Remaja Sehat (RESEH) Sebagai Upaya Promosi Kesehatan Reproduksi Remaja

Authors

  • Maksima Maksima Universitas Ngudi Waluyo, FIK
  • Puspa Nidia Universitas Ngudi Waluyo, FIK
  • Yustervina Selan Universitas Ngudi Waluyo, FIK
  • Zipora Rahayu Universitas Ngudi Waluyo, FIK
  • Vistra Veftisa Universitas Ngudi Waluyo, FIK
  • Risma Aliviani Putri Universitas Ngudi Waluyo, FIK
  • Ari Widyaningsih Universitas Ngudi Waluyo, FIK
  • Kartika Sari Universitas Ngudi Waluyo, FIK

Keywords:

Adolescent, Reproduvtive Health

Abstract

Background : Adolescence is a transition period characterized by physical, emotional and psychic changes. The development of adolescence is towards maturity.  This process is a process to achieve stress in various aspects of physical, psychic and emotional.  From a health point of view, deviant actions in adolescents that will worry, namely sexual deviance in the form of free sex, the spread of venereal diseases, pregnancy outside of marriage or unwanted pregnancy among adolescents and the use of illegal drugs, in addition if the adolescent's knowledge is not good about the treatment of reproductive organs can cause venereal diseases, so that the need for adolescents to know about the importance of reproductive health in order to prevent the occurrence of behavioral irregularities.

Method: Implementation of activities carried out in Leyangan, East Ugaran with the method of providing health education on reproductive health which is divided into 2 stages of implementation. Data collection instruments in the form of questionnaires through medi google form

Results: 8 teens (72%) less knowing about the reproductive organs, but after being given counseling the knowledge of adolescents is increasing with good criteria (36%) and enough (36%). 3 teens (27%) not knowing less about reproductive health, but after being given counseling on reproductive health obtained 2 adolescents (18%) with good knowledge criteria, 5 teenagers (45%) sufficient knowledge criteria, and 4 adolescents (36%) knowledge criteria become less, this can be due to the difficulty of signals in the Leyangan area so that teenagers do not focus on doing post-test problems.2 teenagers (18%) lack of knowledge about NAPZA, but after being given counseling on NAPZA adolescent knowledge is increasing with good criteria (100%).3 adolescents (28%) do not know about Sexually Transmitted Diseases (STDs), but after being given counseling on PMS adolescent knowledge is increasing with good criteria (91%), enough (9%) and less (0%).

Conclusion: RESEH counseling activities become one of the partner efforts to increase adolescent knowledge about reproductive health education and preventive measures of deviant behavior in adolescents

 

Abstrak

Latar Belakang : Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Perkembangan masa remaja merupakan  menuju  kedewasaan.  Proses ini  merupakan  proses  untuk  mencapai kemasakan  dalam  berbagai  aspek fisik, psikis dan emosi.  Dari  sudut  pandang kesehatan, tindakan menyimpang pada remaja yang akan menghawatirkan yakni penyimpangan seksual yang berupa seks bebas, penyebaran penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah atau kehamilan tidak  dikehendaki  di  kalangan  remaja dan penggunaan obat terlarang, selain itu apabila pengetahuan remaja kurang baik tentang perawatan organ reproduksi dapat menimbulkan penyakit kelamin, sehingga diperlukannya remaja mengetahui tentang pentingnya kesehatan reproduksi supaya dapat mencegah terjadinya penyimpangan perilaku.

Metode: Pelaksanan kegiatan dilaksanakan di Leyangan, Ugaran Timur  dengan metode pelaksanaan pemberian pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi yang terbagi menjadi 2 tahap pelaksanaan. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner melalui medi google form

Hasil: 8 remaja (72%) kurang mengetahui tentang organ reproduksi, tetapi setelah diberikan penyuluhan pengetahuan remaja semakin meningkat dengan kriteria baik (36%) dan cukup (36%). 3 remaja (27%) kurang mengetahui tentang kesehatan reproduksi, tetapi setelah diberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi didapatkan 2 remaja (18%) dengan kriteria pengetahuan baik, 5 remaja (45%) kriteria pengetahuan cukup, dan 4 remaja (36%) kriteria pengetahuan menjadi kurang, hal ini dapat dikarenakan susahnya sinyal yang ada di daerah Leyangan sehingga remaja tidak fokus dalam mengerjakan soal post-test.2 remaja (18%) kurang mengetahui tentang NAPZA, tetapi setalah diberikan penyuluhan tentang NAPZA pengetahuan remaja semakin meningkat dengan kriteria baik (100%).3 remaja (28%) belum mengetahui tentang Penyakit Menular Seksual (PMS), tetapi setelah diberikan penyuluhan tentang PMS pengetahuan remaja semakin meningkat dengan kriteria baik (91%), cukup (9%) dan kurang (0%).

Kesimpulan: Kegiatan penyuluhan RESEH menjadi salah satu upaya mitra untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang pendidikan kesehatan reproduksi dan tindakan 

References

Asiah, Nur. 2016. Pengaruh Penyuluhan dalam Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Pengurus Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa UHAMKA. ARKESMAS. Volume 1, Nomor 2.

Badan Narkotika Nasional RI. 2012. Tingkat Pemakaian NAPZA. Jakarta: BNN RI.

________________________. 2013. Perkembangan Ancaman Bahaya Narkoba di

Indonesia Tahun 2008-2012. Jakarta.

_______________________. 2019. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja. Jakarta.

BKKBN. 2013. Bimbingan Teknis Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas yang Komprehensif. Jakarta: BKKBN.

Effendy, Nasrul. 2012. Dasar –Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Ed. 2). Jakarta: EGC.

Ernawati, hery. 2018. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja di Daerah Pedesaan. Indonesian Journal for Health Sciences. Vol. 02 No. 01. P. 58-64. Dalam http://journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS/,Allrightsreserved

Ismiati,Sabarudin,Husin dkk. Reproductive Health Problems in Adolescents in Banten Province. Global Medical & Health Communication (GMHC) Vol 7 No.1 2019.

Iswanti DI, Suhartini S & Supriyadi. 2007. Koping Keluarga Terhadap Anggota Keluarga yang Mengalami Ketergantungan Narkoba di Wilayah Kota Semarang. Nurse Media Journal of Nursing. Vol 1. Dalam https://ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/view/316

Kementrian Kesehatan RI. 2015. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta.

Nasution, Sri Lilestina. 2012. Pengaruh Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Remaja di Indonesia. Widyariset. Vol 15. No. 1 p.75-84. Dalam https://doi.org/10.22146/jp.49521

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sarwono, WS. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wahyuni. 2012. Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Bineka Cipta.

Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku Manusia.. Yogyakarta: Nuha Medika.

World Health Organization. 2009. Promoting adolescent sexual and reproductive health through schools in low income countries. Dalam http://whqlibdoc.who.int/hq/2009/WHO_FCH_CAH_ADH_09.03_eng.pdf

Yarza, H.N., Maesarohm Eka Kartikawati. 2019. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Dalam Mencegah Penyimpangan Seksual. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 16 No. 1. Dalam https://doi.org/10/21009/sarwahita.161.08 diakses pada tanggal 22 Oktober 2020.

Published

2020-12-17