Literature Review Penatalaksanaan Kasus Stunting pada Balita
Keywords:
penatalaksanaan, stunting, balitaAbstract
Toddler is an age where growth and development occur very rapidly. Adequate nutritional intake is very important to help the development and growth of toddlers. Unbalanced nutritional intake can lead to various disorders of physical and intellectual growth, which will eventually cause them to become a lost generation, and the country will lose quality human resources. One of the problems that arise due to lack of nutritional intake is the problem of stunting. The problem of stunting is not only a national problem but a global problem, especially in poor and developing countries. In 2017, 22.2% or around 150.8 million children under five in the world experienced stunting, of which half of the world's stunted children came from Asia (55%) while more than a third (39%) lived in Africa. Data on the prevalence of stunting under five were collected by the World Health Organization (WHO), Indonesia is included in the third country with the highest prevalence in the Southeast Asia/South-East Asia Regional (SEAR) region. The average prevalence of stunting under five in Indonesia in 2005-2017 was 36.4% (Ministry of Health, 2018). Stunting is caused by three factors, namely individual factors which include food intake, birth weight, and health conditions; household factors which include the quality and quantity of food, resources, number and structure of the family, parenting, health care, and services; and environmental factors which include socio-economic infrastructure, education services and health services. This literature review aims to determine the method of managing stunting in toddlers. The research method used in this study is a literature review. Article searches were carried out using Google Scholar with the keywords stunting management in toddlers. The selected articles are Indonesian language articles published from 2011 to 2021 as many as five articles that can be accessed in full text in pdf format. Based on several journals that have been reviewed, stunting is a problem caused by a lack of nutritional fulfillment and from several other factors. In the management of stunting, of course it can be done to improve nutrition for toddlers themselves, nutritional counseling for toddlers, providing complementary foods to infants and toddlers with nutritional standards and using the kangaroo method for newborns with low birth weight, these efforts must be carried out by both parents.
Abstrak
Balita merupakan usia dimana masa pertumbuhan dan perkembangannya terjadi sangat pesat. Asupan gizi yang cukup sangat penting membantu perkembangan dan pertumbuhan bagi balita. Asupan gizi yang kurang seimbang dapat memunculkan berbagai gangguan pertumbuhan fisik dan intelektualitas, yang akhirnya akan menyebabkan mereka menjadi generasi yang hilang (lost generation), dan dampak yang luas negara akan kehilangan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu masalah yang muncul yang disebabkan kurangnya asupan gizi adalah masalah stunting. Masalah stunting merupakan bukan hanya masalah yang secara nasional melainkan permasalahan global khususnya di negara - negara miskin dan berkembang. Pada tahun 2017 terdapat 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting dimana setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia (55%) sedangkan lebih dari sepertiganya (39%) tinggal di Afrika. Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 adalah 36,4% (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Stunting disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor individu yang meliputi asupan makanan, berat badan lahir, dan keadaan kesehatan; faktor rumah tangga yang meliputi kualitas dan kuantitas makanan, sumber daya, jumlah dan struktur keluarga, pola asuh, perawatan kesehatan, dan pelayanan; serta faktor lingkungan yang meliputi infrastruktur sosial ekonomi, layanan pendidikan dan layanan kesehatan. Tujuan dari literatur review ini untuk mengetahui metode penatalaksanaan stunting pada balita. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah literature review. Penelusuran artikel dilakukan menggunakan Google Cendekia dengan kata kunci penatalaksanaan stunting pada balita. Artikel yang dipilih adalah artikel berbahasa Indonesia yang dipublikasikan sejak tahun 2011 sampai dengan 2021 sebanyak lima artikel yang dapat diakses fulltext dalam format pdf. Berdasarkani beberapa jurnal yang telah ditelaah, stunting merupakan masalah yang disebabkan karena terdapat kekurangan pemenuhan gizi serta dari beberapa faktor lain. Dalam penatalaksanaan stunting tentu dapat dilakukan pembenahan gizi bagi balita sendiri, penyuluhan gizi balita, pemberian makanan pendamping pada bayi dan balita dengan standar gizi dan pengunaan metode kanguru bagi bayi baru lahir dengan BBLR, upaya ini harus dilakukan oleh kedua orangtua.
References
Kristianto, Y., Sulistyarini, T., & Kediri, S. R. B. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Bayi Umur 6–36 Bulan. Jurnal STIKes, 6(1), 99-108.
Khanifah, M., Chabibah, N., & Setyaningsih, P. 2017. Analisa Proximat dan Uji Coba Rasa Produk Fortifikasi Bubuk Daun Kelor (Moringa Oleifera) dalam Susu Kedelai. URECOL, 365-370.
Oyeyinka, A. T. and S. A. Oyeyinka. 2016. "Moringa oleifera as a food fortificant: recent trends and prospects." Journal of the Saudi Society of Agricultural Sciences.
Shiriki, D., et al. 2015. "Nutritional evaluation of complementary food formulations from maize, soybean and peanut fortified with moringa oleifera leaf powder." Food and nutrition sciences 6(05): 494.
Kustiyah, L., Syarief, H., Hardinsyah, H., Rimbawan, R., & Suradijono, S. H. 2014. Pengaruh intervensi makanan kudapan terhadap peningkatan kadar glukosa darah dan daya ingat anak sekolah dasar. Media Gizi dan Keluarga, 30(1).
Sengev, A. I., et al. 2013. "Effect of Moringa oleifera leaf powder supplementation on some quality characteristics of wheat bread." Food and nutrition sciences 4(3): 270.
Tanziha, I., Prasojo, G., Rahmawati, I., & Rusmawati, D. 2013. PENGARUH PEMBERIAN KUDAPAN TERHADAP STATUS GIZI DAN STATUS ANEMI SISWA SDN PASANGGRAHAN 2 PURWAKARTA (The effect of snack intervention on student nutritional and anemia status at Pasanggrahan 2 elementary school, Purwakarta District). Ekologia, 13(1), 35-50.Dewey
KG dan Begum K. Long-term Consequences Of Stunting In Early Life. Blackwell Publishing Ltd Maternal and Child Nutrition. NCBI. 2011: Vol (7): 5-18 [diakses tanggal 30 Mei 2014] Available from:http://www.ncbi.nlm.nih.gov
Nasikhah R. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-36 Bulan Di Kecamatan Semarang Timur, Semarang. JKM. 2012: Vol (1): 56-64[diakses tanggal28 November 2021]
Ni’mah, K., & Nadhiroh, S. R. 2016. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Media Gizi Indonesia, 10(1),13-19.
Supariasa, I. and D. Nyoman .2012. "Pendidikan dan konsultasi gizi." Jakarta: Penerbit
buku kedokteran ECG.
Nurina, R. 2017. Program Pemberian Makanan Tambahan untuk Peningkatan Status Gizi Ibu Hamil dan Balita di Kecamatan Cilamaya Kulon dan Cilamaya Wetan, Karawang. JURNAL CARE: JURNAL RESOLUSI KONFLIK, CSR, DAN PEMBERDAYAAN, 1(1).Jurnal LINK, 15 (2), 2019, 23 - 23 DOI: 10.31983/link.v15i2.4845
Pengaruh Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Pemberian Makanan Tambahan yang Baik untuk Balita (Doctoral dissertation,UNIVERSITAS SEBELAS MARET).