisin Rp. 536.880. Kelas II: Cefotaxime Rp. 408.493, Cefotaxime + Cefixime Rp. 357.397, Cefotaxime + Gentamisin Rp. 385.488 dan Ceftriaxon + Cefixime  Rp. 325.355. Kelas III: Cefotaxime Rp. 278.740, Ceftriaxon Rp. 186.250, Cefotaxime + Gentamisin Rp. 312.734, Cefotaxime + Cefixime Rp.286.128 dan Ceftriaxon + Cefixime Rp.295.100. Nilai ICER pada kelas VIP : Ceftriaxon + Cefixime dan Cefotaxime + Gentamisin Rp. -356.967 dan pada kelas III adalah Ceftriaxon dan Cefotaxime Rp.-91.219. Pada pengobatan bronkopneumonia balita terapi antibiotik yang paling cost-effective di ruang kelas VIP adalah penggunaan antibiotik kombinasi Ceftriaxon + Cefixime, ruang kelas I adalah Cefotaxime + Gentamisin, ruang kelas II adalah Cefotaxime, dan ruang kelas III adalah Cefotaxime.

Kata Kunci           : Analisis Keefektifan Biaya, Terapi Antibiotik, Pneumonia

Pneumonia is an acute infection that attacks lung tissue caused by bacteria, viruses and fungi. Treatment of pneumonia is effectively treated with antibiotics because it can increase clinical therapeutic effects, minimizing drug toxicity reduces the incidence of resistance and more economical. CEA is an economic evaluation method that can be used in making the best decision on the selection of alternatives in the selection of pneumonia treatment costs. To analyze the effectiveness of medical expenses in pneumonia patients under five inpatient hospitalized Dr. Ario Wirawan Salatiga in 2018. This study used a non-experimental (observational) method using a retrospective approach and analyzed descriptively. The sample used was 30 patients. The samples were analyzed according to the ACER and ICER methods. The effectiveness of therapy was seen from LOS. ACER Value: VIP class: Ceftriaxon + Cefixime Rp. 615,177, Cefotaxime + Gentamisin Rp.810,773. Class I: Cefotaxime + Gentamisin Rp. 536,880. Class II: Cefotaxime Rp. 408,493, Cefotaxime + Cefixime Rp. 357,397, Cefotaxime + Gentamisin Rp. 385,488 and Ceftriaxon + Cefixime Rp. 325,355. Class III: Cefotaxime Rp.278,740, Ceftriaxon Rp.186,250, Cefotaxime + Gentamisin Rp. 312,734, Cefotaxime + Cefixime Rp.286,128 and Ceftriaxon + Cefixime Rp.295.100. ICER scores at VIP class: Ceftriaxon + Cefixime and Cefotaxime + Gentamisin Rp. -356,967 and in class III Ceftriaxon and Cefotaxime Rp.-91,219. In bronchopneumonia treatment toddlers the most cost-effective antibiotic therapy in VIP classrooms is the use of a combination antibiotic Ceftriaxon + Cefixime, class I is Cefotaxime + Gentamisin, Class II is Cefotaxime, and Class III is Cefotaxime.

Keywords : Cost Effectiveness Analysis, Antibiotic Therapy, Pneumonia

References

Depkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI

Hartati, S., Nurhaeni, N. and Gayatri, D. (2012). Faktor risiko terjadinya pneumonia pada anak balita. Jurnal Keperawatan Indonesia. Volume 15. No.01. Hal. 13–20.

Behrman, K. J. M. R. K. H. J. R. (2013). Nelson : Ilmu Kesehatan Anak Esensial (Edisi 6). Jakarta. Hal. 883

Kemenkes RI (2011). Permenkes RI NO 2406/Menkes/Per/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Hal. 1–63.

Kemenkes RI (2013). Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013. Jakarta: Kemenkes RI.

Nalang, A., Citraningtyas, G. and Lolo, W. A. (2018). Analisis Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness Analysis) Pengobatan Pneumonia Menggunakan Antibiotik Seftriakson dan Sefotaksim di RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. Manado: Volume 7.

Salamah, U. (2017). Analisis Cost-Effectiveness Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Pediatrik Di Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tahun 2016. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sunyataningkamto, Iskandar, Z., Alan, R.T., Budiman, I., Surjono, A., Wibowo, T., Lestari, E.D., & Wastoro, D. (2004). The role of indoor air pollution and other factors in the incidence of pneumonia in under-five children. Paediatrica Indonesiana, 44(1-2), 25-29.

Ostapchuk M, Roberts DM, H. R. (2004). Community-acquired pneumonia in infants and children. Am Fam Physician.

WHO (2014) United Nations Children’s Fund. Committing to Child Survival: A Promise Renewed. Progress Report.

Downloads

Published

2019-10-16

Issue

Section

Articles